"Alga." Panggil Nesha saat melihat cowok itu baru keluar dari kelasnya.
Alga berbalik menoleh ke arah gadis yang memanggilnya. "Ada apa, Sha?"
Bukannya menjawab, Nesha hanya menyunggingkan senyuman termanisnya di hadapan sang pacar.
"Nesha, ada apa?"
Senyuman Nesha seketika luntur dalam sekejap. Biasanya cowok itu akan tersenyum balik padanya. Namun sekarang, cowok itu terlihat seperti tak senang dengan kedatangannya.
"Aku lagi kangen tau sama kamu, makanya aku samperin langsung ke kelas kamu."
"Kan kita masih satu sekolah, Sha."
"Tadi kita gak pernah ketemu sehari. Aku cari di kantin tadi kamu gak ada, chat aku juga gak kamu bales. Aku tuh khawatir, makanya aku ke sini."
"Aku gak apa-apa. Mending kamu pulang ya." Ucap Alga dengan lembut.
"Kamu sendiri udah mau pulang?"
"Aku mau ke ruang osis dulu. Kamu pulang ya."
Namun Nesha tak kunjung bergerak juga. Ia masih diam menatap lekat pacarnya.
"Ada apa lagi Sha? Kenapa kamu belum bergerak juga?"
"Kamu beneran gak apa-apa kan?" Nesha bertanya sekali lagi. Memastikan apakah pacarnya itu benar-benar tidak ada masalah ataupun sedang tidak baik-baik saja. Karena biasanya sesibuk-sibuknya Alga, cowok itu akan menyempatkan waktu untuk menemui Nesha.
Alga menghela napas pelan. "Sha, aku bukan kamu yang lagi ada masalah, terus kamu malah bilang gak apa-apa."
"Tapi, kamu gak biasanya kayak gini. Aku beneran khawatir sama kamu. Kamu pasti bohong kan bilang gak apa-apa."
"Nesha." Tegur Alga tak sengaja menaikkan satu oktaf suaranya, membuat Nesha sontak melebarkan matanya. Sungguh Alga terasa berbeda saat ini. Apa yang terjadi dengan Alga sekarang.
"Ga?"
"Aku mohon kamu pulang dulu sekarang! Kamu hati-hati ya."
Setelah mengucapkan itu, Alga langsung melenggang pergi meninggalkan Nesha yang diam dengan pikiran penuh tanda tanya.
Nesha tak mengejar Alga karena itu akan lebih baik. Mungkin cowok itu sedang dalam mood yang kurang baik. Seperti itu lah yang di pikirkan Nesha. Ia tidak mau memikirkan hal-hal yang tidak-tidak. Nanti ia akan menayakannya pada Alga.
Nesha melangkahkah kakinya pergi dari sana. Saat di belokan, ia bertemu dengan Faris. Seketika ia menghadang cowok itu, membuat langkah cowok itu terhenti.
Faris menaikkan sebelah alisnya, bertanya ada apa.
"Gue mau nanya soal Alga."
"Kenapa?"
"Alga lagi ada masalah ya? Soalnya gue liat Alga beda hari ini."
"Di osis emang lagi ada masalah."
"Masalah apa?"
"Masalah kehilangan. Dan sekarang masalahnya belum kelar."
"Pantesan." Gumam Nesha. Ia sedikit lega, sekarang ia tau penyebab Alga seperti tadi.
"Makanya Alga, gak pernah nemuin lo tadi."
"Iya Ris. Ya udah makasih ya infonya. Gue duluan."
***
"Gue harus ngapain ya, supaya bisa bantu Alga."
Sedari tadi gadis itu mondar-mandir memikirkan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Nesha (TERBIT)
Teen Fiction"Kalau kamu kangen, kenapa kamu gak nyusul aja bunda kamu? Supaya kangen kamu hilang!" "Itu udah takdir, pa. Kalau ada pilihan, Nesha bakal membiarkan Nesha aja yang di tabrak." "Gue udah pernah bilang kan ke lo, jangan terlalu percaya sama seseoran...