Laluna siblings: Alares Putra Warren

231 32 6
                                    

Seorang wanita terduduk sambil memeluk lututnya di bawah guyuran hujan. Hujan lebat dan awan gelap seolah mencerminkan isi hatinya saat ini. Beberapa jam lalu ia baru saja diusir dari rumahnya setelah ayahnya tau kalau putrinya telah melakukan kesalahan fatal, dan beberapa menit sebelumnya lagi-lagi ia kembali diusir dari mansion seorang pria, yang harusnya bertanggung jawab atas semua nasibnya saat ini.

Arinata Joy Warren, wanita berusia 25 tahun yang baru saja mengalami mimpi buruk bagi semua wanita di negaranya. Ia hamil, tanpa ikatan pernikahan. Kejadian itu bermula dari temannya yang menjadikannya bahan taruhan balap motor. Temannya kalah, sehingga ia harus mengikuti musuh dari temannya itu minum-minum di sebuah club.

Namun sialnya, ia malah bertemu seorang pria yang sedang mabuk dan tidak terkendali. Pria itu terus memanggil nama wanita yang sama sekali ia tidak kenal. Joy berkali-kali berkata kalau ia bukan wanita yang orang itu cari, tapi orang itu tetap saja membawanya ke sebuah kamar. Saat itulah Joy tau mimpi buruknya akan segera dimulai.

"Neng??"

Joy mengangkat wajahnya dan mendapati seorang wanita paruh baya dengan setelan formal sedang menatapnya khawatir.

"Neng, kenapa hujan-hujanan disini?? Nanti masuk angin loh neng, pulang atuh," kata ibu itu sedikit berteriak agar bisa mengalahkan suara hujan.

"Ga bisa pulang bu," jawab Joy, sepertinya ibu itu tidak menyadari ia menangis sedari tadi karena tersamar oleh air hujan.

"Kenapa?? Mau ibu anter?? Ayo atuh ibu anter ya"

Joy menggeleng, "Ngga usah bu"

"Atuh neng, ayo ibu anter, nanti neng duduk disini mah malah sakit. Sok atuh rumah neng dimana??" Tanya ibu itu dengan logat Sunda yang kental.

"Ga ada rumah bu, saya diusir"

"HAH?! YA ALLAH KOK BISA NENG??"

"Panjang bu"

"Ya udah neng ikut ke tempat ibu aja ya, jangan ujan-ujanan di sini nanti sakit"

Kedua wanita itu berjalan di bawah guyuran hujan, berbekal satu payung yang mereka pakai bersama, tentu saja tidak terlalu berguna pada akhirnya. Tapi biarlah, setidaknya kepala mereka terlindungi. Ya kepala ibu itu saja, karena Joy sudah basah dari atas sampai bawah.

Mereka berdua sampai di rumah yang  cukup luas, dengan halaman yang cukup besar juga.

"Asaneoma??" Kata Joy menyebutkan nama yang tertera pada plang di depan pagar.

"Iya, asa itu harapan dan Neoma itu bulan purnama"

"Kenapa??"

"Karena disini banyak anak-anak yang menggantungkan asa mereka setinggi neoma," jelas ibu itu sambil tersenyum.

"Ayo masuk neng"
















































Joy selesai membersihkan dirinya dan keluar dari kamar mandi. Ia bermaksud untuk mencari ibu itu, namun yang ia temukan adalah seorang anak kecil yang sedang berdiri di depan pintu dengan kondisi basah kuyup.

"Hey anak manis, kenapa kamu bisa basah gini?? Kok ngga masuk?? Habis main hujan-hujanan ya??" Tanya Joy. Anak itu menggeleng dan memberikan sebuah amplop pada Joy dengan tangannya yang bergetar.

Ezra Finn Ganendra
3 tahun
22 Desember 20XX

Jangan biarkan dia pergi lagi dari tempat kalian kecuali Sabtu dan Minggu atau saat saya perintahkan. Suruh dia kembali ke rumahnya setiap Sabtu dan Minggu. Jangan ada yang mengantarkan, biar dia pulang sendiri. Jangan biarkan siapapun tau anak ini tinggal di tempat kalian, dalam kartu itu ada 100 juta sebagai uang tutup mulut. Kalau sampai ada siapapun yang tahu, saya ubah panti kalian menjadi abu.

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang