(44) UNTOLD: Love story

187 24 0
                                    

Sejak Finn pulang dari rumah sakit 3 hari lalu, rumah ini menjadi sangat ramai. Apalagi setelah Zayyan mengetahui semuanya, ia memutuskan untuk membawa semua anak-anaknya tinggal di mansion Ganendra. Lagipula rumah itu sangat besar, menambah 5 orang tidak akan membuat mansion itu penuh.

Setiap hari pasti ada saja keributan yang diciptakan oleh anak peranakan Zayyan. Mulai dari Ares yang mengomel pada Finn, Gian yang mengganggu Shilla, Jenar yang sibuk memasak bersana Elvina, ataupun Shena yang jadi sangat menempel pada Kaivan.

Shena memang bisa dibilang cukup sering berbicara pada Kaivan saat menjenguk Finn di rumah sakit. Makanya saat mereka sekarang tinggal satu atap, Shena dan Kaivan menjadi sangat dekat.

Hari ini, keributan itu bertambah karena teman-teman Kaivan dan Finn datang untuk menjenguk keduanya. Ada Saga, Hira, Varo, Yoshi, dan Karin. Yesa dan Saschya sedang pulang ke rumah orang tua mereka sejak tadi pagi.

Hubungan antara Karin dan Finn memang sempat sedikit renggang karena Karin yang memutuskan untuk menjaga jarak pada Finn. Tapi setelah perbincangannya dengan Varo semalam, Karin mulai berusaha untuk berdamai dengan semuanya. Lagipula Finn juga tidak mengingat kejadian itu, jadi anak itu masih tetap bersikap biasa saja pada Karin. Entahlah saat ia ingat semua nanti akan seperti apa sikapnya.

Flashback on

Malam itu, Jennie dan Jhonny mengajak putranya dan teman-temannya untuk makan malam bersama. Sekaligus untuk merayakan ulang tahun pernikahan mereka yang ke 20 dan merayakan kepulangan Finn dan Kaivan dari rumah sakit.

Acara makan-makan itu sudah selesai beberapa menit lalu, sekarang mereka hanya sedang mengobrol santai bersama.

Karin yang masih merasa kurang nyaman berada di tengah-tengah merka memutuskan untuk menyendiri di taman belakang restaurant.

Beberapa menit Karin duduk di sana hingga sebuah suara berat mengganggu waktu sendirinya.

"Kok kesini? Ngga gabung?"

Karin menggeleng lesu, "Gw masih ngga enak ada di sana, rasanya gw ga tau diri banget masih bisa nampakin muka"

"Bego banget ya gw percaya sama orang tua kayak Deon"

"Udah jangan dipikirin terus. Lu baru sehat, kalau banyak pikiran nanti sakit lagi"

Karin tersenyum tipis, "Udah gapapa gw"

"Beneran udah gapapa?"

"Gapapa, lu tenang aja"

"Bener? Ga perlu check up atau apa gitu?"

"Udah ngga Oweeeen... Mba Una yang bilang sendiri"

"Ya bagus deh"

"Ehmm Wen"

"Hmm?"

"Kayaknya lebih baik gw nyerah aja ya?"

Varo terkekeh kemudian menepuk pelan kepala lawan bicaranya, "Terserah, cuman lu yang bisa nentuin yang terbaik untuk diri lu sendiri"

"Eja emang keliatan lebih baik setelah sama Saschya. Gw egois banget kalau tetep maksain keinginan gw"

Gadis itu terkekeh miris, "Bodoh banget gw. Gw pikir dengan gw selalu ada buat dia sejak kecil pasti bikin dia juga cinta sama gw. Ternyata ngga"

Varo ikut terkekeh, "Berarti gw juga bodoh dong?"

"Kenapa?"

"Gw kira selalu ada sejak kecil bisa bikin lu cinta juga sama gw"

UNTOLD [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang