Für Elise || 1

121 18 18
                                    

Hai!

Apa kabar pembaca semuanya?
Semoga senantiasa dalam lindungan Tuhan😇

Karena ini adalah karya pertama kami. Jadi, kami benar-benar mengapresiasi siapa saja yang bisa memberikan pendapat dan masukannya dikolom komentar.

Untuk beberapa percakapan dibacaan ini mencantumkan bahasa asing, tapi kami telah menyediakan kolom bergaris bawah untuk terjemahannya.

Dan jika ada bacaan yang masih kurang bisa dipahami, silahkan tanyakan saja ya...

Thanks buat yang udah ikuti cerita kami sampai sekarang, We really appreciate it😆🙏

Jangan lupa vote dan comment nya yaa

~Enjoy the story~

≧ω≦

*****


Percayakah kamu akan adanya sebuah cinta sejati? Pasti, semua orang mempercayainya, begitupun aku.

Namun seperti halnya cinta beethoven pada sosok Therese Malfatti yang diceritakannya dalam lagu für elise, tidak ada cinta yang tak dibumbui dengan permasalahan pelik. Itulah yang membuat kisah cinta keduanya menciptakan melodi lagu yang sangat indah, hingga menjadikannya lagu paling romantis pada zamannya.

Terkadang saat aku memainkan melodi itu dengan biolaku, aku sempat membayangkan bahwa diriku adalah Therese Malfatti yang memegang not asli lagu ciptaan gurunya itu sampai akhir hayatnya.

Namun, aku menulis ini bukan untuk menceritakan perjalanan kisah cinta keduanya yang indah, melainkan kisah cintaku yang dipenuhi sesuatu yang rumit untuk dijelaskan.

3 tahun yang lalu...

"Miss Ryu, could you help me? [Nona Ryu, bisakah anda membantuku?] " ucap profesor Helena saat aku mulai mengemasi buku-buku diatas mejaku.

"yes profesor, " balasku mendekatinya.

"please take these reports to the office, [tolong antarkan laporan ini ke kantor] " ia menunjuk sebuah tumpukan kertas ujian mahasiswa hari ini.

Kutatap tumpukan itu dengan miris, ada satu kertas bertuliskan namaku diantara kertas-kertas itu.

Sejujurnya pikiranku masih diselimuti kekalutan karena susahnya materi yang diujikan pada ujian kali ini, dan kini profesor cantik yang sepertinya sangat membenciku ini seolah ingin menambah beban dalam hidupku.

Kutatap sekali lagi wajah cantiknya, ada senyuman mengintimidasi yang tengah disembunyikannya didalam sorot matanya.

"I'm happy to help you profesor, [saya sangat senang membantu anda profesor] " dan ucapan sialan itu terpaksa kulontarkan.

"great, I have a business. So just put them on my table, can you? [aku memiliki sebuah urusan. Jadi cukup letakkan saja diatas mejaku ya?] "

Aku sangat geram hingga sepertinya sebuah senyuman licik yang justru kini terbentuk dibibirku alih-alih aku ingin mengeluarkan senyuman keikhlasanku.

"YES profesor, " aku bersumpah telah menekankan ucapanku pada kalimat 'yes' itu.

"okay, have a nice day Miss Ryu. [oke, semoga harimu menyenangkan nona Ryu] "

Für EliseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang