kebenaran masa lalu;

1.4K 164 8
                                    

Sean duduk di ruang keluarga mengerjakan tugas kampusnya sekaligus menunggu Galaksi pulang.

Entah mengapa akhir-akhir ini Sean sangat lalai dengan tugasnya hingga bisa dilihat sekarang ada banyak mata kuliah yang harus ia selesai sekaligus.

Tidak lama menunggu Galaksi muncul dengan langkah gontai.

"Udah balik kak?"tanya Sean random.

"Nggak, ini roh gue."jawab kesal Galaksi,

Sean terkekeh mendengar suara kesal Galaksi. tanpa basa-basi Galaksi merebahkan tubuhnya di sofa dengan kepala diletakkan di paha Sean.

"Langsung kekamar aja kak, istirahat."kata Sean.

"Bentar, gue cape banget."kata Galaksi sambil menutup mata.

"Sean."

"Iya kak?"

"Lo haus nggak?"tanya Galaksi.

"Enggak sih, cuman gantuk doang."jawab Sean jujur karena sudah penat mengerjakan tugasnya.

"BIBI, GALAKSI MINTA JUS JERUK SAMA KOPI SATU." Teriak Galaksi menggema seisi ruangan, membuat Sean mendadak tuli.

"Iya den."balas maid dari arah dapur.

Sean masih meniup tangannya lalu di arahkan ke telinga, "Lo ngapain?" Tanya Galaksi seakan tidak berdosa.

"Suara kak Gala bikin sakit telinga."

"Yaelah gitu doang, cemen Lo."ejek Galaksi.

"Tapi kopi buat apa kak?"tanya Sean.

"Ya buat Lo lah bego, tadi Lo bilang ngantuk."balas Galaksi membuka mata lagi dan menatap kesal Sean.

"Tapi Sean nggak terlalu suka minum kopi."tolak Sean halus.

"Nggak suka berarti nggak bisa minumkan? Nggak usah ngajak debat. tinggal minum, udah kelar." Ucap Galaksi tidak mau dibantah.

Sean yang penurut hanya menghela nafas dan memilih mengalah suapaya tidak memperpanjang masalah.

Maid akhirnya datang dengan membawa 2 gelas dan cemilan. saat ingin melewati Sean, tidak sengaja kaki maid itu terpeleset.

Sehingga membuat semua minuman itu jatuh ke punggung Sean.

"Arghhhh."teriak Sean kesakitan.

Galaksi yang masih berbaring di pangkuan sean bangun seketika, ia menatap maid itu dengan tatapan marah.

"Bisa hati-hati nggak sih?"

"Maaf den, bibi nggak sengaja."

Sean tidak memperdulikan Galaksi dan maid itu lagi, rasa terbakar di punggungnya begitu menyiksa.

"Sean Lo mau kemana."teriak Galaksi.

"G-ganti baju kak."jawab Sean ketika lift sudah mau tertutup.

"Kalau bikin kopi jangan panas-panas banget, bibi liatkan Sean sampai teriak kesakitan gitu."ucap Galaksi menahan emosi.

"Maaf den, tapi kopi yang bibi buat nggak panas sama sekali."jawab maid itu.

"Bener?"tanya Galaksi memastikan dan di angguki oleh maid tersebut.

"Ahh bodo amatlah, lain kali hati-hati."ucap Galaksi berjalan kearah dapur, ia akan membuat jus sendiri sebelum naik mengecek keadaan Sean.

🚌🚌🚌

Ketika sampai, Sean langsung mengunci pintu kamarnya agar Galaksi tidak bisa masuk.

Laut Pelarian (Tahap Revisi);Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang