"Mas, eskrimnya dua, rasa vanila sama red velvet ya."
"Oke, neng." Penjual eksrim itu segera membuatkan mereka eskrim.
"Malam-malam gini makan eskrim?" Tanya Alga memastikan.
"Iya."
"Malam-malam gini?"
"Loh, emangnya kenapa?"
"Emangnya gak apa-apa sayang?"
"Gak papa kok. Aku tau kamu pasti mikir, eskrim itu kan dingin, malam-malam gini juga dingin, nanti kita juga ikut dingin kalau makan eskrim, gitu kan?"
"Iya, aku cuma gak mau kamu sakit."
Nesha tertawa kecil. "Kamu gak usah khawatir. Makan eskrim di malam hari gak bakal selalu buat kita sakit kok. Lagipula dikit doang."
"Iya deh iya. Kalau buat kamu senang kenapa gak."
"Bisa aja kamu."
"Ini neng eskrimnya." Ucap penjual itu lalu memberikan dua eskrim yang berbeda rasa itu kepada dua sejoli yang tengah bahagia malam ini.
"Makasih, mas."
"Nih." Tangan Nesha menyodorkan eskrim rasa vanila untuk Alga.
"Mau balik ke tempat yang tadi?" Tanya Alga.
"Kita duduk di situ aja." Jawab Nesha dengan tangan menunjuk tempat duduk di pinggir taman.
Di taman ini cukup banyak kalangan remaja-remaja seperti mereka berdua yang juga tengah duduk-duduk atau hanya sekedar menghabiskan malamnya sebentar di sini.
Alga tersenyum menatap gadis di sebelahnya yang sedang menjilat-jilat eskrim rasa red velvetnya.
Mereka berdua sudah sama-sama tahu kesukaan eskrim masing-masing.Alga sangat senang akhirnya bisa keluar jalan-jalan lagi bersama gadisnya. Kalau diperkirakan, mereka terakhir keluar tiga bulan yang lalu. Cukup lama ya. Dan menurut mereka berdua itu seperti setahun lamanya.
"Astaga sayang, saking senangnya sampai belepotan gitu makannya."
"Mana?" Tanya Nesha dengan tangan yang meraba di sekitar mulutnya.
"Sini aku aja." Tangan Alga langsung naik membersihkannya.
"Makasih."
"Kamu tuh ya, demen banget bilang makasih ke aku."
"Seneng aja gitu."
Sontak tangan Alga naik mengusap pucuk kepala Nesha gemas.
"Makasih ya, Sha." Ucap Alga begitu tulus dan menatap lekat manik mata Nesha.
Nesha mengernyit, menatap balik Alga dengan bingung. Tumben-tumbenan Alga seperti itu.
"Aku cuma pengen bilang makasih. Kan aku tuh jarang ngomong makasih sama kamu." Ucap Alga dengan senyum.
"Sama-sama, pacar." Nesha menyunggingkan senyum manisnya juga. "Akhirnya ya, Ga. Kita bisa keluar jalan-jalan lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Garis Takdir Nesha (TERBIT)
Genç Kurgu"Kalau kamu kangen, kenapa kamu gak nyusul aja bunda kamu? Supaya kangen kamu hilang!" "Itu udah takdir, pa. Kalau ada pilihan, Nesha bakal membiarkan Nesha aja yang di tabrak." "Gue udah pernah bilang kan ke lo, jangan terlalu percaya sama seseoran...