15. Sakit Kepala

678 64 11
                                    




"Ren gila lo ya," Rena berada di jembatan tangannya sudah ia rentangkan seperti ingin bunuh diri, Alvin menarik tangan Rena dan Rena pun terjatuh ke pelukannya.

"Apa sih Vin," Rena kesal, padahal tinggal satu detik lagi hidup dia akan berakhir.

"Lo gila ya! Hanya karena Rizhan menikah lo ingin bunuh diri, gak ada gunanya bunuh diri Ren," ucap Alvin dengan nada sedikit marah kepada Rena.

"Ya gue-, untuk apa gue hidup sedangkan orang yang gue cinta?"

"Dia bahagia sama yang lain, masa lo harus bunuh diri, kalau dia bisa bahagia kenapa lo enggak? Pikir Ren jalan lo masih panjang gak berakhir di sini aja!" lalu Alvin menyeret tangan Rena untuk masuk ke dalam mobilnya dan Alvin mengantarkan Rena pulang.

_____

"Auuuu...." ringis Alika menahan pusing yang ada di kepalanya, ia memegangi beberapa lemari dan tembok untuk ia berpegang kuat menuju kamarnya.

Rizhan keluar kamar, dan melihat Alika yang kesakitan.
"Lik kenapa?" Rizhan khawatir ia langsung merangkul Alika dan membantu Alika duduk di sofa kamarnya, Rizhan mengambilkan air putih untuk Alika.

"Kepala Alika Han," adunya pada Rizhan yang duduk di sampingnya, lalu Rizhan mengambilkan minyak kayu putih, dan obat untuk Alika.

"Kenapa bisa sakit kepala sih?"

"Pusing aja Han, tadi mahkota pakaian pengantinnya berat banget, mungkin karena itu aku pusing," Rizhan mengangguk lalu selang beberapa menit Alika minum obat itu, rasa kantuknya pun bereaksi, Alika tertidur dengan posisi duduk di sofa.

"Alika-Alika, kalau merasa ngantuk itu langsung ke kasur bukan kayak gini," omel Rizhan sambil mengangkat tubuh Alika dan membaringkan tubuh Alika di atas kasur dengan pelan, lalu ia menyelimuti Alika.

"Mimpi indah bulan purnama ku," Rizhan menciumi kening Alika untuk kedua kalinya, yang pertama saat ia sehabis membacakan surah Ar-Rahman tadi, dan kali ini yang kedua.

"Semoga aku bisa mencintai kamu ya Lik, dan melupakan Rena," batin Rizhan lalu ia mengambil bantal ia tidur di lantai beralaskan karpet.

_____

"Astaghfirullahhalazim, Rizhan tidur di bawah," gumamnya lalu langsung menyelimuti Rizhan, dan ia bangun untuk shalat tahajjud.

Setelah melaksanakan shalat tahajjud, ia pun berdo'a kepada Allah.
"Ya Allah, berkahi rumah tangga Alika dan juga Rizhan, berikanlah jalan terbaik untuk keluarga kami, bukakanlah pintu hati suami Alika untuk mencintai Alika ya Allah, Aamiin ya Rabbal Alamiin," Alika pun mengusapkan kedua tangannya ke wajah, lalu menatap Rizhan yang tidur pulas itu.

"Tidur nyenyak bintang ku," batin Alika lalu ia melepas mukenanya dan melipat sajadah, ia pun kembali tidur di atas kasur, sebelum melanjutkan tidurnya ia sempat menatap wajah Rizhan yang terlihat sangat capek.

Pagi harinya Alika membuat sarapan untuk Rizhan dan juga dirinya yang akan berangkat ke kampus.
"Han makan yuk!" ajak Alika di ambang pintu, sedangkan Rizhan lagi menyisir rambutnya.

"Iya Lik bentar," Alika pun masuk ke dalam kamar itu, dan langsung meraih sisir yang ada di tangan Rizhan, Rizhan pun terdiam dengan tingkah Alika yang menyisir-kan rambutnya.

"Nah gini kan ganteng," jail Alika sambil terkekeh geli, melihat gaya rambut Rizhan yang ia sisir, pasalnya rambut yang ia sisir bukanlah gaya rambut oppa korea melainkan gaya rambut orang culun yang sering memakai kacamata.

"Ganteng dari mana, yang ada Rizhan jadi culun," omelnya, lalu membenarkan kembali rambutnya, namun nihil Alika kembali merebut sisir itu, dan kali ini ia benar-benar menyisir-kan rambut Rizhan dengan benar dan rapi. Keduanya pun makan bersama lalu berangkat menuju kampus.

