Nesha berjalan di koridor dengan perasaan tak semangat, andai bisa tidak ke sekolah ia tidak akan pergi. Mengetahui kenyataan pahit kemarin membuat hatinya hancur. Nesha berpikir apakah masih ada kenyataan yang lebih pahit setelah ini yang belum ia ketahui.
Sungguh, mengetahui fakta perjodohan antara pacarnya dengan mantan sahabatnya sangat menyakitkan.
"Nesha." Suara Alga terdengar memanggilnya dari belakang.
Nesha berhenti melangkah tanpa menoleh.
"Tumben kamu pagi-pagi banget ke sekolah?" Tanya Alga sesampainya di sebelah Nesha.
"Cuma pengen berangkat pagi-pagi aja." Jawab Nesha berusaha tersenyum.
"Oh gitu."
Mereka berdua kembali berjalan.
"Kamu mau kemana?" Tanya Nesha saat melihat Alga mengikutinya. Seharusnya Alga sudah singgah di kelasnya.
"Anterin ke kelas kamu dulu."
"Gak usah, Ga."
"Aku mau anterin pacar aku. Masa gak boleh."
"Ga, cuma ke kelas doang. Gak usah deh."
"Kamu kenapa sih?"
"Aku gak mau aja repotin kamu. Mending kamu cepat naroh tas terus gabung ke anggota osis lainnya."
"Masih ada waktu dulu sama kamu."
"Udah sana, Alga." Ucap Nesha lalu melenggang pergi lebih dulu.
"Ada yang aneh sama kamu."
Kini Nesha berada di kelasnya, hanya seorang diri. Teman-temannya belum pada datang. Ia memang sengaja pergi ke sekolah di pagi buta begini.
Nesha belum siap ketemu Alga saat ini. Mengingat tentang cowok itu yang dijodohkan membuatnya sakit kembali. Biarlah hari ini ia menjauh dari Alga dulu. Nesha tersenyum miris. Bukan hanya hari ini, justru untuk selamanya.
***
"Lo kenapa sih dari tadi tuh muka kayak gak ada semangat-mangatnya?"
"Gue lagi kepikiran Nesha."
"Kenapa sama Nesha?"
"Gue gak tau. Tadi pagi kayak aneh gitu, gak biasanya."
"Aneh gimana maksudnya?"
"Tadi Nesha berangkat pagi-pagi banget. Pas gue liat dia jalan di koridor gue samperin. Pas gue mau anter dia dulu ke kelasnya, Nesha gak mau. Biasanya kan pasti dia mau aja gue anterin."
"Nesha lagi gak mood kali."
"Bisa jadi sih."
"Nesha tuh, Ga." Seru Faris dengan menunjuk ke arah Nesha yang tengah berjalan beberapa jarak di depannya.
"Gue samperin ya."
"Semangat balikin moodnya lagi bro." Teriak Faris dan Alga mengacungkan jempol.
"Hai, pacar." Sapanya dan sudah berada di samping Nesha yang tersentak kaget.
"Hai." Balasnya dengan senyum tipis, hal itu membuat senyuman lebar Alga berubah tersenyum tipis juga. Seperti ada kecanggungan.
"Ke kantin yuk!" Ucap Alga lalu hendak meraih tangan Nesha, tapi belum sempat tangan gadis itu sontak memegang perutnya.
"Aduh Ga. Kamu duluan aja ke kantin ya. Aku mau ke toilet dulu."
Tanpa menunggu jawaban dari Alga, Nesha sudah pergi begitu saja meninggalkan Alga yang tampak memikirkan sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Nesha (TERBIT)
Ficção Adolescente"Kalau kamu kangen, kenapa kamu gak nyusul aja bunda kamu? Supaya kangen kamu hilang!" "Itu udah takdir, pa. Kalau ada pilihan, Nesha bakal membiarkan Nesha aja yang di tabrak." "Gue udah pernah bilang kan ke lo, jangan terlalu percaya sama seseoran...