Scenario Part 22

257 39 4
                                    

Bibi Kim—begitulah semua orang memanggil salah satu asisten rumah tangga yang bekerja di rumah Ahn Jiho dan Ahn Hana—orang tua Jisoo. Bibi Kim sedang menyapu ruang tamu rumah keluarga Ahn. Hingga tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, Bibi Kim akhirnya berjalan ke pintu dan membukanya. Tampak keterkejutan di mata Bibi Kim melihat siapa yang datang.

“N-Nona Jisoo?” Bibi Kim memandang Jisoo dengan tatapan tak percaya.

Jisoo mengembangkan senyumannya. Lama tidak melihat asisten rumah tangga Bibi Kim membuat Jisoo benar-benar merindukannya. Entah sudah berapa lama Jisoo tidak menginjakkan kaki di rumah ini.

Jisoo sendiri memberikan senyuman hangat kepada Bibi Kim. Jisoo tidak menyangka Bibi Kim masih bekerja di sini. “Halo, Bibi Kim," sapa Jisoo dengan senyuman hangatnya.

“Nona Jisoo, anda di sini. Anda datang.”

Asisten rumah tangga itu terharu melihat Jisoo di sana. Walau Jisoo bukan putrinya, namun dia sudah menganggap Jisoo seperti putri kandungnya sendiri. Menemukan Jisoo kembali ke sini, berdiri di hadapannya membuatnya sangat bahagia. Bahkan, dia tidak bisa menahan kakinya untuk mendekat dan memeluk Jisoo dengan erat. Jisoo juga tentu membalas. Seokjin hanya berdiri di tempatnya dengan senyuman lembutnya, melihat mereka berdua saling berpelukan dengan hangat dan nyaman.

“Aku sangat merindukanmu, Nona,” ujar Bibi Kim dengan pelukan semakin erat.

Jisoo merasakan matanya memanas dan semakin berkaca-kaca. Jisoo membalas pelukannya tidak kalah erat. “Aku juga, Bi,” balasnya. Keduanya berpelukan cukup lama sampai akhirnya dilepas juga. Wajah keduanya basah karena air mata. Jisoo menarik napas dalam. Mengingat apa tujuan utamanya kemari. Jadi, Jisoo berusaha untuk tetap tenang. “B—Bibi, apakah kau tahu di mana Ayah dan Ibu? Aku ingin bertemu dengannya,” ucap Jisoo dengan senyuman hangatnya.

Namun, Bibi Kim raut wajahnya langsung berubah. “A—Apa? Nona ingin bertemu dengannya?” tanyanya dengan tatapan tak percaya. Jisoo tahu apa alasannya. Tentu Bibi Kim sudah tahu sebenci apa ayahnya padanya setelah dia hamil di luar nikah.
“Iya, Bi. Dan aku tahu apa yang kau pikirkan. Ada hal penting yang harus aku bicarakan dengan Ayahku. Jadi, di mana Ayah dan Ibu?” tanya Jisoo lagi.

Bibi Kim itu tampak ragu. Namun, akhirnya membalas karena dia tidak ada pilihan lain. “Tuan dan Nyonya ada di ruang kerja Tuan. Mereka sedang mengobrol,” jawab Bibi Kim akhirnya membuat Jisoo lega dan mengucapkan terima kasih.

Bibi Kim mengangguk, sebelum akhirnya dia menyadari kehadiran Seokjin.

Bibi Kim memandang Seokjin dengan tatapan penuh selidik. Sebelum dia mendekat ke arah Jisoo dan berbisik, “Jisoo, siapa pria ini? Apa jangan-jangan dia pria yang sudah membuat penderitaanmu dan memutuskan bertanggung jawab?” bisiknya dengan tatapan tajam ke arah Seokjin. Jika sampai benar, tentu dia ingin menghajar pria ini habis-habisan.

Jisoo melebarkan matanya, memandang Seokjin dengan tatapan tak enak karena pasti Seokjin mendengarnya. Namun, Seokjin hanya tersenyum kaku. Walau berbisik, Seokjin di samping Jisoo tetap bisa mendengarnya. Walau samar-samar, Seokjin tahu apa inti bisikan itu.

“B—bukan, Bibi. Justru dia adalah penyelamat di dalam hidupku. Dia seperti pahlawan yang muncul di film superhero. Dia..” Jisoo tersenyum ke arah Seokjin. “Malaikat hidupku,” sambungnya membuat Seokjin tidak bisa menahan senyumannya.

Sedangkan Bibi Kim terlihat bingung. Menyadari itu, Jisoo segera menjelaskan, “Intinya Seokjin bukan pria yang membuatku hamil kala itu. Tapi, pria lain. Kami bertemu, lalu saling mencintai. Dia adalah tetanggaku. Kakak Jungkook. Kami bertemu, berkenalan, lalu saling mencintai. Tujuan kami kemari karena..” Jisoo menghentikan kalimatnya sampai di sana. Pipinya sudah memanas dan memerah karena malu.
Sedangkan Bibi Kim menatap penasaran. “Karena?” tanyanya, meminta Jisoo untuk melanjutkan ucapannya.

Scenario✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang