"Appa! Eomma minta aku memanggilmu juga!"
Seokjin yang awalnya memutuskan untuk pulang, menoleh. Setelah pulang kerja, dia sengaja membawakan makanan untuk Jae dan Jisoo. Seokjin berusaha agar semua tampak baik-baik saja. Seokjin tidak ingin Jisoo merasa canggung atau apapun karena kejadian kemarin. Seokjin mendekat kepada Jae dengan senyumannya. Dia bermain sebentar saja dengan Jae, menggendong Jae memutari di sekitar sini, begitu pula Iseul yang tidak mau kalah. Setelahnya, Seokjin akan segera kembali ke rumah Jungkook karena Jae dan Jisoo harus makan. Iseul mungkin akan ikut dengan Jae makan bersama kalau saja Jungkook tidak mengajak Iseul bermain di dalam rumah.
"Benarkah?" tanya Seokjin dan Jae mengangguk. "Tapi, bukankah kau dengan Eomma ingin makan?" tanya Seokjin lagi.
"Iya. Eomma memintaku untuk memanggilmu. Katanya porsinya banyak dan Appa harus makan bersama kami. Atau, perut Eomma akan gendut, aku juga," ucap Jae seraya mengelus perutnya membuat Seokjin spontan tertawa-menggemaskan sekali.
"Apa menurutmu Eomma itu gendut?" tanya Seokjin dan Jae menggeleng.
"Tidak, sih. Hanya saja Eomma pasti sangat menjaga tubuhnya," jawab Jae.
"Kenapa?"
"Aku dengar Paman Junho meminta Eomma menjaga tubuhnya agar gaun pengantinnya bagus di tubuhnya. Aku tidak tahu apakah itu yang mempengaruhi, tapi sepertinya memang itu," ucap Jae. Dia tampak ragu juga.
Sedangkan Seokjin, senyumannya perlahan luntur berganti dengan tatapan kesalnya. Namun berusaha disembunyikannya. "Sialan pria itu," gumam Seokjin dalam hati.
"Appa!"
Seokjin tersadar ketika Jae memanggilnya. Jae memiringkan kepalanya dengan kerutan di keningnya. "Apa yang Appa pikirkan? Aku sejak tadi memanggil Appa," ucap Jae membuat Seokjin terkejut karena jujur, dia tidak mendengar apapun. Sepertinya dia sedang sangat fokus dan kesal dengan Junho, pria sialan itu. Pria itu seperti melarang Jisoo untuk makan bebas demi menjaga tubuhnya. Apakah itu pria yang baik?"Oh, benarkah? Maafkan Appa," ucap Seokjin langsung. Merasa bersalah.
Untungnya Jae tersenyum lebar dan menggeleng. "Tak masalah, kata Eomma kita harus selalu memaafkan orang. Terlebih, Appa adalah Appa Jae," ucap Jae dengan bangganya membuat hati Seokjin menghangat. Walau dia bukan anaknya, Seokjin merasa sangat bahagia memiliki Jae di dalam hidupnya dan dianggap ayah Jae.
"Iya, terima-"
"Benar, Jae. Kau memang harus bisa lapang dada dan memaafkan."
Seokjin dan Jae menoleh ketika ada yang menyela ucapan Seokjin dan tatapan Seokjin berubah tidak bersahabat melihat ternyata Junho yang datang. Junho tersenyum menyebalkan, kemudian berdiri di samping Jae dan mengusap kepalanya.
"Tapi, Jae, kau membuat satu kesalahan," ucap Junho membuat kening Jae berkerut.
"Apa yang salah?"
"Kau jangan memanggilnya Appa, dia bukan Appamu. Aku akan menikah dengan Eomma. Jadi, aku yang akan menjadi Appamu. Oke?"
"Apa yang kau lakukan?" tajam Seokjin langsung. Seokjin langsung memandang Jae. "Jangan dengarkan dia. Kau bisa tetap memanggilku Appa."
"Aku yang akan menikah dengan Jisoo, Seokjin. Bukan kau," balas Junho.
"Kau-"
"Jae, masuk ke dalam dulu. Nanti aku menyusul. Aku ingin bicara dengannya," ucap Junho dengan senyumannya. Jae yang polos itu hanya mengangguk menurut-setelah Seokjin mengangguk juga, memintanya untuk masuk. Jae segera masuk ke dalam. Meninggalkan Seokjin dan Junho yang tengah saling berpandangan dengan tak bersahabat sama sekali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Scenario✅
RomanceAhn Jisoo adalah gadis yang hamil di luar pernikahan. Kesalahan fatal yang terjadi di masa lalu membuatnya sangat menyesal dan akhirnya menumbuhkan benih yang sudah dilahirkannya yakni Jae. Semua ini membuatnya diusir oleh keluarganya. Ayahnya sanga...