BAGIAN 76 : SELAMAT DATANG DI ISLAM

105 12 0
                                    

بسم الله الرحمن الرحيم

"Keyakinan hati adalah sumber dari semuanya. Kalo hatimu sendiri tidak yakin akan sesuatu, maka seterusnya pikiranmu akan selalu menampilkan hal buruk tentang segala sesuatu yang belum tentu terjadi"

76. Selamat datang di islam

-

Gus anan menatap wajah pucat yang sedang menatapnya itu dengan kedua mata yang berkaca-kaca. Keluarga ndalem yang menyaksikan hal itu juga langsung menangis dan selalu percaya bahwa doa memang menjadi obat utama dalam setiap musibah. Laki-laki berpeci putih tersebut memegang wajah pucat istrinya, kebahagiaan tentang sadarnya sang istri adalah hal yang paling ditunggunya sejak lama.

"Assalamualaikum Ya zaujati"

Bibir gemetar karna menahan tangis itu membuat beberapa keluarga ndalem yang melihatnya tak kuasa menahan tangis harunya. Apalagi mendengar panggilan paling tulus yang keluar dari mulut Gus anan.

"Waalaikumsalam Ya zauji". Wajah pucat Shafa tersenyum, mengulurkan tangannya yang terdapat selang infus. Perlahan tangan kanannya memegang pipi suaminya yang basah karna air mata dengan lembut.

"Maaf membuat mas menunggu lama"

Gus anan menggelengkan kepalanya, memegang tangan rapuh yang ada di pipinya dengan erat. Seolah jika dilepaskan, dia tidak dapat melihat senyuman itu lagi.

"Seberapa pun lamanya, mas akan selalu nunggu kamu"

"Makasih__". Belum sempat Shafa melanjutkan kalimatnya, umi Alisa dan mama helsa yang dari tadi belum bicara dengan anak sekaligus menantunya itu memotong ucapan Shafa.

"Udah dong bang, kita juga mau bilang ke nak Shafa"

Gus anan menoleh ke belakang, menatap uminya jengkel. Tapi dirinya juga tidak boleh egois, jadi Gus anan menyingkir dan membiarkan para perempuan berbicara.

Melihat ada ruang, umi Alisa dan mama helsa langsung maju ke depan. Abi hasan dan papa Aldi juga maju ke depan. Semua orang mengerubungi Shafa dan hanya Gus anan serta Ian yang menjauh. Memberi kesempatan bagi para orangtua untuk melepas rindu pada anak tunggalnya.

Gus anan dan Ian pergi ke ruang tamu, mereka duduk saling berdampingan. Menikmati semilir angin yang masuk dari pintu. Tangan kanannya menuang air minum ke gelas dan meneguknya. Merasakan kebahagiaan yang tiba-tiba datang padanya adalah anugerah yang sangat ingin dia abadikan.

Seolah sadar, Gus anan meletakkan gelas yang sudah diminum airnya lalu berbalik dan memandang Ian sepenuhnya. Menatap laki-laki sipit yang sedang memejamkan matanya itu khawatir.

"Yan, tadi anak-anak gimana? Gue langsung ninggalin mereka aja tadi". Tanya nya dengan gelisah dengan tangan yang menggoyang lengan Ian.

Ian berdecih, matanya yang menutup mulai terbuka dan menampilkan pancaran sayu nya. Menatap si pelaku yang telah mengganggu acara tidurnya dengan kesal.

"Udah gue bubarin dan gue juga udah minta maaf serta terimakasih. Lo sih, main nyelonong aja"

Gus anan berbalik dan menghadap ke depan sepenuhnya. Bersandar di sofa yang empuk serta angin yang berhembus memang bisa membuat siapapun langsung menutup matanya. Tapi jika dipikir lagi, ini memang jam nya tidur karna sudah malam.

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang