⇒chapter 3 《佐野》

1.6K 178 8
                                    




~Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Happy Reading~


Oeekkk oeekkk

Pukul dua belas malam, seluruh penghuni Kediaman Sano terbangun, karena suara tangisan si bayi, yang sangat kencang.

Shinichiro yang pertamakali bangun, langsung menggendong sang anak, dan menimangnya.

Manik hitamnya menatap sang bayi, yang masih setia menangis, tetapi tak sekencang tadi.

Di periksa nya popok sang putra.

" Nggak penuh. " Gumamnya.

Lalu kembali berfikir.

" Tadi barusan minum susu. " Gumamnya kembali, mengingat rutinitas Shinjiro sebelum tidur adalah meminum susu.

Brak!

Terbukalah pintu kamar pria itu, terlihat kedua adiknya dengan wajah mengantuk.

" Kenapa Shiro nangis? " Tanya Mikey dengan suara serak.

Perlahan pemuda itu mendekati sang kakak, diikuti Emma di belakangnya.

Tak lama setelah itu, sang kakek ikut masuk kedalam kamar ayah Shinjiro itu.

" Ada apa Shin? " Tanya sang kakek.

Shinichiro hanya menggeleng, jujur ia tak mengerti alasan sang putra menangis, di tengah malam seperti ini.

" Aku tidak mengerti kenapa Shiro menangis tiba-tiba, padahal sebelumnya tidak pernah seperti ini. " Ucapnya.

Sang kakek yang mendengar itu, langsung mendekati sang cucu dan cicitnya.

" Kau sudah memberinya susu? "

" Sudah. "

" Memeriksa popoknya? "

" Sudah. "

Keduanya terdiam, menatap Shinjiro yang perlahan meredakan tangisannya.

Mikey yang berada di sebelah kasur sang kakak, langsung merebahkan dirinya di atas kasur itu.

" Aku mengantuk. " Gumamnya.

Perlahan pemuda itu menutup kedua matanya, kembali kedalam alam mimpinya.

Berbeda dengan Emma, yang kembali ke kamarnya, setelah Shinjiro kembali tenang.

Shinichiro menatap datar Mikey, yang tidur diatas kasurnya, dan memeluk boneka dinosaurus milik Shinjiro.

" Untung adik. " Gumamnya.

Manik hitamnya beralih kepada Shinjiro yang telah tenang, tetapi tak kunjung tidur.

Sementara sang kakek, telah kembali ke kamarnya.

Kini ayah muda itu, tengah mencoba menidurkan sang anak.

Perlahan ia bersenandung, dan menimang sang putra.

Manik ruby Shinjiro menatap sang ayah, yang kini tengah menyenandungkan sebuah lagu tidur.

" selamat malam putraku, mimpi indah cahayaku. Papa akan selalu di sisimu. Tumbuhlah menjadi pemuda yang sukses. Raih mimpimu.
Dan ingatlah selalu, bahwa papa akan selalu bersamamu, mendukungmu, dan berdoa untukmu.
Papa menyayangimu putraku. "

Bisiknya, lalu memindahkan sang putra yang telah tertidur, di atas kasur bayi.

Kini Shinichiro berganti, menatap sang adik yang setia tertidur di atas kasurnya.

Perlahan tangannya terulur menggoyangkan tubuh Mikey.

" Hey bangunlah, tidur di kamar mu sendiri. " Ucapnya.

Mikey terbangun daru tidurnya, dengan mata yang masih tertutup.

Perlahan pemuda itu beranjak dari tidurnya, dan berpindah menuju kamarnya.

Shinichiro menutup pintunya, dan kembali berbaring di atas kasur.
Setetes air mata jatuh, membasahi pipi pria itu.

Entah kenapa tiba-tiba ia memiliki firasat buruk, yang akan terjadi di masa depan.

Ia sangat takut meninggalkan sang putra, maupun ditinggalkan oleh sang putra.

Helaan nafas terdengar dari pria itu.

Dengan cepat dirinya segera menghilangkan firasat buruk itu, dan kembali tidur.

" Papa tidak akan meninggalkan mu, papa akan melihat mu tumbuh menjadi pria dewasa, menikah dengan seorang gadis, dan memiliki seorang anak. Itulah impian papa mu saat ini, dan selamanya, Shinjiro. "









Hai! Bagaimana kabar kalian semua?

Hahahaha, Zen nggak tau mau ngomong apa.

Pokoknya jaga kesehatan kalian ya.
Sampai jumpa di chapter selanjutnya.

By by.

Sekian dulu dari Zen jangan lupa untuk vote dan comment ya guys.

Salam dari Zen ⚡

Father And Son ( Sano Shinichiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang