BAGIAN 51 : MOMENT

69 12 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Selama itu kamu dan bukan oranglain, tidak peduli kemana kaki ini melangkah. Saat bersama kamu , aku merasa nyaman"


51.Moment

.
.
.

"Sudah sadar?". Tanya Gus anan sambil melihat ke arah luar jendela dimalam hari. Cahaya rembulan yang masuk melalui kaca yang tidak tertutup oleh gorden itu membuat wajah Gus ananh hampir sebagian memantulkan cahaya bulan.

Tubuh yang masih belum sepenuhnya pulih itu , menengok ke arah sumber suara yang berada disebelah kirinya. Matanya mengerjap beberapa kali saat matanya mencoba fokus pada satu titik, untuk mengenali siapakah gerangan yang telah duduk sambil membaca buku disana.

Gus anan melepaskan kacamata yang bertengger manis di hidungnya, kepalanya beralih menatap satu sosok yang kini memandangnya sambil tidur. Seulas senyuman terbit, Gus anan menegakkan tubuhnya dan berjalan menuju gadis itu.

"Apakah masih sakit?". Tanya Gus anan sekali lagi.

"Lumayan Gus"

"Mau saya panggilkan dokter?"

"Tidak usah"

Shafa mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan. Satu kata yang ada dibenaknya 'sepi' , kedua alisnya menyatu. "Sudah berapa lama saya tertidur Gus?"

Gus anan mengetuk-ngetukkan jarinya di dagu. "Emm, tiga hari"

"H-hah?"

Gus anan menganggukkan kepalanya, niat hati ingin membantu gadis itu saat dirinya hendak duduk tapi karna ucapan Shafa , niatnya jadi terurungkan.

"Gak usah Gus, saya bisa sendiri"

Shafa menyamankan posisinya, Gus anan membantu gadis itu dengan memberikan bantal ke punggungnya untuk bersandar. Setelah Shafa duduk dengan benar, gadis itu mulai bertanya sekali lagi.

"Mama papa mana Gus?"

"Mereka semua ada urusan, Ian juga ada urusan , teman kamu sudah pulang dari sore, umi dan abi juga ada keperluan di ponpes. Jadi, om dan Tante nyuruh saya jaga kamu". Jelas Gus anan, laki-laki itu kemudian menarik kursi yang tersedia disamping ranjang lalu mendudukinya.

"Gus anan sendiri gak sibuk?". Shafa menundukkan kepalanya , gadis itu memainkan jarinya agar tidak terlalu malu dihadapan Gus anan.

"Engga, meskipun saya sibuk__" akan selalu ada waktu untuk kamu. Lanjutnya dalam hati.

Shafa mengangkan kepalanya dan memandang Gus anan aneh. Gadis itu menunggu kelanjutan kalimat dari ucapan orang didepannya ini yang terputus. "Terus?"

Seolah tersadar, Gus anan mengerjapkan matanya tiga kali dan memandang Shafa. "Ah .. maksud saya, saya tidak pernah sibuk"

Shafa mengalihkan tatapannya dari Gus anan, menutup mulutnya untuk mengurangi suara kekehan yang keluar dari sana. "Bohongnya pinter bener"

Jelas saja Shafa tau kalo Gus anan bohong, bagaimana bisa seorang Gus tidak pernah sibuk? Kecuali kalo orangnya Mageran seperti dirinya.

"Tapi kebohongan saya membuahkan hasil. Buktinya kamu tertawa dengan manis tadi". Ucapan Gus anan berhasil membuat tawa Shafa terhenti. Gadis itu mulai merasa malu , bahkan untuk menggerakkan kepalanya saja seperti ada batu besar yang mengganjal dilehernya.

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang