BAGIAN 54 : SERIGALA BERBULU DOMBA

85 8 2
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Berhati-hatilah dengan orang yang bertutur kata lembut"

54. Serigala berbulu domba

.
.
.

*Dalam part sebelumnya maupun ini, saya tidak akan terlalu membahas tentang kisah Pasha, Risa , dan kinar. Akan saya munculkan mereka dibagian tertentu tapi tidak keseluruhan. Karna cerita ini hanya berfokus pada Gus anan , Shafa, Ian dan Siska.

selamat membaca !!

-
-
-


"Shafa?". Suara berat dari arah belakang Shafa membuat mereka berempat menghentikan pembicaraannya.

"Ian? Gus anan?". Ucap Shafa dengan wajah kagetnya.

Gus anan menganggukkan kepalanya. "Kamu kok disini?"

"Lah Gus anan sendiri kok disini?". Tanya Shafa balik.

Gus anan berdehem singkat, sedikit melirik ke arah Ian yang berada di belakangnya. "Lagi ngasuh tuh anak"

Jawaban Gus anan membuat ketiga sahabatnya terkekeh geli, apalagi melihat wajah Ian yang menunjukkan aura tidak terimanya. "Kok jadi gue sih Gus? Kan Lo yang__"

Sebelum Ian melanjutkan ucapannya, Gus anan sudah membungkam mulut Ian dan memberinya sedikit pelototan tajam.

Ian menarik paksa tangan kanan Gus anan, dan membalas pelototan mata tajam itu. "Dasar gak tau diri"

Shafa terkekeh pelan melihat perdebatan didepannya. "Udah-udah daripada bertengkar mending kalian berdua duduk disini sama kita. Jaga jarak tapi!"

Gus anan dan Ian menganggukkan kepalanya. Mengambil kursi di meja belakangnya untuk ia duduki, meski Shafa tidak memberitahu pun. Gus anan sadar kalo dirinya harus menjaga jarak pada seorang gadis.
Katanya gini, 'Cowo dan cewe tidak boleh saling berdekatan'. Gus anan paham kalimat itu , menurutnya itu memang benar.

Sekarang meja mereka telah penuh, percakapan yang semula ricuh pun jadi senyap. Ara , Tika , Fira pun agak canggung harus memulai obrolan darimana. Sedangkan Shafa sendiri juga sedari tadi diam tanpa ada niat untuk membuka topik.

Ehem

Alhamdulillah, mereka berempat bernafas lega saat satu orang diantara dua lelaki itu mencoba menghilangkan kecanggungan ini. Ian, sang pelaku telah menaruh kedua tangannya di atas meja dan menatap Shafa tajam.

"Lo dimintai nomor sama Dani?". Shafa memiringkan kepalanya , tanda tanya sangat jelas dimatanya. "Hah? Maksudnya yan?"

"Sholawatan, saat memperingati kematian alm jidan". Imbuh Gus Anan dengan suara dinginnya.

Ketiga sahabatnya Shafa menelan ludah kasar. Kalo disuruh memilih, mereka lebih milih untuk suasana canggung seperti tadi daripada suasana tegang kayak gini.

Shafa menganggukkan kepalanya samar, "Iya yan". Lirihnya

Brak!

Semua orang berjingat kaget melihat lakukan Gus anan, bahkan untuk sekedar menatap mata lelaki tampan itu membutuhkan nyali yang besar. Shafa dan sahabatnya menundukkan kepalanya, takut kalo salah ucap bisa membuat amarah lelaki yang duduk di sampingnya semakin naik.

Pengunjung yang ada disanapun juga nampak kaget , sebenarnya pukulan Gus anan tidak terlalu keras. Tapi berhubung cafe disitu tidak berisik seperti layaknya cafe, alias cafenya sangat damai. Membuat suara pukulan

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang