Part 17

196 59 31
                                    

"Masalah kemarin." Jawab Nesha akhirnya.

"Kamu marah karena kita gak bisa keluar jalan-jalan?" Tebak Alga mulai mengerti.

"Padahal kemarin udah kesempatan banget kita bisa jalan-jalan ngerayain hari anniversary kita, Ga."

"Tapi kemarin kan aku di rumahnya Faris lagi nger--"

"Sepenting apasih dokumen yang kamu kerjain kemarin malam sampai-sampai gak sempet keluar bentar. Seharusnya bisa kan kamu ngerjainnya besok aja. Kenapa harus kemarin malam?" Potong Nesha.

"Maaf Sha, tapi kemarin beneran gak sempet. Dan kalau ngerjainnya hari ini udah gak bisa."

"Tapi kamu bisa nyempatin sebentar doang buat keluar sama aku. Naik motor sama kamu sepuluh menit aja udah cukup bagi aku, Ga."

"Andai bisa, aku bahkan bisa lebih dari sepuluh menit ngehabisin waktu bareng kamu. Kemarin malam bener-bener aku gak bisa, sayang."

Nesha memalingkan pandangannya. "Suruh Faris ngerjain bentar bisa kan?"

"Kamu jangan egois dong, Sha." Tanpa sengaja suara Alga naik satu oktav.

Sontak Nesha menatap Alga. "Aku cuma minta sebentar waktu kamu."

Alga menghela napas, dan meraih tangan gadisnya. "Tolong ngertiin aku ya." Pintanya lembut.

"Kemarin papa keluar kota. Jadi ada kesempatan buat kita bisa keluar." Ucap Nesha tanpa menatap cowok itu.

"Gimana kalau sepulang sekolah kita jalan-jalan?" Alga mencoba membujuk Nesha.

"Udah gak bisa, papa udah pulang nanti siang."

Alga menghela napas berat.

"Maafin aku, Sha."

Nesha menghela napas. "Aku udah maafin kamu kok." Ucapnya tersenyum dan Alga juga ikut tersenyum. Nesha memaafkan agar hubungannya tetap membaik.

Kini suasana hati mereka kembali membaik.

"Aku ada sesuatu buat kamu." Ucap Nesha.

"Sesuatu apa?"

"Kamu tutup mata dulu!" Suruh Nesha.

Detik itu juga Alga langsung memejamkan matanya. Sementara tangan Nesha mengambil sesuatu yang sudah ia beli kemarin malam dari dalam saku roknya. Benda itu diperlihatkan depan wajah Alga.

"Sekarang buka mata kamu!"

"Tadaaaaa." Ucap Nesha girang ketika kedua mata Alga kembali terbuka. Sebuah gelang langsung dilihat oleh kedua netra Alga.

Langsung saja Nesha memasang gelang itu ke pergelangan tangan kiri Alga.

"Suka gak?"

"Suka benget dong. Tapi kayak ada yang kurang deh."

"Kurang pas? Atau kurang bagus?" Tanya Nesha cemas-cemas.

"Bukan dua-duanya. Ini udah bagus banget kok." Jawab Alga tersenyum.

"Terus kurang apa maksud kamu?"

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang