Nesha sedari tadi mondar mandir memikirkan hadiah apa yang akan ia berikan kepada sang pacar. Beberapa detik matanya langsung berbinar. Ia sudah mengetahui hadiah yang akan ia beli.
Gelang.
"Besok pagi-pagi gue akan ke tokoh aksesoris deh. Tapi pagi-pagi kan belum kebuka. Kalau malam ini gue pergi belinya, gak bakal bisa." Gumamnya pada dirinya sendiri.
Nesha duduk di pinggir kasurnya. Ia kembali memikirkan cara agar bisa keluar malam ini meskipun hanya sebentar.
Beberapa menit berpikir membuatnya merasa haus. Nesha berdiri lalu keluar kamar menuju lantai satu tepatnya pergi ke dapur. Nesha membuka kulkas, lalu mengambil sebotol jus jeruk yang sudah tersedia. Nesha melangkah ke arah meja makan. Ia duduk dan meminum jus jeruk yang sudah ia tuangkan ke dalam gelas.
"Bi, papa keluar ya?" Tanya Nesha saat bi Mina masuk ke dapur.
"Iya non, tadi bapak bilang ingin keluar kota dan pulangnya besok siang katanya." Lapor bi Mina.
"Beneran bi?" Seketika mata Nesha melebar antusias.
"Beneran atuh non, masa bibi bohong."
"Hehe."
"Non Nesha kok kayak seneng banget, ada apa non? Non Nesha mau keluar?"
"Bibi tau aja deh."
"Non Nesha mau keluar malam ini?"
"Iya, bi."
"Yaudah, keluar aja non. Mumpung tuan lagi pergi."
"Yaudah bi, Nesha mau siap-siap dulu."
Nesha langsung bergegas naik ke kamarnya. Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian yang akan ia pakai keluar. Mengganti pakaian pun, ia selalu menerbitkan senyuman manisnya. Terlihat dirinya bahagia sekali, karena malam ini ada kesempatan akan keluar.
Tujuan gadis itu sudah pasti ingin ke rumah Alga, bertemu cowok itu dan mengajaknya jalan-jalan. Sebelumnya ia akan ke tokoh aksesoris lebih dulu.
Kini Nesha sudah berada di dalam taksi. Senyumannya sama sekali tidak berhenti sedari tadi, sampai-sampai supir dari taksi yang ia tumpangi sesekali melirik ke arahnya lewat kaca di depan.
"Adek bahagia banget ya saya perhatikan?"
"Iya pak, malam ini hari jadian saya dengan pacar saya."
"Oalah, pantesan dari tadi senyum-senyum terus."
"Hehe."
"Langgeng ya dek sama pacarnya."
"Aamiin pak."
Selang tiga puluh menit lebih perjalanan Nesha ke rumah Alga, akhirnya ia pun sudah sampai. Nesha membayar ongkos taksi lalu keluar. Sebelumnya Nesha belum mengabari Alga sama sekali yang ingin menemuinya. Ia sengaja, karena ingin memberikan surprise kepada sang pacar.
Sebelum masuk, matanya melihat ke arah rumah bercat abu-abu itu yang berada di sebelah kanan rumah Alga. "Kayaknya Viona gak ada di rumahnya deh." Gumam Nesha ketika melihat rumah itu terlihat gelap, hanya lampu di bagian teras yang menyala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Nesha (TERBIT)
Teen Fiction"Kalau kamu kangen, kenapa kamu gak nyusul aja bunda kamu? Supaya kangen kamu hilang!" "Itu udah takdir, pa. Kalau ada pilihan, Nesha bakal membiarkan Nesha aja yang di tabrak." "Gue udah pernah bilang kan ke lo, jangan terlalu percaya sama seseoran...