Part 21

194 50 17
                                    

Nesha sedang berjalan memasuki gerbang sekolah dengan tangan memegang tali tas sekolahnya. Ia melirik sejenak ke arah parkiran khusus anggota osis. Terlihat belum ada motor sang ketua osis di sana, itu berarti Alga belum datang. Lalu ia pun kembali melangkah.

Langkahnya yang baru ketiga seketika ia kembali menoleh ke arah sebelumnya. Ia melihat Alga yang telah datang, bukannya tersenyum, ia justru menampilkan raut wajah kesal. Bagaimana tidak? Pacarnya itu sedang boncengan dengan seorang gadis. Nesha berjalan menghampiri dua orang tersebut dengan raut wajah yang biasa, ia tidak ingin memperlihatkan kekesalannya di depan Alga untuk sekarang.

"Hai Nesha." Sapa Viona.

"Hai." Dalam hati Nesha tersenyum kecut.

"Sha, tadi supirnya gak bisa anter Viona, makanya minta tolong sama aku." Jelas Alga duluan sebelum Nesha bertanya.

"Iya Sha, gak papa kan?"

Nesha tersenyum, lebih tepatnya senyuman palsu untuk menutupi permasalahannya dengan Viona. Dan Alga tentu saja percaya dengan senyuman Nesha yang ia artikan tidak ada apa-apa, padahal hati pacarnya itu sedang tidak baik-baik saja.

"Yuk Sha, kita ke kelas."

"Aku duluan ya." Pamitnya pada Alga.

Nesha dan Viona sudah berjalan, namun kembali berbalik karena suara dari Alga memanggilnya. Alga menghampiri Nesha, sontak tangannya naik mengusap lembut pucuk kepala Nesha. Hal itu membuat sudut bibir Nesha tertarik ke atas.

Lain halnya dengan Viona yang diam-diam menahan kesal saat melihat aksi Alga ke Nesha yang menurutnya lebay.

"Dah." Sebelum pergi Nesha melambaikan tangan.

"Lebay."

"Dibilangi lebay sama orang yang lagi iri."

Viona tersenyum kecut. "Lo liat aja nanti."

"Saran gue mending lo move on aja deh."

"Move on? Gak banget. Gue bakal tetap ngelakuin cara apapun. Gue pelan-pelan dulu, sebelum lo yang akhirnya kalah, Nesha." Balasnya lalu berjalan mendahului Nesha.

***

"Ga, anak-anak pada ngomongin lo tadi." Seru Rafdan.

"Ngomongin gue?"

"Waktu lo boncengan sama Viona tadi pagi."

"Oh, kirain apaan."

"Udah dua kali lo bencengan sama Viona. Sementara Nesha akhir-akhir ini udah jarang lo bonceng. Emangnya Nesha gak marah?"

"Awal gue bonceng Viona gue pikir Nesha bakal marah. Ternyata gak papa. Lagian Viona dan Nesha kan bersahabat."

Faris mengangguk-angguk. "Iya juga sih."

"Gue juga gak ada niatan apa-apa selain cuma bantuin dia kalau supirnya lagi gak bisa anter."

"Tapi kalau berkali-kali, lo bakal bantuin terus?"

"Mungkin."

"Terus Nesha gimana?"

"Gak gimana-gimana."

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang