Part 10

249 64 29
                                    

"Nesha." Pangil Ferdy

Gadis itu langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar panggilan dari Ferdy yang baru saja keluar dari kamarnya.

Gadis itu menoleh. "Ada apa, pa?"

"Saya perlu bicara sama kamu!"

Nesha yang tadinya ingin ke dapur, lantas membatalkannya. Kini ia mengikuti langkah Ferdy berjalan menuju ke ruang tengah.

Nesha menjatuhkan bokongnya di kursi yang berhadapan dengan posisi Ferdy duduk.

"Ada apa, pa?" Tanya Nesha kembali.

"Saya minta ke kamu untuk berlaku sopan di depan Meta." Ucap Ferdy to the point, dingin dan tegas.

Raut wajah Nesha berubah begitu saja ketika mendengar nama wanita itu. Tangannya mengepal. Mata Nesha menatap ke arah lain, dengan mulut yang masih tertutup.

"Kamu dengar gak apa yang saya bilang?" Gertak Ferdy.

"Siapa wanita itu sehingga Nesha harus berlaku sopan sama dia?"

"Kamu tidak usah banyak tanya. Kalau saya bilang berlaku sopan, ya kamu harus cukup sopan sama Meta."

"Nesha perlu alasannya pa untuk tau kenapa papa nyuruh Nesha untuk sopan ke wanita itu? Siapa wanita itu pa?"

"Kamu jadi anak gak usah banyak tau. Kamu nurut aja sama saya."

"Nesha gak mau." Tolak Nesha lalu berdiri hendak pergi.

"Nesha!" Bentak Ferdy, sontak membuat langkah Nesha terhenti.

"Kamu jangan kurang ajar ya, kamu tidak usah belagu. Kalau bukan Karena bunda kamu, saya sudah lama mengusir kamu dari rumah ini." Ucap Ferdy dengan kemarahan yang menggebu-gebu.

"Papa udah berubah. Papa bukan lagi sosok papa yang Nesha kenal dulu." Ucap Nesha dengan air mata yang sudah keluar.

"Apa kamu bilang? Saya berubah?" Ferdy melangkah ke hadapan Nesha. Tangannya mengepal.

"IYA, KAMU SENDIRI YANG BUAT SAYA BERUBAH. KARENA KAMU SUDAH MEMBUAT BUNDA KAMU MENINGGAL NESHA." Teriak Ferdy hanya beberapa jarak di depan muka gadis yang sudah terisak.

"Pa, Nesha gak--"

Plak

"Gak pernah apa? Kamu tidak usah selalu mengelak."

"Tapi pa--"

Plak

"Mending kamu naik sana, masuk ke kamar kamu!" Pungkas Ferdy.

Nesha membuka pintu kamarnya, kemudian langsung mengambil foto Kirana. Memeluknya erat-erat.

"Bunda." Lirih Nesha penuh kepedihan.

***

Nesha berjalan menuju gerbang dengan raut wajah yang kurang semangat. Hari ini suasana hatinya dalam keadaan tidak baik, bukan hanya hari ini saja, tapi kemarin-kemarin juga.

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang