Sean;

7.1K 389 12
                                    

✿ BAB SUDAH DIREVISI

KALIAN TIM YANG MANA?

YANG BACA ULANG
ATAU
YANG BARU MULAI.

Tandai dimana letak typo;)

Happy reading!!!


◍ꁞ◍

Seorang wanita berjalan perlahan mengabsen setiap baris tangga hingga kelantai atas. Ia melanjutkan langkahnya menyusuri ruangan itu, hingga berhenti tepat didepan pintu kayu. Di permukaanya ditempel sebuah papan kecil yang bertuliskan nama sang pemiliknya.

Ia menoleh sebentar kearah jam yang tergantung didinding, lalu kemudian mendorong pintu kayu itu sepelan mungkin agar tidak menimbulkan bunyi. Sesaat ia tersenyum melihat siluet anak remaja yang kepalanya menyembul keluar dari dalam selimut berwarna biru yang anak itu kenakan

ia tidak tega membangunkan anak remaja itu, karena tiga bulan belakangan ini ia menyaksikan sendiri perjuangan anaknya untuk menembus beasiswa di universitas elit dikota ini.

Sebenarnya ia masih mampu membiayainya, meskipun ia seorang singel parent. namun anaknya yang keras kepala itu terus menolaknya dengan berbagai alasan yang masuk akal.

“Sean ya ampun, kok masih tidur. Ini hari pertama kamu jadi mahasiswa baru lho---Kamu mau telat?”mawar beranjak mendekati anaknya yang sedang berbaring memunggunginya.

Anak itu seperti remaja pada umumnya yang suka bermalas-malasan diatas kasur. meskipun ia anak penurut dan mempunyai IQ tinggi, tetap saja ia kalah dengan urusan bangun pagi.

mawar tidak pernah tahu apa yang anaknya perbuat ketika malam hari, karena ia selalu meninggalkan rumah jika malam. Jangan berfikir yang aneh----mawar seorang dokter umum yang mengambil sift malam, jadi ia hanya bisa menemani anaknya di siang hari.

Anak itu merenggang tubuhnya, “bentar lagi ma, sean masih capek.”katanya dengan suara ciri khas orang bangun tidur.

Mawar menghelah nafas, ia juga tidak ingin memaksakan anaknya. “kalau gitu mama tunggu dibawah ya.”

Ucapan mawar dibalas dengan tangannya yang keluar dari selimut dan mengacungkan jempol tanpa berbalik. Melihat respon itu, mawar tersenyum lalu keluar dari kamar itu dan menutup pintu kayu yang ber tag Sean.

Sean pramudya sutar, begitulah nama dengan pemilik yang mempunyai senyum manis itu. Jangan berfikir karena senyum manisnya, ia popular disekolahnya dulu, i--tu s-a-lah be-sar.

Sean menarik diri dari keramaian karena pernah menjadi Korban perundungan ketika dia duduk dibangku sekolah menengah.

Wajah anak itu sempurna, gen ayahnya sangat menempel pada dirinya. Mata sipit dengan bola mata yang indah, serta hidung mancung dan juga bibir merah muda yang sedikit penuh. Sayangnya semua tertutup dengan kacamata besar yang ia gunakan selama ini, ia tidak rabun sama sekali. Entah alasan apa yang membuat dirinya berpenampilan seperti itu.

Mungkin ia tidak ingin didekati hanya karena alasan fisiknya saja, tapi entahlah biar sean sendiri yang akan mejelaskannya nanti.

Laut Pelarian (Tahap Revisi);Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang