17. Alika Diculik

485 57 2
                                    




Aku akan menjagamu
Semampuku dan sampai akhir hayat ku.

Rizhan Putra Muhadzib

_____

Rizhan melihat Rena dan juga Alvin yang sedang bercumbu mesra. Rizhan pun terhenti langkahnya saat ia melihat Rena.

"Kenapa berhenti Han?" Tanya Alika. Namun Rizhan hanya berdiam diri tak menyahuti Alika.

"Gak boleh cemburu, apalagi sampai gagal move on, sekarang kan ada Alika Han, udah lupain dia, Alika jauh lebih baik" batin Rizhan lalu menggandeng tangan Alika lagi.

"Mungkin aku di jadikan sebagai perantara kamu untuk melupakan Rena, tapi gak papa suatu saat kamu pasti akan menerima aku seutuhnya, aku yakin itu, untuk sekarang aku hanya bisa sabar" batin Alika.

"Sayangnya Ihan mau beli apa?" tawar Rizhan, lalu Alika menunjuk ke arah orang berjualan ice cream.

"Yaudah kita beli yuk," Rena melihat Rizhan dan Alika melewati dirinya juga Alvin. Rena menatap langkah kaki Alika juga Rizhan menuju kemana.

"Hah mereka di sini?" Gumam Alvin. Rena pun menarik tangan Alvin dan meminta untuk membeli ice cream juga.

"Yuk" Rizhan menggandeng tangan Alika kembali, lalu mencari kursi untuk mereka duduk, sebelum beranjak pergi dari tempat penjual ice cream, Rena sempat memanggil Rizhan juga Alika, namun keduanya hanya membalas senyuman saja.

"Kita pulang aja yuk, perut Alika sakit habis makan ice" ucapnya sambil memegangi perutnya, Rizhan pun dengan cepat merangkul Alika menuju mobilnya.

Saat sampai di rumah, Rizhan langsung menggendong Alika ala bridal style menuju kamarnya.

"Masih sakit ya perutnya?" Rizhan mengelus-elus perut Alika saat Alika sudah terbaring di atas kasur.
Alika mengangguk lalu Rizhan mengambilkan air hangat dan minyak kayu putih.

Alika pun tertidur pulas menahan sakitnya itu.
"Kasian bulan purnama ku kesakitan perutnya" Rizhan pun menciumi pipi Alika, lalu ia menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

_____

"Han, beliin itu Han ini Alika gak bisa keluar" teriak Alika dari balik kamar mandi, Rizhan pun bingung dan ingin masuk ke kamar mandi ia pikir Alika kekunci di dalam tidak bisa keluar.

"Beli apa?, Kekunci ya ini" Rizhan menggedor-gedor pintu kamar mandi.

"Itu anu beli...! pembalut beliin cepat" suruh Alika, lalu Alika diam menahan malunya, pertama kalinya ia menyuruh Rizhan untuk hal itu.

"Beli pembalut?" Gumam Rizhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Setelah sepuluh menit ia berjalan membelikan pembalut ke warung terdekat, ia pun memberikan itu kepada Alika.

"Makasih ya" ucap Alika yang baru saja keluar kamar mandi, Rizhan mengangguk.

"Abi pernah bilang, kalau perempuan haid itu mood nya bisa berubah-rubah, kadang marah, tambah ngeselin, intinya gak bisa di ganggu ini" gumam Rizhan, sedangkan Alika menunggunya di depan pintu untuk berangkat kuliah.

"Han cepetaaaan" teriak Alika dengan nada sedikit marah.

"Iya nyonya bentar" sahut Rizhan menuju pintu rumah lalu menguncinya.

"Apa tadi ulangi!" tatapan Alika membuat Rizhan takut.

"Iya cantik bentar"

"Bukan gitu tadi"

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang