Part 40

197 19 0
                                    

Nesha mencoba menghubungi nomor seseorang sekali lagi, tapi nihil jawabannya tetap sama. Nomornya masih tidak dapat dihubungi. Sudah dua hari Rafdan tidak masuk sekolah dengan alasan izin, namun Nesha tak mengetahui alasannya izin kenapa.

Wali kelasnya tidak ingin memberitahukannya membuatnya memikirkan keadaan Rafdan. Apalagi saat ia mengingat terakhir kali bertemu, keadaan cowok itu terlihat pucat. Nesha sudah mencoba menghubungi Rafdan tapi nomor telpon cowok itu selalu tidak aktif membuatnya tambah khawatir.

Nesha menghela napas gusar. "Rafdan kemana sih? Gak biasanya nomornya gak bisa dihubungi gini? Atau dia ganti nomor?"

Sesaat Nesha menggeleng. "Gak lah. Kalaupun ganti nomor pasti Rafdan kabarin gue."

"Lo kemana sih Raf? Jangan buat gue semakin khawatir dong."

"Jangan pernah ninggalin gue, Raf."

"Iya."

"Gue gak akan pernah ninggalin lo untuk saat ini, Sha."

"Sha, akan ada masanya orang-orang yang ada di sekitar kita bakal ninggalin kita. Lo jangan terlalu tergantung sama orang. Tergantung ke diri sendiri itu lebih baik."

Seketika beberapa kalimat yang tersimpan makna tersebut terputar di benak Nesha tentang obrolannya waktu lalu.

"Gak, gak mungkin Rafdan bakal ninggalin gue. Gue gak boleh berpikir yang gak gak." Ucap Nesha menggelengkan kepala berusaha mengusir pikiran yang membuatnya tiba-tiba gelisah.

Drrt.....drrt....drrt

Bunyi dering ponsel seketika membuyarkan pikiran Nesha. Alisnya berkerut bingung saat melihat nomor yang tidak dikenalnya tertera di layar. Nesha sempat berpikir sebelum mengangkat telepon masuk tersebut.

"Hallo."

"Ini Nesha kan?"

"Iya. Ini siapa ya?"

"Saya mamanya Rafdan. Kamu masih ingat tante kan nak?"

"Oh, tante Mira, Nesha pasti masih ingat kok. Tante apa kabar?"

"Kurang baik nak." Terdengar helaan napas di seberang sana.

"Tante kenapa? Tante lagi sakit?"

"Bukan tante atau om nak. Kamu bisa ke rumah sakit sekarang?"

Nesha semakin gelisah, namun ia tetap berusaha sebiasa mungkin.

"Memangnya kenapa tante? Rafdan gak kenapa-kenapa kan?

"Nanti kamu tau sendiri. Kamu ke sini ya sekarang, tante tunggu."

Sambungan telepon dimatikan lebih dulu dari seberang sana. Sekarang pikiran Nesha tambah gelisah. Jantungnya bergemuruh hebat. Entah kenapa seketika firasatnya tidak enak seolah ada sesuatu yang terjadi.

Daripada hanya berdiam diri memikirkan hal yang semakin membuatnya tidak karuang, kini ia bergegas ke rumah sakit agar lebih memastikan apa yang terjadi.

***

Nesha berjalan di lorong rumah sakit dengan langkah tergesa-gesa. Dalam hati ia terus merapalkan doa agar tidak terjadi sesuatu yang malah membuatnya semakin tidak siap.

"Tuhan, semoga semuanya baik-baik saja."

Nesha berbelok dan di depan sana sudah terlihat ruangan yang akan ia kunjungi. Setelah berada di depan ruang rawat seseorang, ia pun bergegas masuk. Tepat saat ia masuk, matanya langsung tertuju pada orang yang berada di atas brangkar. Orang itu tengah berbaring dengan selang terpasang di hidungnya.

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang