53.

3.2K 171 3
                                    

Briana terus menjawab soal-soal tersebut dengan mudah, dan tentu saja jawabannya selalu benar. Hal itu membuat semua orang tercengang, karena yang mereka tau selama ini Briana a.k.a Belinda adalah anak yang bodoh. Namun apa ini? Dia dapat menjawab semua pertanyaan itu dengan sangat mudah? Bahkan seingat teman-teman kelas nya, mereka tidak melihat Briana belajar pagi tadi. Malah ia asik tertidur, bagaimana mungkin? Apakah ini sebuah keajaiban? Pikir mereka serentak.

Setelah lomba cerdas cermat, Sekarang waktunya lomba debat. Dimana kali ini Briana berpasangan dengan Riri, tema perdebatan kali ini adalah 'Pemberlakuan hukuman mati untuk koruptor'.

Sebelumnya Briana telah memberikan sebuah makalah yang berkaitan dengan tema perdebatan kali ini, jadi Riri hanya tinggal memahami isi dan inti dari makalah tersebut.

30 menit berakhir, perlombaan debatpun di menangkan oleh Briana dan Riri.

Tidak terasa, kini hanya tinggal lomba bahasa yang tersisa. Dimana Fanny menjadi salah satu kandidat yang paling ditakuti oleh peserta lain, namun tidak dengan Briana.

"Baiklah anak-anak kita jeda 30 menit untuk istirahat, setelah itu kita akan melanjutkan perlombaan terakhir ini" Ucap pak Siswanto.

Semua siswa dan siswi pun segera bergegas ke kantin, sekedar untuk membeli makan ataupun minum. Sama seperti Briana dkk.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue pesenin sekalian" ucap Erwin

"Udah win ga usah, ada Bagas ko. Gas, Lo ga lupa perjanjian kita kan?" Ucap Briana sambil tersenyum smirk.

Bagas yang mendengar namanya disebutkan pun terkejut, lalu ia menepuk jidatnya. Bagaimana bisa ia melupakan pertaruhan nya dengan Briana? Dan mengapa Briana harus mengingatkan nya?

"Ehm, perjanjian yang mana ya?" Tanyanya sambil berpura-pura bodoh.

"Lo mau gue tonjok?" Ucap Briana dengan nada dinginnya.

Bagas yang melihat itupun meneguk Silvia nya. Ia kembali mengingat kejadian saat Briana menghajar para preman serta menghajar Justin waktu itu. Dengan cepat ia pun menjawab nya karena takut menjadi samsak Briana.

"Ehhh, jangan gitu dong Bri! Yaelah becanda doang sumpah, yaudah kalian mau pesen apa? Buruan mumpung gue traktir" jawabnya dengan nada melas

"Gas, gue nasi goreng ayam geprek satu sama lemon tea satu. Sama camilan ya, pokonya camilin yang enak sama ice dark choco deh" Ucap Briana sambil tersenyum lebar

"Mampus, tekor deh gue, yang lain?" Gumamnya, lalu kembali bertanya kepada yang lainnya.

"Wait, ini sebenernya ada apaan sih? Perjanjian apaan?" Tanya Adam bingung

"Jadi Sabtu kemarin gue sama Bagas main game, dan kita bikin taruhan. Kalo gue bikin Bagas kalah, gue bakal teraktir Bagas selama 2 bulan. Tapi kalo gue bikin Bagas menang Bagas harus teraktir gue sama kalian selama sebulan." Ucap Briana

"Wihhh, thanks Bri!" Ucap Adam dan Riri bersamaan.

"Em gas, gue bakso sama teh es ya!" Ucap Riri

"Kita samain aja gas" ucap Erwin

Setelah itu Bagas pun pergi untuk memesan makanan mereka, 10 menit kemudian 10 datang bersama dengan ibu kantin.

"Nih" ucapnya sambil menyerahkan camilan Briana

"Thanks Bagas!" ucap Briana sambil tersenyum

"Briana doang nih? Kita engga?" Ucap Adam

"Heh pant*k! Lo tadi kaga nitip camilan ya! Yaudah sih, minta dulu ama Briana. Lagian gue belinya juga banyak" ucap Bagas

"Yaelah gas, sensi amat lo" ejek Adam

"Udah ga usah ribut, nih buat lo" ucap Briana sambil memberikan mereka camilan  satu orang satu.

I'm Not Belinda, I'm Briana!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang