33. Tamu Rusuh

471 51 2
                                    




Kini usia Alizha memasuki tiga bulan, Rizhan sering bermain-main bersama dengan Alizha selagi Alika membersihkan rumah.

Rizhan sedang mengasuh Alizha di pangkuannya.
"Apa nih? Anget," panik Rizhan merasa bagian ujung gamisnya basah.

"Alizha kamu pipis nak?" Rizhan menatap Alizha dengan mengerutkan keningnya.

"Aaaaa, sayang Alizha pipis." teriak Rizhan, Alika pun dengan cepat menghampiri Rizhan lalu mengangkat Alizha dan membersihkan Alizha saat itu juga.

Rizhan pun berganti pakaian dengan mulutnya yang masih menggerutu.
"Gamis baru kena kencing bayi," wajah Rizhan seperti tertekan, namun Alika hanya terkekeh melihat ekspresi wajah suaminya itu.

"Jangan gitu ya nak, kasian Abi. Hemm imut banget sih anak umi," Alika menimang-nimang putrinya itu di pangkuannya.

Rizhan dengan muka masamnya duduk di samping Alika, lalu menatap datar Alika.
"Kamu gak pakain popoknya kan?" Alika hanya mengangguk, lalu tertawa kecil.

"Yaudah aku mau ke pondok," Rizhan pun mengulurkan tangannya, Alika menyalami punggung tangan itu.

"Pintar-pintar ya sayang, jangan rewel kasian umi," Rizhan mencium kening Alizha lalu berangkat ke pondok untuk menghadiri acara di pondok.

"Alizha kamu tidur dulu yah, umi belum selesai nyuci," Alika pun menidurkan Alizha dengan sabar, dan setelah Alizha tertidur ia pun menyelesaikan pekerjaan rumahnya lagi.

Sekitar pukul empat sore Rizhan pulang dari pondok, Fira pun ikut ke rumah Rizhan untuk beberapa hari, karena sekolah Fira sedang libur.

Fira masuk dan langsung menghampiri Alizha, Fira pun membawakan beberapa boneka untuk Alizha, Alizha tertawa kegirangan melihat boneka yang ada di tangannya.

"Main sama aunty Fira ya nak," Alika datang dengan membawakan bubur untuk bayi dan juga susu yang ada di dalam dot bayi. Alika pun menyuapi Alizha dengan telaten.

_____

"Eh gue mau nginap nih di rumah Rizhan lo ikut ya," ucap Aldo sambil mengajak Dimas.

"Ngapain sih?"

"Gue mau main sama Baby Alizha."

"Gue juga mau jenguk keponakan gue. Yaudah kita malam ini ke sana jangan lupa bawain peralatan bayi, kita beli yuk!" Dimas pun mengajak Aldo ke sebuah toko perlengkapan bayi.

"Permisi ada yang bisa saya bantu," ucap salah satu pelayan toko itu.

"Beli peralatan bayi," ucap Aldo dan Dimas barengan.

"Kalau boleh tau, buat Bayi kalian berdua?" Heran pelayan itu menatap Dimas dan Aldo secara bergantian.

Dimas pun menatap Aldo kaget, "Mbak ya kali saya menikah dengan sama jenis kayak dia," ucap Dimas berhasil membuat tawa di sekitar toko itu.

"Ya soalnya saya liat kalian kompak banget, kali aja buat anak kalian." cengir pelayan toko itu.

"Dih apa lo!" Ucap Dimas sambil mengangkat kedua keningnya lalu mengambil keranjang dan pergi mencari perlengkapan untuk bayi.

"Dim, gue gak bisa milih."

"Lo jangan ikutin gue, gue malu, gue jijik!" ucap Dimas, serasa geli baginya membayangkan bahwa dia Aldo? No tidak akan.

Aldo dan Dimas pun mencari perlengkapan itu dengan berpisah, semua orang pun memperhatikan mereka berdua, jarang-jarang ada cowok muda yang belanja perlengkapan bayi seperti itu.

Salah satu ibu-ibu pun menghampiri Dimas.
"Buat siapa nak?" Tanya ibu-ibu itu mengagetkan Dimas yabg sedang memilih beberapa hiasan kepala untuk anak perempuan.

"Buat keponakan saya bu," jawab Dimas sangat sopan.

"Kamu ganteng banget sih, saya punya anak perempuan loh cocok buat kamu, kalau kamu masih single." ucap ibu itu sambil kagum dengan kegantengan Dimas.

"Oh ya sudah bu, saya duluan." Dimas pun lebih dulu menuju kasir di banding Aldo. Setelah Dimas keluar dari toko baru Aldo ke kasir dan membayar belanjanya itu.

Malam hari tiba kedua lelaki itupun ke rumah Rizhan.
"Han buka!" Ucap Dimas menggedor-gedor pintu.

Rizhan pun membuka pintu, "Kalian?"

"Boleh masuk kan?" ucap Aldo sambil mengangkat kedua alisnya, Rizhan pun mengangguk.

Kedua lelaki itupun memberikan beberapa perlengkapan yang mereka beli tadi ke Rizhan, sedangkan Alika langsung membuatkan minuman untuk mereka.

Fira bermain sama Alizha, Dimas pun ikut bermain, sedangkan Aldo lelaki itu dengan cepat mengambil stik PS Rizhan yang ada di sana.

Rizhan pun merasa rumahnya bakal tidak tenang malam ini, Rizhan hanya menatap kedua temannya dengan wajah datarnya.

"Alizha, keponakan ku." Dimas menimang-nimang Alizha menggendongnya kesana kemari, dan sambil menyanyikan beberapa lagu selagi Alizha di pangkuan dirinya.

Alika pun membersihkan kamar tamu yang satunya lagi, untuk Dimas dan Aldo.

"Han, Alizha pipis di pangkuan gue," adu Dimas yang berhasil membuat Rizhan dan Fira tertawa.

Fira pun menggendong Alizha dari pangkuan Dimas, Fira pun membawa Alizha untuk di bersihkan.

"Emang enak!" ledek Aldo tertawa terbahak-bahak melihat Dimas dengan wajah masamnya berjalan ke kamar mandi.

"Alizha awas aja kamu," gerutu Dimas saat dirinya kembali ke ruang tamu itu lalu ia ikut bermain PS di samping Aldo.

Setelah Alizha dan Fira tertidur, Rizhan pun ingin naik ke atas, tetapi kedua temannya itu mencegahnya.

"Lo temenin kita di sini, tidur bareng di sini!" tunjuk Aldo di tengah-tengah ruang tamu itu.

Alika pun turun, dan mengambilkan kasur tipis untuk ketiga pria itu tidur, setelah menyiapkan tempat untuk mereka tidur, Alika pun kembali ke atas dan tidur bersama Fira juga Alizha.

Rizhan pun naik ke atas sebentar untuk mengambil selimut. "Sayangnya Rizhan tidur nyenyak ya," Rizhan pun menciumi keningnya Alika, setelah itu dia langsung berlari menuju ruang tamu itu lagi.

"Gara-gara si tukang rusuh ini datang, abis gue gak bisa berduaan dengan Alika," gumam Rizhan sambil melirik datar ke arah Dimas juga Aldo.

"Han tolong ambilkan cemilan sama air dong, haus nih!" ucap Aldo sambil memegang lehernya tanda tenggorokannya kering karena tidak minum.

"Dih gue tuan rumah di sini, ambil aja sendiri!" sewot Rizhan setelah mendengar suruhan dari Aldo.

"Han tamu adalah raja," bela Dimas, karena cowok itu juga merasakan haus.

Dengan wajah terpaksa Rizhan pun mengambilkan air minum untuk kedua tamu rusuhnya itu.
Rizhan pun merebahkan dirinya di kasur yang akan di tidurinya bersama Dimas juga Aldo.

Rizhan pun mengirimkan sebauh pesan untuk istrinya itu.

"Sayangnya Rizhan udah tidur?"

"Ini mau tidur."

"Yaudah met bobo sayang/emot cium."

"Iyaa/emot cium."

Rizhan pun hanya membaca pesan terakhir Alika itu, lalu kedua temannya itupun memperhatikan gerak-gerik Rizhan yang senyum-senyum sendiri.

"Apa lu sirik aja? Makanya nikah," sewot Rizhan lalu memeluk guling dan ia pun dengan cepat memejamkan matanya.

Kedua pria itupun setelah berjam-jam main PS, akhirnya merekapun tidur di samping Rizhan.



RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang