diusir;

1.3K 165 29
                                    

Mata sayup Sean terbuka perlahan. Dengan kulit sepucat mayat dan keringan dingin, ia berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya.

Ada banyak pertanyaan yang masuk kepikiran Sean. Namun, segera ia tersadar dan mengingat apa yang baru saja terjadi.

Ia sekarang berada di kamarnya dan mawar duduk disampingnya dengan keadaan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja.

Mawar belum menyadari bahwa Sean sudah sadar,

"Mama."ucap Sean pelan.

Mawar yang mendengar suara Sean dengan cepat mengusap air matanya.

"Kamu udah sadar."

Hati Sean teriris ketika mawar tidak mau menatap matanya, biar bagaimanapun mawar adalah sosok ibu yang paling Sean sayangi.

"Ma, maafin Sean."Sean membuka suara lagi.

Tanpa menatap Sean mawar kembali berbicara, "mama udah siapin barang-barang kamu, bentar lagi papa kamu bakal jemput kamu disini."

"Maksud mama?"

Sean mengikuti arah telunjuk mawar yang berada tepat di koper itu.

"Maa, ini nggak benarkan? Mama ngak mungkin usir Sean."ia berusaha bangkit dan mencoba menyentuh mawar.

Namun dengan cepat mawar menghindar dari sentuhan itu. Sean benar-benar mati rasa, ia hanya bisa tersenyum miris.

"Maafin mama, tapi Oma sama papa udah nggak bisa nerima kamu disini lagi. Kamu tenang aja, mama pasti sering gunjungin kamu kerumah papa kamu nanti."

Seperti ada serbu anak panah yang masuk menikam dadanya, mengapa hidupnya selalu dipenuhi penolakan. Ia bahkan tidak tahu bagaimana akhir ceritanya sendiri, semua begitu abu-abu untuk ditebak.

"Apa karena Sean bukan anak mama?"tanya Sean hati-hati.

Mawar mengeleng. "Karena kamu anak Karina."

Karina adalah mantan istri Lucas yang sudah meninggal ketika melahirkan Sean. Sebenarnya mereka bisa menerima Sean di keluarga ini, namun karena Sean adalah anak dari sebuah perzinahan membuat mereka menolak mentah-mentah.

Sean sadar diri, ia tahu pasti semua orang terkejut dengan terbongkarnya rahasia ini terutama galaksi. Ah iya dimana galaksi? Biasanya Galaksi orang yang paling khawatir jika terjadi sesuatu dengan Sean.

Sean kembali menghela nafas, ia tahu bagaimana hancurnya hati Galaksi. Dulu Galaksi pernah bercerita ibu kandungnya meninggal karena melahirkan anak selingkuhannya, dan Galaksi sudah berjanji akan membenci anak itu.

Dan sekarang ia sudah tahu jika itu adalah Sean, apakah Galaksi akan tetap membencinya?

"Maa tapi Sean nggak mau tinggal dan  sama papa."suara Sean jelas terdengar menahan tangis.

"Untuk beberapa hari kamu harus tinggal bersama papa kamu, tapi kalau kamu nggak nyaman telpon mama. Nanti mama bantu cariin tempat tinggal."

Sean mengangguk perlahan, meskipun mawar tidak menatap ia tahu jika mawar masih bisa melihat pergerakannya.

Ia berusaha bangkit untuk mengambil kopernya, "ma, Sean pergi dulu."

Mawar masih tidak ingin melihat kearah Sean. Biar bagaimanapun Sean hanya bisa pasrah, karena ini adalah hal yang pantas ia dapati.

Namun mengapa masalah terus mendatanginya, bahkan masalah Ilene kemarin belum jelas sama sekali. Dan hari ini ada masalah baru yang telah merubah hidupnya.

Keluarnya Sean dari kamar bersamaan dengan Galaksi, saat Galaksi hendak masuk lagi Sean dengan cepat mengengam pergelangan tangan Galaksi.

"Kak."

Laut Pelarian (Tahap Revisi);Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang