Part-13

201 59 45
                                    

"Malam minggu yang membosankan." Nesha bergumam sambil menatap bintang-bintang yang indah di atas sana.

Di malam minggu sebagian orang ada yang menghabiskan waktunya di luar, malmingan bersama teman, keluarga, pacar, atau sekedar keluar sendiri menghirup udara dingin.

Ada pula sebagian hanya malmingan di rumah saja, karena menurutnya malam minggu sama saja dengan malam biasanya.

Nesha juga ingin seperti sebagian orang yang memilih malmingan di luar, tapi ia mendapatkan larangan untuk tidak keluar oleh Ferdy. Itu pun jika keluar hanya sekali dalam sebulan, sangat menyebalkan bagi Nesha.

Sampai sekarang Nesha tidak tahu alasannya kenapa? Kenapa Ferdy melarangnya keluar semenjak Kirana tiada. Padahal Nesha juga ingin keluar sekedar nongkrong bersama sahabatnya dan juga pacarnya.

Dulu pernah Nesha dengan nekat mencoba keluar tanpa izin, karena Alga sedang berulang tahun, dan Nesha ingin memberikannya surprise. Awalnya berhasil, bahkan ia sempat menghabiskan waktu berdua sampai berjam-jam. Ketika Nesha pulang ke rumahnya, ia bisa bernapas lega. Saat itu Ferdy belum pulang kerja. Ia pun cepat-cepat masuk ke dalam rumahnya.

Namun keberuntungan yang ia sangka malam itu, tak berpihak padanya. Ia ketahuan oleh Ferdy. Tanpa basa-basi Ferdy langsung menarik Nesha, menyeretnya ke dalam gudang. Menamparnya beberapa kali, sesekali tendangan yang mengenai punggungnya. Setelah itu Nesha di kurung. Dan tidak di beri makan. Miris.

Mengingat itu Nesha bergidik ngeri. Maka dari itu, lebih baik ia memilih di rumah saja, dari pada hal itu terjadi padanya saat keluar tanpa izin.

Ferdy dapat mengetahui izin keluar Nesha dalam sebulan. Dan di bulan ini izin untuk keluar nya sudah ia gunakan. Padahal di bulan ini adalah bulan untuk anniversarynya dengan Alga yang kesatu tahun.

Yang Nesha lakukan hanya duduk di balkon. Terkadang ia dan Alga akan telponan atau video call-an. Dan entah kenapa malam ini kontaknya Alga tidak bisa di hubungi.

Nesha menghela napas . Ia mengambil ponselnya yang berada di sampingnya. Ia mencoba menghubungi Alga kembali, tapi tetap sama, kontaknya Alga masih tidak aktif.

"Gue telpon Viona aja deh."

Nesha segera menekan kontak Viona lalu menelponnya. Namun tetap sama tidak aktif juga. Chatnya pun juga belum di balas.

"Tumben banget sih." Heran Nesha.

Tangannya beralih mencari kontak sahabatnya yang dari SMP, lalu menelpon cowok itu.

Tersambung.

"Kenapa Sha, tumben ngajak video call-an di malam minggu?"

"Alga gak aktif." Lesuh Nesha.

"Tumben tuh anak gak aktif."

"Gak tau juga."

"Positif thingkin aja, Alga sibuk kali."

"Mungkin."

"Bokap lo ada di rumah gak?"

"Ada, baru aja pulang."

"Bosen ya?"

"Bosen lah. Tapi untung ada lo."

"Eh, Sha, udah dulu ya. Gue mau anter nyokap gue dulu."

"Oh, oke."

Nesha meletakkan kembali ponselnya setelah sambungan video call terputus.

"Bunda, biasanya malam minggu tidak sebosan gini."

"Malam minggu kali ini benar-benar sangat membosankan." Lesuhnya.

"Bunda, Sasha kangen banget menghabiskan waktu di malam minggu bersama papa. Kangen malam minggu, kita keluar bertiga."

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang