BAGIAN 47 : SIUMAN

110 14 0
                                    

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

"Ada seseorang yang cobaannya lebih parah dari kamu, tapi mereka tidak pernah menjadi orang yang sangat putus asa seperti dirimu"

47.Siuman

.

Ditepi danau malam, dan di hamparan rumput yang luas. Ada satu orang yang sedang meluruskan kakinya sambil melempari danau itu dengan batu kecil yang dia pungut saat perjalanan menuju ke sini. Sejak pagi tadi dia tidak menampakkan diri ke siapapun dan pergi seolah menghilang dari hadapan semua orang untuk menenangkan hatinya. Perutnya yang sakit pun tidak dia hiraukan dari tadi, sudah bisa ditebak dia tidak memakan apapun setengah hari lebih. Peduli? Jelas tidak. Kalo dia peduli pada diri sendiri, bukankah dia tidak akan sakit perut seperti sekarang?.

Pandangannya kosong menatap hamparan air didepannya yang sangat luas. Disini sangat tenang persis seperti suasana hatinya yang menginginkan ketenangan. Hati dan pikirannya terlalu kacau, padahal sehabis sholat isya tadi dia istighfar sebanyak mungkin agar hatinya tenang. Tapi hal itu belum mencapai ketenangan dalam hatinya. Suasana yang mendekat dari arah belakang pun tidak dia hiraukan, entah langkah kaki dari orang baik atau orang yang berniat buruk , dia seolah tidak peduli akan semua itu. Sampai orang asing itu benar-benar duduk disampingnya dan juga menatap hamparan air itu.

"Gue juga biasanya ke tempat seperti ini kalo pikiran dan hati sedang kacau". Ucap nya dengan tenang. Suaranya sangat lembut terdengar di telinga, sudah Gus anan kira kalo dia itu gadis. Dengan hati-hati Gus anan menggeser duduknya untuk menjauh sedikit dari gadis itu.

Melihat tak ada jawaban, gadis menolehkan kepalanya ke arah samping dan menatap lelaki yang saat ini diam-diam duduk menjauh dari dirinya. Gadis itu terkekeh pelan dan menggelengkan kepalanya kecil saat melihat Gus anan sudah selesai memberi jarak kepada dirinya.

"Kalo ada orang ngomong tuh dijawab, bukannya diem aja"

Masih tidak ada jawaban, bahkan gadis itu seperti orang gila yang sedang berbicara sendiri. Suara angin saja bahkan lebih keras daripada jawaban dari Gus anan yang nyatanya kosong.

"Lo tau gak? Dulu gue pernah ngasih tantangan ke Shafa"

Mendengar nama Shafa, Gus anan agak rileks sejenak meski tidak ada niatan menjawabnya, namun Gus anan mempertajam pendengarannya.

"Dulu, gue pernah bilang ke dia untuk menaklukan anak seorang kiyai. Dia bilang , dia tidak bisa. Tapi gue percaya kalo suatu hari nanti dia bisa"

"Lo benar, dia berhasil menaklukan gue secara tidak langsung". Batin Gus anan membenarkan ucapan seorang gadis disampingnya.

"Dia dulu pernah punya pengalaman buruk tentang cinta. Dulu dia pernah punya pacar tapi di khianati sama sahabat kecilnya". Lanjut gadis itu, meski laki-laki disampingnya diam tidak menjawabnya sedari tadi. Dia paham kalo lelaki itu pasti mendengarkannya meski terlihat acuh.

"Dia benar-benar terpuruk sampai-sampai dia tidak percaya sama seorang lelaki lagi. Dia menganggap laki-laki adalah seorang hama yang akan menyakiti tubuh serta fisiknya , jadi agar tidak sakit dia harus menjaga hal itu"

Sedikit menarik nafas panjang , lalu menghembuskannya secara perlahan. "Gue dan yang lain sudah berusaha untuk membuatnya berfikir lebih luas kalo laki-laki tidak semuanya sama, tapi dia meragukan hal itu. Setelah bertemu denganmu hari ini gue sadar, gadis itu telah melupakan ketakutannya seiring berjalannya waktu. Dia memang tidak mengucapkan apapun tentang Lo, tapi gue tau semuanya tentang dia. Dia itu punya sifat yang unik, dia selalu ngerasa gak pantes buat siapapun dan lebih memilih memendam semuanya daripada mengutarakannya".

CINTA YG PULANG (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang