[Tolong follow akunku dulu ya sebelum baca, terima kasih]
*****
3 tahun berlalu sejak kejadian luar biasa itu terjadi, aku bahkan masih mengingat betul saat pertama kali bertemu dengannya. Dia adalah sosok gagah yang dengan lembutnya memainkan lagu...
Aku terdiam dan mulai merenungi semuanya, kamar Rolland begitu hangat dan nyaman. Banyak hal indah yang kutemukan disini, sepertinya apa yang Ray dan Rigel ceritakan tentang Rolland bisa terbaca dari kondisi kamarnya. Rolland adalah pria yang cukup ceria dan bertanggung jawab. Terlihat jelas dari bagaimana tatanan kamarnya yang begitu indah. Kamar ini tak seluas kamar Raymond dan tak seramai kamar Rigel, namun Rolland berhasil menatanya dengan sangat rapi dan indah hingga menyisakan energi positif yang penuh kehangatan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rolland sangat menyukai penelitihan dan astronomi, aku sempat melihat beberapa koleksi bukunya yang tertata rapi di raknya. Tak seperti Raymond yang jelas-jelas mengoleksi buku anatomi manusia dan Rigel yang berpacu pada dunia seni, Rolland memiliki mimpi yang begitu kompleks. Ia ingin sekali menelitih Mars dan segala hal yang ada didalamnya, setidaknya itulah yang dikatakannya didalam buku hariannya. Oke, aku tak sengaja membacanya saat buku itu tiba-tiba jatuh dari rak ketika aku mengambil sebuah buku tentang perbintangan. Aku bahkan sempat dikejutkan oleh potret Rolland bersama Athena disana, di potret itu mereka terlihat sangat bahagia saat pergi ke Colosseum dan menikmati ice cream disana. Jujur, aku memang tak bisa menahan diriku untuk tak membuka buku catatan itu dan membacanya. Jadi, aku mulai membacanya hingga akhir, dan tulisan Rolland telah memberikanku banyak sekali kejutan yang tak terduga. Ia mengupas habis permasalahan ini dengan sangat teliti beserta bukti dan data yang sudah dipersiapkannya sebelumnya.
"inikah chord yang dimaksud Rigel?" pikirku saat mengingat beberapa saat lalu.
-----
Kamar Rigel.
"thanks udah ngajarin gue cara main piano," ucapku pada Rigel.
Pria ini tak menjawab, ia hanya beranjak sembari meregangkan otot-ototnya setelah mengajarkan cara bermain piano kepadaku.
"dalam sejarah Für Elise, Beethoven meninggalkan chord asli dari lagu itu untuk disimpan oleh Therese saat dia meninggal. Jadi, gue juga akan meninggalkan chord asli gue untuk lo simpan jika nanti kita sudah tak bertemu lagi"
"apa maksud lo ngomong gitu?" tanyaku menatapnya tajam.
"kan gue bilang 'jika' berarti cuman perumpamaan. Tapi lo harus tetep simpen chord itu, okay?"
"chord apa?"
"chord milik Beethoven yang mampu mengguncangkan dunia saat dikuak"
"bisa ga sih lo ngomong ga usah terbelit-belit gitu?" kesalku.
"okay-okay, chord itu ada dikamar Rolland, kalau tidak salah ada di rak bukunya. Gue meletakkannya disamping buku tentang gue sendiri, tentang sang pemburu"
Aku terdiam mendengar ucapan sosok ini, banyak hal yang penuh teka-taki disini. Dan orang ini menambahkan teka-teki itu. Hanya saja begitu banyak teka-teki tak akan begitu menyusahkanku kan? Faktanya Ray telah menggandengku untuk menyusun kembali puzzle yang telah dikacaukan orang ini. Setidaknya seperti itu. Tapi alih-alih memikirkan teka-teki dan puzzle ini, aku lebih berpikir tentang chord asli yang pria ini ucapkan. Chord apa?