_____

Alika turun lebih dulu dari mobil dibandingkan Rizhan.
"Ekhem...." Rizhan mengulurkan tangannya lalu Alika cengengesan menatap Rizhan.

"Hehe iya lupa, Assalamu'alaikum suamiku," Alika mencium punggung tangan Rizhan, lalu Rizhan memarkirkan mobilnya dengan benar.

"Wa'alaikumussalam istriku," ucapnya pelan di bagian akhir kata, sehingga Alika tak mendengar, Alika pun langsung memasuki kelasnya.

Setelah Rizhan memasukkan kelas dan duduk di kursinya, tak lama Rena pun datang ia berjalan dengan pelan, dan melalui kursinya Rizhan, Rena hanya menunduk, sedangkan Rizhan hanya meliriknya sekilas.

"Andaikan aku bisa memilih Han, aku lebih memilih untuk tidak kenal kamu sama sekali, jika harus sesakit ini melihat mu," batin Rena lalu duduk di kursinya.

Setelah dosennya memberikan materi hari ini, tinggal dua menit pelajaran di tutup, tak lama Gita yang merupakan sahabat Alika yang ada di kampus itu, dengan cepat menuju kelas Rizhan lalu memberi tahu Rizhan tentang Alika.

"Rizhan, Alika masuk UKS jatuh pingsan," ucap Gita cemas, lalu Rizhan meminta izin kepada dosennya itu, dan bergegas menuju UKS untuk menemui Alika.

"Haduh pengantin baru, paniknya minta ampun dengar istrinya pingsan," ucap dosen itu terkekeh geli melihat tingkah paniknya Rizhan.

"Biasa pak, bucin baru." ketus Aldo lalu pak dosen itu tertawa, dan ia keluar dari ruangan. Aldo dan Dimas pun menyusul ke ruang UKS.

"Kita pulang ya!" Ucap Rizhan menatapi Alika yang baru sadar dari pingsannya. Alika menggeleng.

"Yaudah ke dokter ya, tanya kamu sakit apa kek gini terus, aku khawatir ada apa, kenapa sering pusing?"

"Gak papa Han mungkin karena kecapekan," Rizhan mengangguk lalu mengelus kening Alika.

"Yeudeh Aldo kite ke kenten yek," ucap Dimas menye-menye setelah mendengar betapa khawatirnya Rizhan pada Alika.

"Ayek Dim, kite ke kenten," menye-menye dari Aldo yang berhasil membuat wajah Rizhan datar seketika, rasanya badmood kalau di menye-menye sama mereka berdua, tuh kan Rizhan jadi dingin lagi gak bucin, Aldo sama Dimas sih ganggu.

"Yaudah Lik, aku bantu kamu bangun" Rizhan membantu Alika bangun dari brankar itu, Rizhan menggandeng tangan Alika menuju kantin.

"Kita makan yah, terus nanti kamu minum obat," ucap Rizhan sambil menatap Alika, semua mata pun tertuju pada mereka saat mereka berada di koridor menuju kantin.

"Iya makasih ya Han."

"Sama-sama," Rizhan terus menggandeng tangan Alika, lalu mempercepat langkahnya, ia risih degan semua tatapan yang menuju kepada dirinya.

"Kayak gak pernah liat orang ganteng aja," batin Rizhan.

"Lah dua bucin baru ke sini juga," umpat Aldo, lalu menatap Dimas dan mengarahkan isyarat matanya menuju Rizhan dan Alika yang mencari bangku kosong untuk makan.

"Ya Allah mana bangku di meja kita ini kosong dua lagi, kita pindah kemana ya!" Gerutu Dimas menatap bingung ke arah Aldo, mereka tidak ingin lagi melihat keromantisan dari pasangan itu.

"Haa, itu dia di dekat Aldo sama Dimas ada bangku dua kosong," ucap Rizhan lalu kembali menggandeng Alika.

"Selamat duduk Han, kita makan di sana aja ya, makasih Han," ucap Aldo dengan menenteng sebuah piring yang berisikan nasi goreng itu.

"Selamat makan sepupu ku," ucap Dimas yabg juga menenteng mangkuk yang berisikan bakso itu, mereka duduk di lantai dan bersandar di dinding.

"Mereka kenapa?" Bingung Alika dengan kedua lelaki tersebut, "padahal ada dua kursi lagi, bisa kan makan bersama" imbuh Alika.

"Mereka phobia romantis Lik," bisik Rizhan lalu mereka memesan makanan.




Ululuh bucin baru😍
🌟

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang