Part 39

183 18 10
                                    

Dari kemarin para anggota osis sedang sibuk untuk mempersiapkan berbagai persiapan untuk berlangsungnya acara pengadaan perlombaan basket persahabatan hari ini yang diadakan kembali di SMA Raya Bangsa.

Para panitia pun juga sudah antusias dan bersiap untuk melakukan tugasnya masing-masing. Seperti panita keamanan, panitia pmr untuk berjaga-jaga jika ada seseorang dari tim yang cedera, dan panita konsumsi, serta panitia lainnya.

Sepeti saat ini, Nesha dan Sila tengah berada di bagian stand konsumsi yang berada di pinggir lapangan. SMA Raya Bangsa sudah menyiapkan lumayan banyak jenis makanan dan minuman yang akan dibagikan kepada khusus anggota tim basket, dan siswa siswi yang datang mendukung sekolahnya.

"Nesha, kayaknya ada yang kurang deh." Ucap Sila setelah memeriksa minuman yang kurang.

"Yang kurang apa?"

"Pocari sweatnya kurang satu dos nih."

"Yaudah gue ambil dulu."

"Eh, jangan lo deh. Kita suruh anak cowok aja."

"Kenapa emang? Lagian anak cowok kayaknya pada sibuk di bagiannya masing-masing."

"Emang lo bisa ngangkat?"

"Nanti gue coba."

"Yaudah kalau gitu."

Bukannya Sila meremehkan Nesha, tapi dipikir-pikir angkat satu dos yang berisi penuh minuman pocari sweat itu berat bagi Sila. Makanya ia bertanya lebih dulu, bisa jadi Nesha malu-malu mengatakan tidak bisa membawanya sampai di stand.

Nesha memasuki ruang osis yang di sana terdapat makanan dan minuman khusus tersedia. Nesha sempat terdiam sesaat sebelum mencoba mengangkat dos minuman pocari sweat tersebut.

"Aduh, ternyata berat juga ya." Dengan pelan-pelan Nesha mengangkat dos tersebut dengan kedua tangan.

"Kalau mau minta bantuan ngomong dong." Celetuk seseorang yang baru masuk.

Nesha tidak menoleh. "Gak perlu."

"Emang lo bisa ngangkat dos itu?"

"Bisa kok. Nih buktinya gue udah ngangkat."

"Bisa ngangkat sampai di lapangan?"

Nesha berpikir sejenak. Lalu ia hendak mencoba berjalan. Baru di dekat ambang pintu, Nesha langsung menurunkan dos tersebut dari tangannya.

Nesha menghela napas panjang. Sejujurnya Nesha ga kuat.

Di belakang, cowok itu tersenyum tipis.

"Sini gue bantuin!"

"Gak perlu." Kekeuh Nesha, padahal dalam hatinya berteriak gak bisa, tapi yang namanya gengsi ya begitulah, apalagi cowok yang menawari bantuan adalah mantannya.

"Terus kenapa malah berhenti? Belum sampai di lapangan loh."

Nesha mendengus, lalu mencoba mengangkat kembali dos tersebut. Belum sempat melangkah, Alga langsung mengambil alih dos tersebut dari tangan Nesha, namun gadis itu menahannya.

"Gak perlu, Ga, biar gue sendiri aja."

"Kalau lo gak bisa, tinggal ngomong doang. Sini biar gue aja." Kini dos tersebut sudah berpindah ke Alga.

"Terserah."

"Sha, gue ketua panitia di sini. Gue gak mau panitia lainnya kewalahan. Kalau gue bisa bantu kenapa gak."

"Sapa tau lo lagi sibuk soalnya liat anggota osis lainnya lagi pada sibuk."

"Gue emang sibuk. Sibuk ngawasin kalian, siapa tau ada yang perlu bantuan."

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang