Jisoo terdiam dengan mata melebar mendengar pertanyaan Seokjin. Seokjin sendiri masih memandangnya dengan serius. Jisoo menelan ludahnya. Mendadak napas di sekitarnya menjadi sulit diraihnya. Padahal Jisoo sudah bersiap ketika Seokjin menanyakan ini, tapi kenapa dia masih merasa gugup sampai sekarang? Seokjin sendiri masih menunggu jawabannya.
Jisoo akhirnya menghela napasnya. Tampaknya tidak ada gunanya lagi hanya diam. Jisoo mengangguk dan mata Seokjin melebar. “Iya. Itu benar. Aku menyadari kau benar-benar mencintaiku setelah kejadian kau melindungiku. Aku akhirnya memberanikan diri untuk percaya dan memberikanmu kesempatan. Aku memaafkanmu. Jae adalah anak kandungmu, bukan Namjoon. Kau telah lama bersamanya, Jae juga pasti sedih kalau aku tidak lagi bersamamu. Jadi—”
“Jadi, kau mau bersama denganku? Kau rela? Kau memaafkanku dan memberikan diriku kesempatan lagi?!” sela Seokjin dengan senangnya. Kebahagiaan terpancar di matanya.
Jisoo mengembangkan senyumannya, mengangguk. “Iya. Tapi, kumohon padamu satu hal.” Jisoo terdiam sejenak, seperti tengah mengumpulkan keberanian, lalu dia melanjutkan, “Jangan pernah mengecewakanku lagi. Fakta kau adalah orang yang memperkosaku, menghancurkan hidupku, sudah cukup membuatku hancur. Aku mencintaimu. Kumohon, jangan berikan aku kekecewaan lagi, Seokjin-ah,” mohon Jisoo dengan mata yang berkaca-kaca. Jujur. Jisoo sangat takut tentang hal ini.
Seokjin sendiri terdiam beberapa saat. Memperhatikan Jisoo yang begitu memohon dan tampak takut. Rasa bersalah mencuat di dalam hatinya. Seokjin kemudian menarik Jisoo masuk ke dalam pelukannya, memeluk Jisoo erat. Jisoo juga turut membalas pelukan Seokjin erat akhirnya dengan air mata mengalir, Seokjin tidak jauh berbeda. Seokjin mengecup puncak kepala Jisoo.
“Maaf. Maaf sudah pernah membuatmu kecewa, Jisoo-ya. Tapi, aku bersumpah, aku tidak akan pernah membuatmu kecewa lagi. Tidak akan. Hanya akan ada kebahagiaan,” ucap Seokjin dengan serius membuat Jisoo tersenyum. Senyuman kebahagiaan.
“Kuharap kau—”
“Jadi, anak itu bukan anak Namjoon, tapi Seokjin? Yang memerkosamu adalah Seokjin?!”
Jisoo menghentikan kalimatnya ketika kalimat itu sudah terdengar terlebih dahulu. Mata Jisoo dan Seokjin sama-sama melebar. Terkejut. Jisoo spontan melepaskan pelukan dan menoleh untuk mengetahui siapa sumber suara yang dikenalinya itu. Jisoo rasanya tak bisa bernapas melihat siapa di sana.
Ibunya, Hana.
Seokjin juga rasanya nyaris tak bisa bernapas. Di dalam kepalanya, dia bertanya-tanya Hana sudah mendengar berapa banyak.
“E-Eomma,” panggil Jisoo gemetar. Kekhawatiran langsung merayapinya.
Sedangkan Hana, dengan mata masih melebar dan mata yang mulai memanas dan berkaca-kaca, berjalan menghampiri Jisoo dan Seokjin. Dia masih tidak menyangka dengan apa yang didengarnya. Padahal, awalnya dia kembali sebentar karena ingin memberikan vitamin kepada Jisoo. Dia takut, Jisoo akan kurang sehat karena terlalu fokus menjaga Seokjin dan memintanya untuk menjaga kesehatan. Tapi, dia malah mendengar percakapan mereka yang mengejutkan.
Seokjin sendiri berusaha untuk tetap tenang, lalu memaksakan senyumannya karena dia tahu, Jisoo sudah tidak mampu untuk tenang lagi.
“E-Eomma, kau di sini? Bukankah aku sudah meminta Jungkook untuk mengantarmu pulang? Apakah kau—”
“Diam kau!”
“Seokjin!”
Namun, Seokjin tidak menyelesaikan kalimatnya ketika tamparan keras sudah melayang ke pipinya. Saking kerasnya, kepalanya sampai tertoleh ke samping. Jisoo sendiri tentu terkejut ketika ibunya menyela kalimat Seokjin disertai dengan tamparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario✅
RomanceAhn Jisoo adalah gadis yang hamil di luar pernikahan. Kesalahan fatal yang terjadi di masa lalu membuatnya sangat menyesal dan akhirnya menumbuhkan benih yang sudah dilahirkannya yakni Jae. Semua ini membuatnya diusir oleh keluarganya. Ayahnya sanga...