BAGIAN 62 : SUAMI IDAMAN

125 13 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Sudah menjadi tugas saya untuk memperhatikan semua kebutuhan kamu"

-Gus Anan-

62. Suami idaman

_

_

_

Tepat tiga hari yang lalu setelah akad.

Gus anan hari ini sedang menunggu istrinya/Shafa terbangun. Bola matanya masih setia menatap dan tangannya yang masih erat menggenggam. Selalu menunggu.
Kemarin menunggu
Hari ini menunggu
Kalo besok...
Hatinya tidak henti²nya meminta kepada Allah agar menyegerakan perempuan didepannya ini untuk segera membuka mata. Pandangannya yang selalu berharap tangan yang diberi selang itu bergerak barang seinci. Kalo dipikir-pikir permintaannya tidak terlalu sulit , hanya ingin melihat senyuman gadis itu. Yaa hanya itu.

Hari selalu berganti. Jam menjadi menit, menit menjadi detik. Dan sekarang siang telah berganti menjadi sore. Hanya menunggu , sholat dan mandi yang dia lakukan hari ini. Setidaknya sikapnya satu harian ini membuat teman kecilnya sedikit berinisiatif untuk memberinya makanan.

"Gus , nih makanan buat Lo. Nanti Lo sakit malah gak ada yang jaga Ning Shafa". Ian menyerahkan bungkusan warna hitam itu pada Gus anan, panggilannya untuk Shafa pun sudah berubah. Bisa dibilang lebih sopan dari kemarin.

Gus anan menatap Ian didepannya, entah ini hanya perasaannya saja atau apa. Tapi wajah Ian keliatan tidak terurus, apa ini salahnya? Terlalu fokus sama Shafa dan mengabaikan beberapa hal kecil disekitarnya?

Tangannya terulur dan menerima bungkusan itu. Menghela nafas kasar sejenak, matanya terpejam sambil menjawab.

"Harusnya Lo juga jaga diri Lo sendiri, sini makan sama gue". Mata Gus anan terbuka.

Ian memandang Gus anan takjub. "Wah lihatlah orang ini pemirsah, gue kayak gini gara² Lo yang selalu dirs terus. Gue ngurus santri Lo yang bandel kek ngurus anak tk, mereka susah dibilangin"

"Maaf dan terimakasih"

Ian menarik kursi disebelahnya dan duduk menghadap Gus anan. "Lo gak perlu minta maaf Gus, kalo gue ada diposisi Lo. Mungkin gue akan melakukan hal yang sama atau bahkan lebih"

"Lo sangat pengertian tapi kalo sama cewe engga. Makanya sampai sekarang jomblo"

Alis Ian menukik tajam, matanya yang bagaikan elang menatap Gus anan dalam. Seolah akan menguliti laki-laki didepannya ini.

"Ini nih, sifat aslinya keluar". Tunjuknya dengan jari.

Gus anan terkekeh pelan melihat reaksi Ian, sekarang dia lebih lega entah karna apa dia merasa ringan sekarang.

"Ohiya Gus, Lo udah nyari pelakunya dimana?". Pertanyaan Ian membuat tawa lirih dari Gus anan terhenti.

"Iya, dia sulit dilacak. Sebelumnya mau gue maafin, tapi lihat hasil perbuatan dia yang seperti ini sangat ingin gue cincang". Matanya kembali menatap perempuan dengan matanya yang terpejam diranjang.

"Gus nanti gue bakal bantu Lo setelah ngurus santri Lo itu selesai"

Gus anan kembali menatap Ian, bibirnya perlahan memunculkan senyuman tipis.

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang