⇛chapter 34《佐野》

639 80 1
                                    










" Ayo kita pulang...... ke Tokyo. "

Shinjiro yang sedang menonton tv, di kejutkan oleh ajakan mendadak orang itu.
Ia menoleh ke orang yang berada di sebelahnya, menatap orang itu berbinaf binar.

" beneran? " tanyanya, di balas anggukan sekaligus senyuman oleh orang itu.

Shinjiro berseru senang, sudah satu setengah tahun berlalu, sejak mereka meninggalkan Tokyo.

" Kapa kita akan berangkat? " tanya Shinjiro dengan kepala yang di miringkan.

Tangan orang itu tak kuasa menahan dirinya untuk tidak mengelus kepala Shinjiro.

" Besok pagi. Maka dari itu, sekarang kuta harus bersiap-siap! "

Shinjiro mengangguk dengan antusias, lalu turun dari sofa dan berjalan menuju kamarnya, di ikuti oleh orang itu.

Orang itu mulai mengambil koper yang ada di bawah kasur kamar Shinjiro, lalu membukanya dan memasukkan seluruh baju milik Shinjiro.

Anak laki-laki itu, ikut membantu orang di depannya untuk memasukkan bajunya kedalam koper.

Telapak kaki kecil itu bergerak bolak-balik untuk mengambil baju.

Tak lama kemudian mereka telah selesai.
Orang itu menggendong Shinjiro, dan membawanya ke wastafel yang berada di kamar mandi.

" waktunya gosok gigi, cuci muka, cuci tangan, cuci kaki, setelah itu tidur. "

Shinjiro mengangguk dan mulai melakukan rutinitas malamnya. Orang itu mengawasi Shinjiro dari ambang pintu, dengan kedua tangan terlipat di depan dada.

Ia memperhatikan Shinjiro yang sedang menggosok giginya, lalu berkumur.

Shinjiro berbalik menatap orang itu, seraya memperlihatkan giginya yang putih bersih tanpa adanya noda sedikit pun.

Orang itu mengangguk, dengan senyuman yang tak hilang dari bibirnya. Ia memperhatikan Shinjiro yang sedang mencuci kedua tangan, juga kakinya.

" Sudah selesai! " Shinjiro berjalan mendekati orang itu, lalu mengangkat kedua tangannya ke atas, pertanda ingin di gendong.

" Sekarang, ayo tidur. " ucap orang itu dengan lembut, seraya menepuk pantat Shinjiro agar tertidur.

Shinjiro meletakkan kepalanya di pundak orang itu, yang terasa sangat nyaman. Perlahan kedua kelopak matanya mulai tertutup.

" oyaseminasai. " orang itu berucap dengan suara bisikan, agar tak membangunkan Shinjiro.

Ia berjalan menuju kamar Shinjiro untuk menidurkan anak laki-laki itu, di atas kasur.
" sweet dream. "

Cup

Satu kecupan mendarat di dahi Shinjiro. Orang itu, memakaikan selimut kepada Shinjiro, sampai batas leher. Lalu berjalan keluar, tak lupa sebelumnya ia mematikan lampu kamar, dan menutup pintunya.

Ia masuk kedalam kamat miliknya, meng-istirahatkan tubuhnya di atas kasur. Tangan kananya meraba sekitar kasur, mencari keberadaan ponselnya.

Ia menatap langit langit kamar, lalu menelfon nomer seseorang.

" Dō shita nda, sanzu? "

Di sisi lain, seorang pria bersurai hitam dengan tatapan kosongnya. Menatap sebuah pigura yang berisi foto seorang bayi berumur satu tahun.

" Sudah dua tahun berlalu, dimana kamu Shiro? " lirihnya dengan air mata yang menetes dari pelupuk matanya.

Kantong mata hitam terlihat jelas di bawah matanya.

" Shinichiro, waktunya untuk makan malam. " ucap seseorang dari balik pintu.

Prua itu hanya mengabaikan ucapan orang itu, dan memilih untuk tetus menatap wajah sang putra.

Tangan kanannya terulur untuk mengambil pigura itu, dan mengelus foto sang putra dengan hati-hati.

" maafin papa.... papa nggak bisa jadi orang tua yang baik buat kamu.. " ucapnya dengab air mata yang terus menetes.

Ia selalu berpikir, orang tua macam apa dirinya... tak dapat melindungi sang anak.... tak dapat melakukan apapun untuk anaknya. Bahkan jika ia mati nanti, ia merasa malu dengan sang istri karena tak bisa menjaga putra mereka dengan benar.

Ya.. sejak awal ia tak dapat melakukan atau memberi apapun untuk Shinjiro.

" terakhir kita bertemu... adalah dua tahun lalu. Papa penasaran dengan wajahmu sekarang, bagaimana keadaan mu disana? Apa kau makan dengan teratur? "

" Papa ingin bertemu dengan mu, membesarkan mu layaknya seorang ayah membesarkan anaknya. Memberimu kasih sayang... segalanya akan papa berikan, asalkan kau kembali, Sano Shinjiro.... "

" Papa akan selalu menunggumu, papa yakin kau masih hidup.. di manapun kau berada, kau tetaplah seorang Sano Shinjiro, putra Sano Shinichiro dan Sano Erina. "

' Papa menyayangimu, selalu....... '












TBC.....

Father And Son ( Sano Shinichiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang