"maaf." Kata Galaksi kepada suster yang baru ia tabrak.
Galaksi berlari seperti orang kesetanan dari parkiran tadi, mendengar kabar bahwa Sean sudah sadarkan diri membuat perasaannya campur aduk.
Ada perasaan bahagia yang ia rasakan namun malu lebih mendominasi di hatinya, ia merasa tidak pantas berharap untuk di maafkan oleh Sean.
Tetapi sekarang bukan saatnya untuk terus dalam mode jual mahalnya, lagi pula ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga Sean sebaik mungkin.
Galaksi menarik nafasnya dalam-dalam dan merapikan bajunya yang berantakan karena berlari, ia membuka pelan pintu kamar rawat Sean.
Nafasnya tertahan ketika melihat seseorang yang sudah ia nantikan sejak 2 hari lalu sedang duduk menatap jendela dan membelakangi dirinya.
Galaksi masih membeku sampai Sean memalingkan wajah kearahnya.
"Kak Gala." Ucap Sean memperbaiki posisinya bersandar di brankar.
"H-hai."ucap Galaksi canggung.
Sean masih takut berada di sekitar Galaksi, tapi mendengar mawar mengatakan bahwa Selama ia tidur Galaksi selalu berada di sampingnya. Sean merasa orang yang tidak tahu diri jika harus mengacuhkan kakaknya.
Galaksi mendekat kearah Sean dan refleks Sean bergerak seperti menghindar, melihat reaksi Sean membuat ada rasa perih di dada Galaksi.
"Maaf kak, Sean nggak bermaksud."ucap Sean menyesali, iri bukan kemauannya. Tubuhnya yang bergerak tanpa ia sadari.
Bahu Galaksi merosot, "ahh Lo nggak perlu minta maaf, seharusnya gue yang minta maaf. Gimana keadaan Lo sekarang?"
"B-baik."
"Serius?"
"Iya kak, mama bilang kalau Sean udah bisa balik kerumah besok."
Galaksi mengangguk paham, "ohiya mama sama papa dimana?"
"Papa ada urusan mendadak tadi, kalau mama lagi sibuk sama pasien lain.'' jelas Sean.
Galaksi mulai gelisah karena suasana sangat awkward, ia memutar otak agar tidak terus bercakap monoton dengan adiknya.
"Lo mau jalan-jalan?"ajak Galaksi.
Sean berpikir sejenak, tapi ia tidak bisa karena masih lemas.
"Lain kali aja kak, Sean masih nggak bisa jalan."tolak Sean.
" Tunggu disini."Galaksi meninggalkan Sean sendiri.
Tidak lama ia masuk membawa kursi roda, Sean lupa sifat Galaksi yang keras kepala. Percuma Sean menolak karena kakanya akan selalu menemukan cara untuk bisa mendapatkan apa yang ia mau.
Sean pasrah-pasrah saja ketika Galaksi membantu pindah ke kursi roda dan memindahkan infusnya.
"Kita mau kemana kak?" Tanya sean.
Galaksi juga bingung mau kemana, karena ini pertama kali ia berkunjung dirumah sakit tempat mawar bekerja.
"Ehhmm sebenarnya gue nggak tau jalan."galaksi mengaku.
Sudah Sean duga, "kalau ke rooftop aja gimana?"
"Boleh-boleh"jawab Galaksi.
"Lewat mana nih?"
"Lewat lift kak, kalau lewat tangga susah."
Jawaban Sean seperti menyambar hari Galaksi, teringat ketika ia menyuruh Sean menggunakan tangga naik kekamarnya yang berada di lantai atas dan pada saat itu Sean sedang membawa koper besar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Laut Pelarian (Tahap Revisi);
Fanfiction[WAJIB FOLLOW SEBELUM BACA!!!] ◉TAHAP REVISI◉ hidup Galaksi benar-benar terusik ketika mengetahui orang yang selama ia rundung akan menjadi adik tirinya sebenarnya ia tidak mempermasalahkan ayahnya menikah lagi, terlebih orang yang akan dinikahinya...