Part 15

201 52 38
                                    

"Papa kamu gak ada."

Nesha berbalik menatap wanita itu yang tak lain adalah Meta.

"Anda ngapain lagi di rumah saya?" Tanya Nesha jengah.

"Mmm... sekedar berkunjung aja." Jawab Meta yang tengah duduk di sofa.

"Papa saya mana?"

"Papa kamu belum pulang. Malam ini papa kamu lembur."

"Mending sekarang juga anda pulang!"

"Tunggu papa kamu datang dulu dong."

"Ngapain anda tunggu papa saya datang dulu?"

"Kamu mau ditampar sama papa kamu kalau tau kamu menyuruh saya pulang sekarang?"

"Itu kalau anda ngadu ke papa saya."

"Makanya itu Nesha, kamu jangan suruh saya pulang sekarang dong. Mending kita makan sama-sama yuk!" Ucap Meta seolah-olah baik.

"Saya gak nafsu makan bersama anda."

"Oke kalau gitu, padahal niat saya baik loh." Ucap Meta lalu berbalik badan hendak pergi.

"Anda punya niat apa mendekati papa saya?"

Meta berbalik badan menghadap Nesha.

"Saya mencintai dan ingin membahagiakan papa kamu. Makanya saya mau menjadi istri dari papa kamu."

Nesha tersenyum kecut. "Bukan karena hanya hartanya?"

"Jangan kurang ajar kamu ya? Saya tulus ingin menjadi seorang istri dari mas Ferdy." Suara Meta naik satu oktav sehingga Nesha kembali tersenyum kecut.

"Saya tidak yakin anda tulus. Mungkin anda hanya tulus menunggu hartanya?"

"Jaga omongan kamu Nesha. Kenapa pikiran kamu negatif seperti itu tentang saya?" Meta seolah-olah di tuduh yang tidak-tidak.

Nesha tak menanggapi pertanyaan Meta.

"Saya gak akan biarkan anda menggantikan posisi bunda saya di hati papa saya."

"Bunda kamu sudah meninggal Nesha. Jadi boleh saja saya menggantikan posisi bunda kamu. Apa kamu mau lihat papa kamu sedih terus-terusan? Lagian papa kamu sudah melupakan bunda kamu kok."

"Jaga omongan anda ya! Papa saya gak akan pernah melupakan bunda saya." Teriak Nesha.

"Buktinya papa kamu mencintai saya dan ingin menikahi saya." Meta tersenyum miring.

"Karena anda menghasut papa saya. Saya gak tau, bagaimana anda pengaruhi papa saya sampai-sampai papa saya ingin menikah dengan wanita seperti anda."

"Apa maksud kamu ngomong dengan wanita seperti saya?"

"Mendingan anda jauhin papa saya."

"Enak aja kamu nyuruh-nyuruh saya. Asal kamu tau ya, saya tidak akan jauhin papa kamu."

"Kasih sayang papa ke saya sudah hilang, sudah gak pernah saya rasakan lagi. Jadi tolong anda jangan malah makin membuat papa saya benar-benar meninggalkan saya."

Garis Takdir Nesha (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang