"Alga."
Cowok itu menoleh ke sumber suara dan melihat Viona datang menghampirinya.
Alga menaikkan sebelah alisnya bertanya ada apa setelah Viona sudah di hadapannya.
"Lo langsung pulang ke rumah?
"Iya. Emangnya kenapa?"
"Lo bisa temenin gue pergi ke mall bentar gak?"
"Lo mau beli apa?"
"Mau belanja drees. Gue mau pake ke acaranya teman gue yang lagi ultah."
"Oh, boleh deh."
Dalam hati Viona kegirangan. Akhirnya gue bisa jalan berdua bareng lo yang udah berstatus jomblo. Eitt bukan jomblo sih. Bentar lagi kan lo jadi calon tunangan gue. Batin Viona yang tak henti-hentinya tersenyum senang.
"Yaudah yuk." Viona segera naik ke jok belakang motor Alga.
Alga sedikit tersentak ketika Viona memeluknya. Bukan apanya, ini adalah pertama kalinya Viona melalukan hal itu, padahal kemarin-kemarin jika mereka boncengan Viona hanya memegang di tas saja.
"Lo kenapa, Ga?" Tanya Viona saat sadar raut wajah Alga berubah.
"Jangan meluk gue, Vi. Pegang kayak biasanya aja, di tas gue."
"Gak boleh ya?"
"Iya. Gue gak biasa dipeluk orang selain Nesha." Jujur Alga.
Tangan Viona langsung dilepaskan dari pinggang Alga yang sebelumnya melingkar di sana. Raut wajahnya berubah kesal, tapi ia tak memperlihatkannya. Takut-takut Alga meliriknya di kaca spion.
"Maaf ya, Ga." Ucapnya pura-pura merasa tak enak hati.
"Gue gak nyaman aja ada cewek lain meluk gue." Ucap Alga risih.
"Iya, Ga. Gue ngerti kok." Tentu saja tersirat kepura-puraan. Padahal dalam hatinya menggerutu. Begitulah nasib mencintai orang yang gak mencintai balik.
***
Dua hari belakangan ini papanya Nesha sedang begitu sibuk. Bukan karena pekerjaan, namun tengah disibukkan untuk mempersiapkan segala keperluan pernikahannya dengan Meta beberapa hari lagi. Ferdy juga sudah jarang berada di rumah, bahkan kadang tidak pulang.
Meskipun Ferdy tak memperdulikan dan tak menyukainya, namun Nesha merasa saat ini sangatlah sepi. Biasanya Nesha akan senang jika Ferdy keluar kota hingga tidak ada di rumah. Tapi, sekarang Nesha merasa sedih, papanya tidak ada di rumah. Sungguh, ia sangat merindukan kasih sayang papanya.
Ia benar-benar tidak siap papanya akan menikah lagi dengan wanita yang Nesha masih menyimpan keraguan tentang perasaan wanita itu. Ragu, apakah wanita itu benar-benar mencintai papanya atau ada niatan hanya ingin merebut hartanya saja. Entahlah.
Biasanya di keadaan seperti sekarang saat Ferdy tidak berada di rumah, Nesha akan sangat antusias ingin keluar, terutama keluar jalan bersama Alga. Tapi, sekarang sudah berubah.
Rasa malas seketika menyelimuti gadis itu. Nesha menatap bintang-bintang di atas sana yang kadang terlihat berkedip bergantian. Jam sudah menunjukkan pukul sebelas, tiga puluh menit lagi tepat jam dua belas malam, namun ia enggang untuk memejamkan matanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Nesha (TERBIT)
Novela Juvenil"Kalau kamu kangen, kenapa kamu gak nyusul aja bunda kamu? Supaya kangen kamu hilang!" "Itu udah takdir, pa. Kalau ada pilihan, Nesha bakal membiarkan Nesha aja yang di tabrak." "Gue udah pernah bilang kan ke lo, jangan terlalu percaya sama seseoran...