25. Mimpi buruk

484 47 6
                                    





Sudah hampir empat bulan Alika masih saja koma, dokter menyatakan bahwa tidak ada perkembangan dan malah kondisi Alika semakin memburuk.

Alika dinyatakan oleh dokter hidupnya tidak akan lama lagi, dan membuat Rizhan sangat marah kepada dokter yang merawat istrinya itu.

Rizhan memilih untuk memindahkan Alika lagi ke rumah sakit yang tak kalah jauh dari rumah sakit sebelumnya.

Ia berharap di rumah sakit kali ini Alika benar-benar di rawat dengan baik dan mengalami perkembangan.

"Lakukan yang terbaik ya dokter" Rizhan sedang berbicara kepada dokter yang akan merawat Alika lebih lanjut.

"Siap pak,kami akan melakukan sebaik mungkin untuk menyelamatkan bu Alika, bapak juga jangan lupa untuk berdo'a untuk kesembuhan bu Alika."

"Iya dokter pasti"

"Baik saya permisi" Rizhan mengangguk.

_____

"Dengar-dengar hidupnya Alika tidak akan lama lagi kan?" Gumam Rena, sambil berjalan di koridor rumah sakit.

"Jadi ceritanya gue punya kesempatan nih untuk deketin Rizhan kembali?" Sambungnya sambil tersenyum senang, ia pun menghampiri Rizhan yang berada di kursi depan ruangan Alika.

"Kasian ya kamu Han, baru aja beberapa bulan menikah, udah ditinggal koma selama empat bulan" ucap Rena seperti meledek Rizhan yang hanya duduk termenung.

"Urus hidup kamu sendiri Ren, gausah urus kehidupan aku"

"Kalau Alika tidak selamat, lo akan nepatin omongan lo dulu kan?" Ucap Rena yang duduk berjarak satu meter dari Rizhan.

"Lupakan omongan waktu itu Ren, semua orang bisa berencana, semua orang bisa berjanji dan ingin menepati janji, tapi semua orang tidak bisa melawan takdir dari Allah."

Rena terdiam mendengar itu.
"Ku akui, aku emang salah sudah memberikan harapan, omonganku hanyalah omong kosong, tapi jika bisa memilih aku lebih memilih untuk menepati itu semua, tapi kenyataannya?" Rizhan meninggalkan Rena dan ia masuk ke dalam ruangan Alika.

"Takdir, takdir, takdir, kenapa sih takdir gak pernah berpihak baik padaku!" gumam Rena meninggalkan rumah sakit itu.

_____

"Rizhan Alika Rizhan tidak bisa di selamatkan!" Ucap seorang perempuan yang menghampirinya Rizhan.

"Kenapa bisa? Aku gak mau kehilangan dia, sekarang dia dimana?"

"Diruangan sana!" Tunjuk perempuan itu mengarah ke ruangan jenazah, lalu ia pergi dari hadapan Rizhan, Rizhan pun memasuki ruangan jenazah itu.

Rizhan memasukinya dan melihat ada beberapa mayat di sana, ia menemukan brankar yang bertuliskan nama Alika, ia membuka kain yang menutupi sekujur tubuh Alika itu.

"Alika bangun...." Tangisnya sambil mengusap wajah Alika.

Rizhan terus menangis menatap wajah pucat itu, badan Alika sangat dingin.
"Alika, jangan tinggalin aku sayang!" Rizhan mengelus rambut Alika, ia menangis kuat dan memeluk Alika.

"Aaaaaaaa Alikaaaa jangan tinggalin aku!" Rizhan terbangun dari tidurnya, ia langsung duduk, badannya keringat dingin, dadanya naik turun seperti ngos-ngosan.

"Alika...." Rizhan mengusap wajahnya lalu menuju kamar mandi ia membasuh mukanya.

"Untung cuma mimpi," ucapnya menatap dirinya di kaca kamar mandi.

RIZHAN [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang