bertahan;

1.2K 172 47
                                    


7 Bulan berlalu.

Setelah memarkir mobilnya di tempat parkir, Galaksi berlari sekencang mungkin. Hari ini ia bangun kesiangan karena harus mengejar deadline tugas yang selalu ia tunda.

Alhasil ia harus memikirkan apa yang akan ia katakan pada dosennya nanti.

"Awassss."teriak Galaksi ketika melihat perempuan yang membelakanginya menghalangi jalan.

Brrukk

"Aahh shiit." Galaksi segera bediri karena ia sudah menjadi bahan tontonan saat ini.

Ia segera bergerak kearah perempuan yang ia tabrak tadi. "Sori ya, Lo nggak papa?" Tanya galaksi khawatir.

Perempuan mengangkat kepala setelah merapikan rambutnya, dia kaget ketika tahu siapa yang menabraknya.

"Kak gala."

"Haerim."

Galaksi membantu perempuan itu yang tidak lain adalah Haerim berdiri, sudah sangat lama ia tidak berjumpa dengannya.

"Sori ya gue tadi buru-buru."

"Santai aja kak, gue cuman nyungsep dikit doang."balas Haerim becanda.

Mendengar jawaban Haerim Galaksi tertawa sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Ah iya kak, dari dulu gue mau nanya Sean ke kakak. Seannya belum balik ya dari Tiongkok?"tanya Haerim.

Senyum di bibir Galaksi perlahan memudar, ia sudah mewanti-wanti akan pertanyaan seperti ini.

Setelah kejadian itu, mereka mengatakan kepada semua orang bahwa Sean sedang menjalankan pengobatan mental di Tiongkok. Alasan yang mereka ambil cukup masuk akal dan di terima semua orang, karena mereka juga tahu bagaimana mental Sean sebelum Galaksi menjadi saudaranya.

"Ahh itu, gue juga nggak tau. Luka masa lalu Sean terlalu dalam, kita berdoa aja ya semoga Sean cepat sembuh dan kumpul lagi sama kita."jawab Galaksi memberi senyum ke Haerim.

Haerim diam sebentar, "tapi ya kak beberapa hari lalu gue liat orang mirip kayak Sean di jalan, cuman...

Mata Galaksi membulat mendengar apa yang Haerim katakan.

"Cuman apa."potong Galaksi cepat.

"Cuman penampilannya agak berantakan, terus jalan nggak pake alas kaki."

Hati Galaksi mencelos mendengar ucapan Haerim. "Aaah mungkin salah liat kali, nggak mungkinlah Sean kayak gitu."

Haerim mengangguk pelan. "Iya juga sih, setelah gue pikir-pikir nggak mungkin juga itu Sean. Sean kan orangnya rapi, mana mungkin jadi kyknya gitu."

"Nahkan itu Lo tau, yaudah gue kekelas duluan ya. Udah telat."galaksi menepuk lengan Haerim lalu kembali berlari.

"Hati-hati kak, jangan la---ri."ucapan Haerim tidak terdengar lagi karena lari Galaksi sangat laju.

🚌🚌🚌

"Minggu nanti kita ke bar yuk, udah lama nggak ketemu Reko."Ryan membuka suara, saat ini mereka berada di perpustakaan menemani Galaksi yang sedang menjalani hukuman karena telat masuk kelas.

"Lah pada ngelamun semua."ucap Ryan sambil menatap galaksi dan Arhan bergantian.

"Woyyy."Ryan berteriak membuat mereka berdua menatapnya jengkel.

"Ganggu aja Lo, nggak liat gue lagi nyatat tugas dari pak Moh."keluh Galaksi.

"Lagian pake telat segala."

Laut Pelarian (Tahap Revisi);Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang