⇛chapter 31《佐野》

718 94 4
                                    


Izana baru saja kembali setelah membeli es krim, sekaligus ke toilet. Kedua matanya melebar ketika tak menemukan Shinjiro di kursi taman.

" Shiro!! " Ia berteriak, berlari mencari keberadaan Shinjiro. Tak memedulikan es krim yang sudah jatuh menyentuh tanah.

Maniknya bergetar, ia benar-bebar khawatir dwngan bayi berumur dua tahun itu. Izana mengeluarkan ponselnya, menelfon Haitani bersaudara juga Kakucho untuk meminta mereka membantunya mencari Shinjiro.

" Shiro.... kamu dimana? " tanyanya lirih, maniknya berkaca-kaca siap untuk meneteskan air mata.

Dirinya mencoba untuk berpikir positif. Tetapi hal itu gagal.

Tatapannya menelusuri sekitar, sampai akhirnya melihat seorang pria bersurai hitam, tengah berbicara dengan anak laki-laki dengan surai hitam dan manik ruby.

Tanpa mengucapkan apapun, Izana langsung berlari kearah mereka dan memeluk bayi itu erat. " Yokatta, Shiro Iza-nii caiin kemana aja? " tanyanya dengan suara bergetar menahan tangisan.

Tiba-tiba saja Shinjiro menangis dengan kencang, lalu membalas pelukan Izana.
" Gomen, Gomennasai. "

Izana segera menggendong Shinjiro lalu berbalik, menatap pria yang sedang berbicara dengan Shinjiro tadi.

" maaf mengganggu waktu anda. " ucapnya Dengan datar nan dingin, lalu melenggang pergi.

Tetapi, Pria itu langsung memegang batu kiri Izana. " Bayi itu, Shinjiro-putra ku bukan? " tanyanya dengan suara kecil.

Izana hanya diam tak menjawab.
" Kenapa anda bertanya seperti itu? " Izana bertanya kembali dengan suara dinginnya.

Ia berbalik menatap manik hitam pria itu.
Tangannya menepuk pelan punggung Shinjiro yang tertidur di gendongannya.

" kenapa kau mengambil Shinjiro? " Tanya pria itu datar.

Izana pun mulai menceritakan kejadian dua tahun yang lalu. Sama persis ketika ia menceritakannya kepada Ran.

" jadi, Sano Shinichiro. Semua itu terjadi karena kelalaian keluargamu. " Ucap Izana datar.

Tubuh Shinichiro bergetar hebat, air mata jatuh dari kedua pelupuk matanya. Ia tak bisa menyalahkan siapapun.

Tetapi setidaknya ia harus bersyukur karena Shinjiro tumbuh di lingkungan yang tepat. Sayangnya bayi Sano itu tak pernah mengetahui wajah Ayahnya.

Selama ini yang di tau Shinjiro hanyalah Izana, Kakucho, dan Haitani bersaudara, juga beberapa orang yang tak terlalu dekat dengannya.

Izana segera pergi dari sana, cuaca terlalu dingin hal itu tak cocok dengan kulit Shinjiro yang sangat sensitif ketika terkena udara musim dingin.

" Izana! " Kakucho memanggil Izana, membuat pemuda itu berbalik.

Kakucho bersama Haitani bersaudara berjalan mendekatinya juga Shinjiro. Manik ke tiga pemuda itu menatap Shinjiro yang berada di gendongan Izana.

" dimana kau bertemu Shiro? " tanya Kakucho.

" Aku menemukan Shiro sedang berbicara dengan anak-anak kecil lain. " Izana berbohong, ia tak mau mereka mengetahui pria yang bertemu dengan Shinjiro.

Keempat pemuda itu akhirnya memutuskan hntuk pulang ke apartemen Izana.

" Biarkan aku yang menggendong Hiro. " Ucap Rindou di angguki oleh Izana.

Dengan perlahan Rindou mengambil Shinjiro yang berada di gendongan Izana. Senyuman lembut terbit di bibirnya ketika melihat wajah imut Shinjiro ketika tidur.

Pipi tembam Shinjiro membuatnya ingin menggigitnya.

" Kawai~ "

Ran yang berada di samping Rindou hanya diam memperhatikan adiknya.

" Izana, " panggilnya membuat pemuda Kurokawa itu menoleh.

" Bagaimana jika Shinjiro kutukar dengan Rindou? "
















TBC.....

Father And Son ( Sano Shinichiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang