29. Alvin Kembali

392 43 3
                                        



"Kita jengukin Rena yuk Han," ajak Alika kepada Rizhan kebetulan hari itu adalah hari libur mereka kuliah, dan berniat untuk menjenguk Rena dalam tahanan.

"Yaudah aku mau mandi dulu ya," Rizhan mengelus kepalanya Alika lalu pergi ke arah kamar mandi.

"Sayang, Aku keluar dulu ya beli makanan untuk Rena nanti di sana," teriak Alika, di depan kamar mandi.

"Jangan! Nanti bareng aku aja bahaya, kamu hamil," ucap Rizhan dari balik kamar mandi.

Alika pun mencebikkan bibirnya, tetapi ia juga bahagia Rizhan sangat menjaga dirinya.

Sebelum menuju tahanan mereka membeli buah tangan duku untuk Rena, beberapa menit mereka di sana tak lama mereka kembali ke dalam mobil.

Mereka menuju tempat Rena di tahan.
"Assalamualaikum Ren," ucap Alika, Rena pun cepat bangun dan menghampiri Alika.

"Wa'alaikumussalam kalian?" Ucap Rena.

"Nih kami bawain kamu makanan, di makan ya," Rena pun mengangguk, air matanya hendak turun saat itu juga.

"Ma-makasih Alika, Rizhan." Rena pun cepat membuka makanan itu dan langsung memakannya, air matanya jatuh dan rambutnya yang sedikit berantakan.

"Kenapa sih Ren kamu mau dalam sini? Berapa lama?" Tanya Alika, dari tadi Rizhan hanya diam tak bertanya apapun kepada gadis itu.

"Lima bulan aja Lik, gue minta maaf ya sama kalian berdua," Rena memegang tangan Alika, saat itu air mata Rena sudah tak bisa ia tahan.

"Ren gak papa, kami udah maafkan kok jauh sebelum kamu meminta maaf, iyakan Han?" Alika tersenyum saat menggenggam tangan Rena. Di samping itu Rizhan hanya mengangguk mengiyakan.

Rena sangat menyesali perbuatannya.
"Makasih ya kalian baik banget." Alika pun mengusap air mata Rena.

"Udah Ren, jangan nangis lagi ya, janji abis ini berubah ya jadi lebih baik, tidak ada waktu terlambat untuk memperbaiki semuanya," Rena hanya mengangguk dan tersenyum mendengar ucapan Alika barusan.

"Alvin kalian tau di mana?" Tanya Rena.

"Alvin ikut ayahnya," sahut Rizhan.

"Ke Jakarta?" Rizhan hanya mengangguk, lalu Rena meng o kan mulutnya.

Rizhan dan Alika pun berpamitan dengan Rena, lalu mereka pulang, sebelum pulang mereka sempat mampir ke sebuah taman.

_____

"Han, gak kerasa ya udah tiga bulan kandungan aku,  tinggal enam bulan lagi lahiran, Ihan jadi ayah."

"Kamu juga bakal jadi ibu sayang." Rizhan menyentil kening Alika. Alika pun tersenyum senang sambil mengelusi perutnya.

"Kamu jangan terlalu capek ya kalau udah hamil besar nanti, aku takut terhadap apa-apa sama kamu, dan juga bayi kita." Rizhan ikut mengelus perut Alika.

"Assalamu'alaikum," Fira menggedor-gedor pintu rumah Rizhan.

"Haduh ganggu!" gumam Rizhan sambil menuju pintu.

"Apa?" Dengan wajah melototnya Rizhan membuka pintu, Fira pun dengan cepat mencebikkan bibirnya.

"Fira mau nginap di sini!" Fira pun menyelonong masuk ke dalam rumah itu dan duduk di samping Alika di sofa ruang tamu.

"Kenapa nginap di sini?" Rizhan mengangkat kedua alisnya.

"Umi sama Abi pergi ke Bandung, emang umi sama abi gak ngabarin?" Rizhan menggeleng.

"Boleh kan Fira nginap di sini, tidur sama kalian!" Fira mengangkat kedua alisnya.

"Gak boleh!" Tukas Rizhan setelah mendengar ucapan Fira itu.

"Boleh kan kak Alika, aku mau tidur bareng kaka, dan juga calon keponakan aku," Fira mengelus perut Alika, lalu memberikan makanan dan buah-buahan yang ia bawa untuk ke Alika.

"Kok Alika yang di kasih, Abang?" Tanya Rizhan, saat melihat semua makanan yang Fira bawa d kasih ke Alika.

"Gak boleh minta, ini makanan buat kakak Alika, bukan abang!" Fira pun berdiri dan menuju kamar tamu, ia menaruh tas-nya yang berisikan pakaian.

Malam hari Fira sudah berada di kamar Alika, Fira pun sudah berbaring di atas kasur itu, dan di temani Alika di sebelahnya.

"Kakak gimana abang Rizhan jagain kakak gak?" Tanya Fira sambil menatap langit-langit kamar itu.

"Iya jagain kakak kok."

Tak lama Rizhan pun masuk, dan hanya memasang wajah datar setelah melihat kedua gadis itu sudah berada di atas kasur, tak lama Rizhan menutup pintu itu lalu Rizhan tidur di sofa ruang tamu sambil melihat televisi.

_____

"Mau abang antar gak?" Tanya Rizhan saat melihat Fira belum juga berangkat sekolah.

"Enggak usah, Bang Zai jemput nanti dia sekarang jadi abang kedua aku tau, dia baik gak kaya abang ngeselin," ucap Fira dengan wajah tengilnya.

"Eh abang udah baik, ngapain di katain ngeselin," Rizhan mengusap puncak kepala Fira.

"Tapi abang Zai jauh lebih baik, dia diberi amanah sama Abi jagain Fira, jemput Fira sana-sini."

"Terserah!" Rizhan pun menuju mobilnya untuk berangkat ke kampus duluan, sedangkan Alika tidak berangkat.

"Blee ngambek ya!"

"Gak!"

Tak lama setelah Rizhan dengan mobilnya itu keluar dari pagar rumah, lelaki yang di sebut Fira dengan Bang Zai itupun datang.

Lelaki yang menggunakan sarung, dan kaus hitam serta peci hitam yang siap mengantar Fira ke sekolah.

"Bang, LDR itu susah ya apalagi kalau gak tau kabar sama sekali," ucap Fira saat sudah berada di atas kendaraan itu.

"Emang LDR-an sama siapa? Baru lima belas tahun udah mikirin cinta," ucap bang Zai.

"Gak papa," kini raut wajah Fira menjadi datar.

"Ada dua orang yang tak saling memberi kabar, tapi diam-diam menjadikannya tujuan. Gak perlu mengemis kabar, cukup do'akan dan di dengar oleh langit."

"Wih tumben bijak," ejek Fira menatap wajah bang Zai di kaca spion.

"Lah beneran, kalau rindu itu do'akan dia
" ucap Bang Zai.

"Hmm iya Bang." sahut Fira.

_____

"Pah boleh gak Alvin ke Jogja mau menemui teman Alvin, udah hampir sebulan tidak ke sana," ucap Alvin meminta izin kepada ayahnya, padahal juga ia ingin menemui Rena yang masih dalam tahanan.

"Ya sudah, tapi hanya sehari jangan lama-lama," Papahnya Alvin pun memberikan izin, tak lama Alvin pun mengambil kunci dan langsung berangkat hari itu ke Jogja. Sebelumnya Alvin sempat singgah di sebuah toko, ia membawakan buah tangan untuk Alika dan juga Rizhan, setelah mengetahui Alika mengandung.

"Alika gak turun?" Tanya Aldo dan Dimas saat melihat Rizhan berangkat sendirian.

Rizhan mengangguk, "Iya dia sekarang jarang turun, aku suruh jaga kesehatan aja jangan kecapean."

"Oh, yaudah hari ini ada pelajaran lebih awal, yuk!" Dimas merangkul pundak kedua temannya itu.

Ting
Notifikasi WhatsApp di handphone Aldo.

Aldo pun membuka HP-nya, "Eh Alvin mau ke sini!" ucap Aldo, dan kembali memasukan handphone-nya ke dalam saku celananya.

"Wah bagus dong!" jawab Dimas dan Rizhan serentak. Ketiga pria itupun melanjutkan langkahnya menuju kelasnya.



Maaf ya baru bisa up sekarang, lagi banyak pikiran dan banyak tugas🙂❤️🙏🏻

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang