Part 24

152 47 30
                                    

Ferdy sedang keluar kota selama tiga hari sehingga hal itu membuat Nesha ada kesempatan besar. Meskipun bahagia, Nesha juga merasa kesal, pasalnya Ferdy ke luar kota mengajak Meta karena wanita itu adalah sekretarisnya Ferdy.

Sepulang sekolah, Nesha dan Alga saat ini berada di kafe dekat sekolahnya.

"Kamu ingat gak waktu pertama kali kamu nembak aku?" Tanya Nesha yang kembali mengingatkan dengan tangan mengaduk minuman.

"Ingat banget lah sayang."

"Pasti belum pernah kan ditembak cowok pake bahasa formal?"

"Kamu kan cowok pertama yang nembak aku." Ucap Nesha dengan tertawa kecil.

"Mungkin cowok yang naksir kamu gak berani nembak kamu, aku doang yang berani."

"Bukannya gak berani. Mereka pikir aku udah ada pacar waktu itu, padahal Rafdan cuma sahabat aku."

"Awalnya juga aku pikir kayak gitu, ternyata cuma sahabat. Terus karena aku berani, udah lah nembak aja."

"Tapi, sebelum itu kamu bicara empat mata dulu sama Rafdan tentang hubungan aku sama dia kan."

"Iya lah. Aku kan juga gak mau nembak cewek yang udah punya pacar."

"Gak mau apa gak berani." Ledek Nesha.

"Gak mau lah. Yang ada nanti dikatain peceor?"

"Peceor apaan?"

"Perebut cewek orang."

"Kamu tuh ya sembarang aja." Balasnya dengan kekehan. Begitu pun dengan Alga.

"Oh iya, Sha. Besok jalan-jalan yuk."

"Mau banget. Mau jalan-jalan kemana?" Girang Nesha.

"Terserah mau kemana, yang penting kamu senang."

"Kemana ya?" Ucapnya yang tampak berpikir.

"Ke pameran di taman kota, mau gak?"

"Emang ada?"

"Aku gak mungkin ajak kamu kalau gak ada." Jawab Alga dengan mengacak rambut Nesha gemas.

"Aku dapat info kalau dari salah satu kampus di Jakarta mau adain sebuah pameran."

"Pasti ramai banget dong."

"Udah pasti lah."

"Oke deh. Udah fiks besok kita ke sana ya."

Kini Nesha dan Alga berjalan keluar kafe. Sudah cukup puas mereka menghabiskan waktu selama kurang lebih dua jam di sini.

Saat sudah keluar langkah mereka seketika terhenti saat berpapasan dengan wanita yang memakai kaca mata hitam.

"Hai, Nesha." Sapa wanita itu yang sangat Nesha kenal.

"Tante kok ada di sini? Bukannya tante ikut papa saya?" Tanya Nesha heran.

"Kamu mau banget saya ikut papa kamu keluar kota?"

"Sejujurmya saya gak mau. Bukannya tante Meta sekretarisnya papa saya, dan sekretaris harus ikut kan."

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang