"Oh iya, kok bisa lo tau gue ada di sini?"
"Tadi gue mau ke rumah lo, tapi pas lewat sini tiba-tiba gue liat ada cewek duduk sendirian."
"Terus lo udah tau itu gue?"
"Gue pengen pastiin itu lo atau bukan. Kalau bukan gue bisa deketin dia dulu."
"Dasar. Banyak cewek yang mau sama lo tapi lo gak pernah noleh balik."
"Belum ada yang pas."
"Ririn udah dua tahun loh suka sama lo. Tapi, lo gak pernah ngelirik dia sekalipun."
"Justru itu gue gak ngelirik dia sedikitpun supaya gue gak ngasih harapan ke dia."
"Atau jangan-jangan lo suka sama Viona diam-diam ya?" Tebak Nesha bercanda.
"Enggak lah Sha."
"Atau gue?" Tebak Nesha asal.
"Bisa emang gue suka sama lo?"
"Gak boleh, karena gue udah punya pacar. Jangan sampai ada perasaan di antara kita."
"Iya iya. Gue gak ada perasaan kok sama lo maupun Viona, karena yang namanya sahabat bakal tetap sahabat."
"Nice."
"Gue anterin lo pulang atau mau kemana?" Tanya Rafdan.
"Kalau pulang pastinya bokap gue bakal marahin gue."
"Bokap lo kan kerja, pasti dia udah di kantor sekarang."
Mungkin bukan bokap gue, tapi wanita itu mungkin masih ada di rumah. Batin Nesha.
"Gue gak mau pulang deh." Tolak Nesha.
"Mau ke sekolah gak mungkin, Sha."
"Siapa juga yang mau ke sekolah. Yang ada kita bakal dihukum."
"Terus?"
"Ke kafe?"
"Pake seragam sekolah dan jam segini? Nanti orang-orang malah mikir yang gak baik tentang kita."
"Terus kemana dong?"
"Di sini aja." Jawab Rafdan.
"Ngapain di sini doang? Bosen tau."
"Siapa suruh bolos."
Nesha mendengus.
"Ayok!" Ucap Rafdan lalu menarik tangan Nesha untuk mengukutinya.
Di sini lah mereka, di lapangan basket yang tidak terlalu luas yang berada di pojok taman ini.
Rafdan memainkan bola basketnya, sementara Nesha duduk memandang cowok itu dengan lincahnya mendrible bola lalu memasukkan bolanya ke ring dengan lemparan yang tidak pernah leset.
"Sha, mau ikutan gak?"
"Gak mau."
"Daripada cuma liatin doang, mending ikut main."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Nesha (TERBIT)
Teen Fiction"Kalau kamu kangen, kenapa kamu gak nyusul aja bunda kamu? Supaya kangen kamu hilang!" "Itu udah takdir, pa. Kalau ada pilihan, Nesha bakal membiarkan Nesha aja yang di tabrak." "Gue udah pernah bilang kan ke lo, jangan terlalu percaya sama seseoran...