BAGIAN 61 : AKAD

120 16 1
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم


"Hari ini semua orang menjadi saksi, langit dan bumi pun sudah menyaksikannya, bahwa semuanya tentang kamu adalah halal dihidupku"



61.Akad

-

-

-

Gus anan menundukkan kepalanya, suara isaknya yang lirih dan hampir tidak terdengar membuat ucapannya sedikit parau ketika diucapkan.

"Kenapa om Aldi tidak percaya sama putri om sendiri?"

Suara isakan dari mulut papa Aldi terdengar , dengan tangan yang masih bergetar. Tangan tua itu menarik tubuh Gus anan mendekat dan langsung memeluknya erat.

Gus anan yang mendapat pelukan mendadak itu secara tidak sadar tangisnya yang semula lirih menjadi lebih keras.

Alat monitor yang berkolaborasi dengan tangis menambah kesan suram dalam ruangan itu. Melepaskan pelukan nya dan menatap Gus anan serius, masih dengan sisa² air mata di pipi. Suaranya yang bergetar tampak serius.

"Kapan acaranya dimulai nak?"

Dengan mata yang masih sembab. Gus anan menatap pria didepannya, wajahnya yang semula dipenuhi ketidakyakinan sekarang menjadi yakin. "Sekarang om". Pandangan Gus anan beralih menatap abinya, wajahnya seperti menyiratkan kebahagiaan akan keputusan seorang anak sulungnya. Abi hasan menganggukkan kepalanya dengan senyuman.

Semua orang yang berada disana menampilkan wajah harunya. Hari ini menjadi hari yang tidak disangka², sakitnya Shafa membawa berkah disisi lain dan disisi satunya mendapatkan kesedihan karna tidak bisa menyaksikan pernikahannya dengan mata yang terbuka.

Setelah mendengar permintaan Gus anan yang bisa dibilang mendadak. Abi hasan menghubungi penghulu yang notabenenya adalah kenalan Abi. Santri mereka yang menunggu dari luar nampak sibuk menurunkan barang² yang berada di mobil. Sedikit kaget juga karna permintaan Gus anan yang membuat mereka terharu dan sedih secara bersamaan.

Kenapa Gus muda yang tampan ini mendapatkan pernikahan yang tidak seharusnya? , Kira-kira begitulah pemikiran santri mereka. Selain para santri yang ikut dengan mereka, umi dan mama helsa juga nampak sibuk. Membersihkan ruangan ini agar tidak tampak kotornya.

Ian yang sedari tadi diam , mengabaikan orang-orang yang sedang sibuk akhirnya memutuskan untuk beranjak dari duduknya dan menemui Gus anan yang saat ini sedang sholat dimusholla.

Dilihat dari segi manapun, rumah sakit yang mereka kunjungi kali ini tergolong rumah sakit mewah. Tidak heran, pasiennya pun banyak. Fasilitas yang disediakan juga tampak canggih.

Langkah Ian menuju musholla yang terletak disamping taman itu memberat, saat telinganya menangkap samar-samar suara dari arah kiri dan kanannya.

"Kamu dengar pasien yang berada di ruangan Yasmine itu? Katanya mereka mau melaksanakan pernikahan"

Ian memberhentikan langkahnya, pura² memeriksa ponsel dan diam² mendengarkan.

"Iyakah? Apa pasien yang baru aja oprasi itu?". Saut wanita disebelahnya.

"Iya jeng , yang mau nikahin katanya seorang Gus"

"Sungguh malang nasibnya, nikah sama seorang Gus tapi dalam keadaan sekarat"

Telinga Ian memanas, kedua tangannya mengepal. "Sekarat katanya? Siapa yang tau umur manusia? Kayak dia sendiri berumur panjang aja". Dumelnya dalam batin.

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang