BAGIAN 32 : KESIBUKAN YANG BERBEDA

69 4 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Kita tidak tau takdir seseorang di masa depan seperti apa? Jadi jangan pernah menebak hidup mereka dari masa yang kamu lihat sekarang"

.
.
.

32.Kesibukan yang berbeda


Didalam sebuah bilik bambu yang nyaman itu tengah duduk seorang laki-laki dengan sebuah buku ditangannya. Mata tajamnya tak henti-hentinya memfokuskan apa yang tertera di setiap paragraf disana.

"Nan , ayo ke kelas". Ajak teo melalui celah jendela bambu itu. Mata laki-laki berwarna hitam itu sedari tadi melihat apa yang dilakukan teman barunya di asrama sepi gini.

"Astaghfirullah". Gus anan mengusap dadanya pelan sambil merelaks kan kembali nafasnya. Laki-laki itu menutup bukunya dan menoleh ke arah kirinya , tepatnya pada seseorang yang saat ini tengah nyengir diluar.

"Sejak kapan disitu?". Alis gus anan mengkerut.

"Hehehe , sejak dua jam tadi"

Gus anan melototkan matanya kaget , terkejut? Sudah pasti. Kenapa dirinya tidak sadar ada makhluk yang sedari tadi mengawasinya?.

"Ngapa gak masuk aja?"

"Malu"

"H-hah?". Mulut gus anan menganga mendengar jawaban teo yang menurutnya sangat tidak masuk akal.

"Udah ah cepat , ustadz mau dateng loh"

"Iya , tunggu saya". Gus anan segera merapikan kembali bajunya yang kusut, dan segera memasukkan kembali bukunya ke lemari kecil itu. Menutup pintu asrama dengan cepat untuk menyusul teo yang sudah ngedumel dri tadi.

"Ayo". Ajak teo yang langsung menarik tangan gus anan.

"Ini gk bisa jalan pelan aja?". Tanya gus anan dengan nafas tersengal.

Teo menolehkan kepalanya kebelakang dengan wajah penuh keringat . "Gak bisa!! Udah telat nih , ustadznya galak banget"

Gus anan pun hanya bisa mengiyakan ucapan teo , meskipun kakinya terasa seperti akan patah sekarang.

Kurang lebih sekitar 10 menit mereka berda sudah stay didepan kelas , pegangan keduanya juga sudah terlepas daritadi. Gus anan menumpukan kedua tangannya pada lutut , sedangkan teo menyenderkan badannya pada tembok samping pintu.

"Lain kali , saya gak mau kalo kamu yg jemput saya saat mau ngaji". Kata gus anan sambil memandang teo dengan sinis.

"Dih? Udah untung dijemput. Tadi tuh rian yang mau jemput kamu , tpi dia lagi sibuk ngurus gak tau apa itu"

"Kamu___".

EHEM

Kalimat gus anan terpotong oleh suara deheman dari arah kirinya teo , mereka berdua lantas menolehkan kepalanya ke sumber suara itu dengan kaget . Lebih tepatnya teo lebih kaget.

"Telat?". Tanya seorang pria berumur setengah abad menurut perkiraan gus anan.

"A - anu ustadz"

"Kamu anak baru?". Tanya pria itu mengalihkan pandangannya dan memusatkannya pada gus anan.

"I-iya". Sial kenapa dirinya jdi gugup seperti ini? Apa ini perasaan santrinya dulu saat berhadapan dengan dirinya?. Entah kenapa aura pria didepannya ini mengintimidasi seperti abinya.

"Kamu boleh masuk kelas". Ucap pria itu yang diketahui bernama Ustadz Tamri sambil memandang gus anan.

Ustadz tamri mengalihkan pandangannya dan beralih menatap laki-laki di belakangnya . "Sedangkan kamu teo hafalkan nadhoman kamu yg kemarin masih gk fasih, terus setor ke saya. 15 nadhom imriti gak boleh kurang , kalo lebih boleh". Ucapnya dan langsung masuk ke kelas meninggalkan dua orang lelaki yang masih tercenung akan ucapan dirinya.

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang