Part 25

149 42 42
                                    

Nesha sudah bisa tebak bahwa papanya akan pulang hari ini. Mungkin papanya itu sudah berada di rumah sejak pagi tadi. Nesha yang baru masuk ke rumah tiba-tiba dikejutkan oleh Ferdy yang langsung menarik pergelangan tangannya dan menyeretnya dengan kasar.

"Ini ada apa,pa?"

Ferdy hanya diam sambil menyeret Nesha menaiki tangga satu persatu dengan tak berperasaan.

Rintihan keluar dari mulut Nesha seketika saat tarikan tangan Ferdy yang begitu kuat serta kakinya yang sakit akibat sempat terbentur di anak tangga yang sama sekali tak membuat Ferdy menoleh.

Sampai pada kamar bercat putih itu, Setelah membuka pintu Ferdy langsung menyeret Nesha masuk dan menghampasnya begitu saja di atas kasur.

"Kurang ajar kamu ya!"

"Sebenarnya ada apa pa?" Sungguh Nesha tak tahu apa penyebab Ferdy seperti ini.

"Kamu sudah berani bohongin saya. Ternyata diam-diam kamu punya pacar ha?!"

Nesha diam seketika dengan perasaan yang bercampur aduk dengan apa yang akan terjadi setelah ini.

"JAWAB NESHA!!"

Nesha tersentak mendengar bentakan keras itu.

"I-iya pa." Jawab Nesha akhirnya dengan kepala menunduk yang sudah pasrah dan berkata jujur meskipun akan berdampak pedih.

Plak

Sudah Nesha duga, sebuah tamparan keras akan melayang di pipinya.

"Sudah berapa lama kamu pacaran sama dia ha?!"

"Satu tahun pa." Jawab Nesha dengan suara pelan.

Gadis dengan ransel yang sudah terlepas kini di tarik paksa oleh Ferdy. Lelaki paruh baya itu sangat geram, lalu membawanya masuk ke dalam kamar mandi.

"Papa." Ucap Nesha dengan suara yang menahan isak. Ia sudah tahu apa yang akan di lakukan Ferdy tehadap dirinya. Ia hanya bisa mempersiapkan diri untuk kondisi yang akan terjadi.

Ferdy langsung mendorong Nesha, hingga tubuhnya tersungkur ke lantai yang sedikit basah. "Dasar anak tidak tahu diri, bisa-bisanya kamu bohongin saya." Bentak Ferdy.

Jantung Nesha berdetak kencang. Ia berusaha untuk tidak membuat matanya berair. Dengan cepat ia menggelengkan kepalanya sebisa mungkin menahan agar air matanya tidak keluar.

"Nesha minta maaf, pa." Yang bisa Nesha lakuin hanya meminta maaf, jika melawan pun yang ada Ferdy semakin bertingkah.

Plak

Lagi-lagi tamparan kedua dilayangkan dan kali ini lebih keras dari yang pertama.

Nesha berusaha agar setetes saja air matanya tak luruh, namun seberusaha apapun Nesha, jika keadaan sudah seperti ini ia tetap tidak bisa. Mata sayunya itu sudah berair dengan air mata yang berkumpul siap jatuh membasahi pipinya sekali kedip.

"Enak banget ya kamu, saya gak ada di rumah, ternyata kamu diam-diam pergi jalan sama dia."

"Papa tau dari mana?"

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang