Part 35

163 24 7
                                    

Bel pulang sekolah telah berbunyi nyaring di lingkungan sekolah. Seluruh siswa-siswi mengakhiri aktifitas belajarnya di hari rabu ini. Salah satunya seperti di kelas XI IPA 2 semuanya sudah bergegas untuk segera pulang.

Nesha berjalan sendirian di koridor, tak bersama Rafdan karena beberapa hari lagi akan diadakan acara pertandingan basket persahabatan maka dari itu cowok itu harus melakukan banyak latihan.

Ketika berbelok, pandangannya seketika mengarah pada cowok yang sangat ia kenal beberapa jarak darinya sedang menatap ponselnya. Nesha tidak ingin ambil pusing, ia pun tetap berjalan sesantai mungkin. Padahal ada keinginan tidak ingin lewat depan cowok itu. Mau bagaimana lagi hanya itu jalan menuju parkiran.

Alga seketika bersuara saat melihat Nesha sudah lewat di hadapannya yang tampak seolah tidak melihat ada dirinya di sini dan membuat langkah Nesha terhenti.

"Ada yang mau gue bicarin sama lo." Ucap cowok itu dengan kedua tangannya dimasukkan ke saku celana.

"Apa penting?"

"Gue mau minta bantuan ke lo."

Dalam hati Nesha menggerutu atas kepedeannya. Ia kira Alga akan membicarakan perihal menyangkut hubungannya, malah ia salah besar.

"Bantuan apa?"

"Kalau bicara sama orang itu, menghadap ke orangnya dong, bukan malah menatap ke depan tapi lawan bicara ada di samping." Sindir Alga.

Dari tadi Nesha memang hanya menatap ke depan. Ia tidak menoleh apalagi menatap cowok itu.

"Lo mau minta bantuan apa ke gue?" Ia bertanya kembali, tak memperdulikan ucapan Alga barusan.

"Gak sopan kayak gitu."

Nesha memutar bola matanya. Lalu berbalik menyamping menghadap Alga. Tapi malah mengalihkan pandangan. "Cepetan ngomong. Gue buru-buru mau pulang."

"Anak osis lainnya mengusulkan lo untuk menjadi pengganti sementara Neta di bagian konsumsi. Gue harap lo udah paham."

Tentu saja Nesha paham perihal pengganti sementara di bagian konsumsi. Nesha tak mungkin lupa di tahun kemarin saat dirinya diminta bantuan menjadi bagian konsumsi.

"Emangnya kenapa sama Neta?"

"Neta lagi pergi ke rumah neneknya yang sakit. Dia izin tiga hari. Jadi dia gak bisa hadir besok lusa."

"Kenapa harus gue? Kan banyak murid di sini?"

"Karena lo udah berpengalaman. Dan lagian anak-anak yang susulin nama lo, bukan gue. Gue juga gak maksa kalau lo gak mau. Gue bisa cari yang lain aja."

Nesha berpikir sejenak sebelum memutuskan. "Oke. Gue mau. Ini kan acara sekolah gue pasti bantu."

Alga menyunggingkan senyuman. Nesha sempat melihatnya dengan lirikan mata.

"Makasih, Sha."

"Sama-sama."

Merasa sudah tidak ada yang perlu dibahas lagi, tanpa pamit Alga pergi lebih dulu meninggalkan Nesha yang masih betah dengan posisinya. Hatinya merasa sesak, melihat situasi tadi. Alga pergi tanpa mengatakan sesuatu. Misalkan 'aku duluan ya, Sha.'

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang