7. Duta Kampus

581 70 18
                                    




"Gak ada tumpangan, Ihan pulang lama!" gerutu Alika sambil menghentakkan kakinya menuju pulang, jalan yang ia lalui sangatlah sepi.

"Eh Adek mau kemana? Rumahnya jauh ya? Aku antar yuk!" ucap lelaki yang sedang duduk dengan dua temannya, pakainya sangat tidak mendukung, bisa di sebut berandalan.

Alika hanya diam tak menyahut, ia mempercepat langkahnya, lalu tangannya berhasil diraih oleh salah satu cowok di sana.
"Lepasin tangan Alika!" kekeh Alika ingin melepaskan genggaman itu, namun lelaki itu semakin erat Mencengkram tangan Alika.

"Sakit tangan Alika!" lelaki itu menyeret Alika, dan menyuruh Alika duduk di tongkrongan-nya. Alika pun tetap mencoba melepaskan genggaman itu, namun semakin Alika mencoba melepaskannya, lelaki itu memperkuat genggamannya.

"Siapa sih gadis itu di seret sama cowok berandalan di jalan sepi ini?" Rizhan menepikan motornya dan berhenti.

"Ihan...!" Teriak Alika dan Rizhan langsung berlari ke arah Alika, kini hati Alika sangat tenang, akhirnya Rizhan datang.

"Lepasin dia!" Titah Rizhan menatap datar dua cowok tersebut.

"Lo siapanya? Berani-beraninya lo nyuruh kita melepaskan dia!" Tukas lelaki itu berjalan mendekatkan dirinya ke arah Rizhan berdiri.

"GUE CALON SUAMINYA, GUE BILANG LEPASKAN DIA!" Kini raut wajah Rizhan benar-benar terlihat marah. Tak menunggu waktu lama lelaki itu langsung melepaskan Alika, namun keduanya memilih memukul Rizhan.

Rizhan berkelahi dengan lelaki itu, sehingga membuat bibirnya sedikit berdarah dan pipinya juga memar, namun Rizhan tak mau kalah, ia membalas pukulan keras untuk kedua lelaki itu, dua lelaki itupun lekas pergi dikarenakan perut mereka sakit akibat pukulan Rizhan yang begitu keras.

"Han...? Gak papa?" Tanya Alika menghampiri Rizhan yang kelihatan sangat lemah tak berdaya sehabis melawan dua lelaki berandalan itu.

"Gak papa," ucap Rizhan menghapus keringat yang ada di keningnya. "Maafin aku ya!, Telat jemput kamu, jadi kamu di gangguin."

"Iya gak papa!, Tapi makasih ya kamu datang nyelamatin aku," Rizhan hanya mengangguk lalu Alika menaiki motornya mereka pulang.

_____

"Han kenapa muka kamu lebam gini? Kamu bertengkar sama siapa?" Tanya Syahra khawatir dengan kondisi Rizhan yang datang kuliah dalam keadaan seperti itu.

"Kamu keroyokan?" Tukas Zhafran duduk di sofa bersama Fira.

"Abi sembarangan, mana ada Ihan keroyokan, Ihan tau kok itu ga boleh," Rizhan membela dirinya.

"Terus kenapa?"

"Tadi Alik-" ucapannya seketika terhenti. "Kalau aku bilang, aku telat jemput Alika terus Alika digangguin di jalan, yang ada aku kena marah gak becus jagain anak orang," batinnya.

"Apa Alika?" Tanya Syahra sambil menatap raut wajah Rizhan yang sudah panik.

"Tadi aku jemput Alika, di tengah perjalanan ada yang malak kami, ya Ihan berkelahi lah, Lindungi Alika," pujinya membanggakan dirinya walau sedikit ngeles.

"Oh, yaudah sana makan!" Suruh Syahra lalu ia duduk di samping Zhafran juga Fira.

"Ih romantis deh," cibir Fira. Namun Rizhan menatap tajam ke arah Fira, dan Fira membalas tatapan tajam itu.

Rizhan pun langsung menuju kamar untuk berganti pakaian, lalu ia menuju dapur, kini perutnya sangatlah lapar.

_____

Pagi hari ia berangkat menuju kampusnya lagi, ketika ia berada di parkiran, Rena pun turun dari mobilnya Alvin.

"Rena," gumam Rizhan, lalu ia menghampiri keduanya.

"Na gue mau bicara!" Rizhan menatap datar ke arah Alvin juga Rena, namun Alvin lebih memilih pergi duluan dan meninggalkan Rizhan bersama Rena.

"Lo kenapa jauhin gue?" Mata itu benar-benar menatap Rena dengan penuh harap, ia ingin dekat lagi, bukan sejauh sekarang.

"Gue ngejauh, karena gue sadar diri, gue ga pantas buat lo, sebagai teman ataupun hal lain, gue gak pantas, gue gak sebaik yang lo kira, gue jauh dari kata Sholehah" kata Rena lalu pergi dari hadapan Rizhan. Langkahnya terhenti "Gue minta lo jauhin gue juga," imbuhnya lalu meneruskan langkah kakinya.

Rizhan hanya terdiam mendengarkan tutur kata yang Rena ucap.
"Na, lo minta gue jauhin lo?" Lirihnya dengan air mata yang sudah terbendung.

"Kenapa tu anak?" Ucap Aldo sambil menyikut perut Dimas.

"Galau mungkin," lalu keduanya menghampiri Rizhan, yang hanya duduk termenung di bawah pohon yang rindang.

"Han kalo ada masalah cerita ke kita!" Dimas menepuk pundak Rizhan.

"Rena nyuruh gue jauhin dia!"

"Rena lagi-Rena lagi!" ucap Aldo.

"Heh diam lo!" celetuk Dimas sambil membungkam mulut Aldo.

"Han bukannya besok pemilihan duta kampus ya?, Lo udah atur semua visi-misinya?"

"Astaghfirullahhalazim belum, makasih ya gue mau keruangan dosen dulu," lalu ia bergegas menuju ruang dosen tersebut.

Setelah Rizhan memasuki ruangan dosen, ia bertemu dengan Alvin di dalam sana, Alvin menatap sinis ke arah Rizhan.

"Ngapain lo di sini?" tanya Alvin yang tidak suka ada Rizhan di ruangan itu.

"Gue dicalonkan di sini!"

"Gawat!" Batin Alvin berdetak kencang, ia bersaingan sama Rizhan yang banyak penggemar di kampus ini, setelah dua bulan kuliah Rizhan menjadi incaran cewek-cewek di sini.

"Lo gak akan kepilih!" tuding Alvin sambil mendorong kecil bahu Rizhan.

Keesokan harinya, pemilihan duta kampus, para dosen pun mengeluarkan hasil suara yang diberikan oleh semua mahasiswa dan mahasiswi.

"Yang terpilih hari ini adalah Rizhan Putra Muhadzib," lalu semuanya pun bersorak tepuk tangan, Rizhan pun maju ke depan untuk memberikan sepatah kata.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wa barakatuh," ucap Rizhan.

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wa barakatuh," sorak semuanya.

"Alhamdulillah, terima kasih atas dukungannya, semoga saya bisa menjaga amanah ini dengan baik dengan visi misi yang saya buat, hanya itu yang saya sampaikan sekali lagi terima kasih."

Semuanya pun bertepuk tangan, tetapi tidak dengan Alvin, setelah semuanya bubar, Alvin mendatangi dosen yang duduk sebentar dengan Rizhan.

"Pak! Gak bisa gini dong, kenapa dia yang kepilih!" Alvin menapak meja yang ada di sana.

"Ini semuanya hasil suara mahasiswa-mahasiswi, dialah yang kepilih," ucap pak direktur.

"Tapi ayah saya yang memberikan saham untuk kampus ini, ayah saya berpengaruh besar terhadap renovasi kampus kemarin," bentak nya.

"Vin, ini sudah ketentuan, sudah Rizhan yang terpilih sebagai duta kampus, tidak bisa di ganggu gugat!"

"Lo pasti nyogok semuanya kan?" Tuduh Alvin pada Rizhan.

"Gak ada," jawab Rizhan.

"Dari banyaknya mahasiswa cuma lima belas persen yang dukung gue, pasti lo nyogok mereka 'kan dengan uang?"

"Alvin cukup, keluar kamu sekarang!" Titah pak direktur. Alvin pun keluar dengan tangan yang mengepal menatap tajam ke arah Rizhan.



Kalian jangan baper sama Part ini
Alika ❤️ Rizhan
Author ❤️ siapa wey?

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang