Part 41

198 23 0
                                    

Nesha berlari kecil di lorong rumah sakit dengan perasaan seperti saat awal mendapat kabar dari Mira bahwa Rafdan masuk rumah sakit. Namun, firasatnya kali ini lebih tidak enak, firasat yang membuatnya seperti takut kehilangan.

Sesaat Nesha berhenti untuk mengatur napas lebih dlu. Jantungnya semakin berdetak kencang saat melihat di depan sana ada orang tua Rafdan yang sudah terisak. Sementara Alga duduk menyender di kursi dengan menutup matanya seperti tengah memohon agar tidak terjadi sesuatu.

Nesha berusaha melangkahkan kakinya menghampiri mereka bertiga. Nesha menatap sejenak Alga sebelum melangkah ke hadapan orang tua Rafdan.

"Om, tante?"

Melihat kedatangan Nesha. Mira langsung berhambur memeluk gadis itu.

"Rafdan, Sha. Rafdan..." Mira mengantungkan ucapan karena tenggorokan yang terasa sudah untuk dikatakan.

"Rafdan kenapa tante? Rafdan baik-baik aja kan?"

Mira semakin mempererat pelukan membuat Nesha semakin bingung dengan keadaan Rafdan sekarang.

Setelah merasa cukup, Mira melonggarkan pelukannya. Mira gak kuat menjawab sehingga papanya Rafdan yang bersuara.

"Saat ini Rafdan tengah ditangani dokter." Ucap Papa Rafdan.

"Rafdan baik-baik aja kan om?"

"Om gak tau." Jawabnya lemah.

"Om sama tante harus yakin ya kalau Rafdan akan baik-baik saja."

Pintu ruang rawat terbuka, dokter yang menangani Rafdan keluar. "Di sini siapa yang bernama Nesha. Pasien sedang ingin bertemu dengannya."

"Saya Nesha, dok."

"Silakan masuk."

Sebelum masuk Nesha menatap kedua orang tua Rafdan lebih dulu. Setelah mendapat anggukan, Nesha pun segera masuk ke dalam menemui Rafdan.

Menatap wajah sahabatnya yang tampak pucat Nesha langsung terisak, apalagi saat melihat Rafdan malah menampilkan senyuman. Padahal dirinya sedang sekarat. Nesha benci melihat Rafdan sok kuat seperti sekarang.

"Jangan nangis, Sha."

"Gak usah sok kuat. Gue gak suka."

Sudut bibir pucat Rafdan terangkat membuat Nesha mendengus.

"Lo kenapa sih gak ceritain masalah besar ini ke gue? Kenapa gue harus tau di saat keadaan lo udah kayak gini? Gue ngerasa gagal jadi sahabat di saat lo duka."

"Lo gak gagal. Lo berhasil kok jadi sahabat yang saling menguatkan."

"Kenapa Lo gak cerita ke gue dari dulu?"

"Maaf."

"Gue mohon lo tetap bertahan ya." Pinta Nesha penuh harap.

"Sha."

"Gue mohon Raf jangan pernah ninggalin gue."

"Janji sama gue." Pinta Rafdan sembari memegang punggung tangan Nesha.

"Janji apa?"

"Jangan pernah ingin mengakhiri hidup lo di saat lo udah lelah. Lo harus tetap bertahan sampai kebahagiaan yang lo inginkan tiba."

Nesha memalingkan wajahnya. "Gak Raf. Gue gak bisa janji soal itu."

"Liat gue!"

Nesha kembali menatap manik mata redup cowok itu.

"Lo itu cewek kuat Sha. Jangan pernah lo ngatain diri lo lemah. Lo gak lemah di mata gue."

"Tapi Raf--"

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang