“Hyung!”
Seokjin tersadar dari lamunannya setelah mendadak Jungkook berteriak. Dia memandang adiknya yang tengah menatapnya heran membuatnya yakin, dia tadi melamun lagi saat Jungkook sedang menjelaskan projek kerja sama mereka dengan CEO perusahaan lain. Seokjin menghela napasnya. Dia meremas kuat sebelah tangannya kuat, berkali-kali berkata dalam hati agar dia fokus. Pasalnya, tadi saat rapat, Jungkook menyadari jika Seokjin melamun dan tidak mendengarkan. Jadi, Jungkook meminta Seokjin untuk datang ke ruangannya dan dia menjelaskan. Namun Seokjin lebih banyak melamun juga.
Jungkook meletakkan berkasnya di atas meja, menatap Seokjin serius. “Hyung, sebenarnya ada apa?” tanya Jungkook serius. Selama di kantor, Seokjin mengerti, Jungkook berusaha bersikap menjadi seorang adik sekaligus CEO.
Seokjin mengusap wajahnya. “Maaf.”
“Apa masalahmu? Kurasa akhir-akhir ini, pekerjaanmu tidak terlalu banyak. Aku sudah menghimbau agar memberikanmu keringanan karena kau baru saja bekerja disini. Lalu, apa masalahmu?” tanya Jungkook. Wajahnya benar-benar serius. Tapi beberapa detik setelahnya, dia bisa menduga penyebab lain Seokjin seperti ini. “Kau memikirkan kedekatan Jisoo dan Junho?” tebaknya, tepat sasaran.
Seokjin menggumam untuk menjawabnya. Lebih baik jujur.
“Astaga, apa yang kau pikirkan, Hyung? Dia pria yang baik. Bukankah kau bilang kau dekat dengan mereka hanya untuk memastikan pria itu baik atau tidak? Tenanglah. Aku percaya, dia baik Hyung.”
“Apa yang kau tahu? Kau saja selalu di kantor.”
“Lisa saja mengatakan dia pria yang baik, Jisoo juga. Hanya saja, kau memang selalu berpikir buruk tentangnya. Iya kan?” tanya Jungkook dan Seokjin hanya diam. Tidak bisa membantah atau mengelak karena itu semua benar.
Jungkook geleng-geleng kepala. “Hyung, kau tidak perlu khawatir. Jisoo Noona akan baik-baik saja bersamanya. Aku percaya. Jae bahkan menyukai pria itu. Jisoo Noona akan menikah dengannya juga, lebih baik kau jangan terlalu dekat dengan Jisoo Noona dan terang-terangan tidak menyukainya. Itu bisa membuatnya tidak nyaman dan kesal. Jisoo Noona sebentar lagi akan menjadi istrinya.” Kabar pernikahan Jisoo yang akan dilaksanakan dengan Junho ternyata sudah sampai di telinga Jungkook juga—pikir Seokjin.
“Kenapa aku harus menjauh dari Jisoo?” tanya Seokjin dengan tatapan sinis.
Jungkook sempat terkejut mendapat tatapan itu, tapi detik selanjutnya dia bisa tetap tenang. “Apalagi? Tentu saja karena Jisoo Noona adalah calon istri Junho. Mereka akan menikah. Tidak harus menjauh, hanya saja kau jangan terlalu dekat dengan Jisoo Noona melebihi Junho. Kau harus lebih menjaga jarak.”
Seokjin marah mendengarnya. Dia tidak terima harus jauh dari Jisoo karena pria sialan itu. Dia mengepalkan tangannya di kedua sisi tubuh. Dia kemudian mendadak berdiri, mengambil berkas yang sejak tadi dia dan Jungkook bicarakan.
“Aku akan pergi dan bekerja lagi,” ucapnya.
“Hyung!”
Seokjin yang baru berjalan tiga langkah berhenti ketika Jungkook memanggilnya. Dia meremas berkas yang ada di tangannya. Dia sangat ingin keluar darisini. Pembahasannya dengan Jungkook tadi membuat suasana hatinya semakin memburuk. Bahkan ketika bertanya tujuan Jungkook memanggilnya, Jungkook terkejut ketika nada suara Seokjin mendingin seperti kesal dengannya.
“Berkasnya, aku belum membaca sepenuhnya. Kita belum selesai membahasnya juga. Kau disini saja, ketika ada yang salah, kau bisa memperbaikinya.”
Seokjin berbalik, kemudian meletakkan semua berkas di tangannya di meja Jungkook membuat Jungkook terkejut. Padahal dia hanya membutuhkan satu berkas lagi karena dia belum melihat dan membaca satu berkas itu. Tapi Seokjin memberikan semuanya. Dia ingin protes, tapi tatapan tajam Seokjin membuat nyalinya menciut. Aura Seokjin memang sangat mendominasi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario✅
RomanceAhn Jisoo adalah gadis yang hamil di luar pernikahan. Kesalahan fatal yang terjadi di masa lalu membuatnya sangat menyesal dan akhirnya menumbuhkan benih yang sudah dilahirkannya yakni Jae. Semua ini membuatnya diusir oleh keluarganya. Ayahnya sanga...