BAGIAN 56 : TENTANG PIKIRAN

69 10 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Sudah kubilang bukan? Kamu sempurna tanpa ada kata kurang di mataku. Jangan pernah merasa kamu tidak pantas buat siapapun, pernah dengar kata-kata begini?
_Mutiara akan semakin bersinar ditangan orang yang tepat_
Dan kamu kali ini bersinar melebihi cahaya yang ada di rembulan malam ini.
Gak perlu mikirin yang lain, cukup aku dan kamu. Itu sudah lebih dari cukup".

_Gus Anan_

"Selamat memperingati hari isra' mi'raj Nabi Muhammad ﷺ
27 rajjab 1443 H."

56. Tentang pikiran

-

-

-


"Diminum dulu tehnya nak Shafa". Kata umi Alisa, dengan senyuman teduhnya yang.

Shafa yang sedari tadi melamun pun langsung berkedip, arah matanya menatap wanita disamping kanannya yang masih setia menatapnya. Dengan balasan senyuman yang tak kalah manis, Shafa menjawab. "Iya umi". Angguknya pelan.

Bisa dibilang lupa mungkin, nyatanya Shafa duduk berdua begini tentunya dengan pakaian yang..tapi hal itu tidak dipermasalahkan dengan uminya, karna wanita yang mirip ibunya itu sudah tau seperti apa Shafa.

Masih sama, gadis itu mengedarkan pandangan ke seluruh ruangan. Dan interiornya pun masih sama, ya iyalah sama! Diakan tidak kesini cuman beberapa hari, masa ada renovasi.

Sedikit membasahi bibirnya yang kering dengan lidahnya, Shafa menatap umi yang sedang bingung mau bicara apa. "Omong-omong mi. Ian , Gus anan dan Abi kemana?". Tanya nya dengan mata yang berkedip heran.

"Abi sedang ada urusan diluar, kalo dua orang yang kamu tanyakan itu, mereka sedang mengurus santri bandel yang tadi"

Pantas saja! Padahal tadi dia sudah bilang jangan. Bukannya sudah berhenti? Ini kok masih lanjut?. Kening Shafa bertumpuk menjadi lipatan tangga, wajahnya masih bingung. "Bukannya Shafa sudah menyuruh Gus anan berhenti ya mi?"

Umi Alisa tersenyum mendengar pertanyaan gadis didepannya ini yang sangat polos, tangan kanan nya yang sudah keriput membelai pelan kepala yang dibalut jilbab itu. "Iya, Abang memang berhenti saat kamu disuruh dan saat didepan kamu. Tapi saat tidak ada kamu,, makanya kamu ngertikan dia nyuruh kamu kesini sama umi biar apa?

Tentu saja hal itu membuat Shafa terkejut, matanya yang memang agak lebar tanpa sengaja melotot pada umi Alisa. "Apa!!?"

Umi Alisa terkekeh pelan. "Susul sana, marahin. Biar mereka gak bandel lagi"

Sekarang Shafa lebih bingung lagi. "Maksud umi? Mereka kan lagi ngehukum santri yang bandel, kenapa mereka jadi ikut bandel?"

"Mereka bandel karna gak nurut sama gadis cantiknya umi ini". Jawab umi Alisa dengan sedikit mencolek hidung mancung milik Shafa.

Shafa menganggukkan kepala dengan semangat , sepertinya kobaran ingin memarahi seseorang lagi bangkit. Jiwanya menjadi semangat kembali untuk segera mengomel.

"Shafa pergi dulu mi". Pamitnya dan langsung pergi keluar. Umi Alisa yang melihat itu hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil terkekeh pelan.

Shafa berjalan tak tentu arah , tempat yang semula menjadi tempat seseorang di taksir, sekarang telah kosong mlompong . Sedikit mengeraskan langkahnya, Shafa menolehkan kepala kekanan dan kiri. Tidak ada apapun disana, hanya ada bangunan tinggi yang diisi oleh beberapa santri yang sedang sibuk. Menghembuskan nafas kasar pun sudah Shafa lakukan sejak tadi, keringat mulai bercucuran di dahinya. Sekarang dia mulai menyesali gaya pakaiannya yang seharusnya tidak memakai jaket tadi , mau dilepas tpi dia pakai dalaman kaos pendek dan ketat juga. Semakin dipikir semakin frustasi, Gus anan benar-benar menghukum mereka berdua jauh dari pandangan Shafa.

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang