~Happy Reading~
Pada sore harinya Takeomi mengajak Shinichiro dan Shinjiro untuk berjalan jalan mengelilingi taman.
Untuk kali ini Takeomi tak merokok sama sekali, karena adanya bayi di dekatnya.
Shinjiro yang berada di kereta bayinya hanya diam, dengan empeng berwarna biru di mulutnya.
Angin sore membuat sang bayi perlahan tertidur.
Hal itu tentu saja di sadari oleh kedua pria itu. Shinichiro tersenyum kearah anaknya itu, lalu menyelimutinya sampai batas perut.
" Kau telah menjadi orang tua yang baik Shin. " Ucap Takeomi tiba tiba.
Shinichiro hanya tersenyum dengan menatap wajah tenang sang anak.
" Aku harus menjadi ayah dan ibu sekaligus, untuk Shiro. Aku tak ingin putraku tak merasakan kasih sayang ibu. " Ucapnya.
Tangan kanannya terulur mengelus kepala sang anak.
Keduanya lanjut berjalan, lalu duduk di sebuah kursi taman.
" Kau tak ingin mengunjunginya makam Erina? " Tanya Takeomi kepada sahabatnya itu.
" Ingin, tetapi saat ini Shiro adalah prioritas utama ku. Shiro belum di perbolehkan untuk pergi terlalu jauh. " Ucapnya.
" Aku merindukanmu Erina. " Gumamnya dengan kedua mata yang berkaca-kaca.
Pria itu sangat merindukan sosok sang istri, bagaimana juga mereka baru bersama selama 11 bulan.
Kenangan indah mereka lalui bersama walau hanya dalam waktu singkat.
Tak terasa matahari sudah mulai tenggelam, pertanda malam akan tiba.
Kedua pria itu memutuskan untuk pulang, dengan Shinjiro yang masih tertidur pulas.
Shinichiro masuk kedalam kamar, lalu memindahkan Shinjiro keatas kasur.
Tak lupa memberi dua guling di samping sang bayi, agar tak terjatuh.
Pria itu mengecup sekilas dahi sang anak, lalu kembali menemui Takeomi.
" Kalau begitu aku akan pulang Shin. " Ucap Takeomi, lalu mematikan rokoknya.
Maniknya menatap Shinichiro yang bersender di salah satu motor.
" Jaga ponakan ku baik baik, jangan lupa juga jaga kesehatan mu. " Pesanannya lalu melenggang pergi, bersama motornya.
Shinichiro hanya mengangguk, lalu menutup bengkelnya dan bersiap siap untuk memasak makan malam.
Baru ingin memasuki kamar mandi, pria itu di kagetkan oleh suara tangisan Shinjiro.
Langsung saja ia berjalan menuju kamar.
Ia gendong sang putra dengan perlahan, dan menimangnya.
Shinjiro terbangun dari tidurnya, manik Ruby berkaca-kaca itu menatap sang ayah.
Shinichiro yang tak kuat dengan keimutan sang putra, langsung mencium pipi tembam itu bertubi-tubi.
Hal itu membuat Shinjiro merasa geli, tersenyum imut.
" Mau ikut papa masak nggak? " Tanya Shinichiro.
Sang putra mengangkat kedua tangannya, menyentuh dagu sang ayah.
Pria Sano itu membawa sang anak menuju dapur, lalu memindahkannya ke kursi bayinya.
Shinichiro memasak sambil memperhatikan sang putra yang tengah bermain.
Tak lama kemudian makan malam telah siap, pria itu menikmatinya sambil memangku sang putra.
Sesekali Shinjiro mengusik acara makan malam sang ayah.
Hal itu membuat Shinichiro merasa gemas, akhirnya menaruh kembali sang putra di atas kursi bayinya.
Malam ini diakhiri oleh Shinichiro yang harus tetap terjaga, karena Shinjiro yang menolak untuk tidur.
" Akan ku lakukan apapun untuk putra ku. "
TBC .. .. .. ..
Terimakasih sudah membaca.
Jangan lupa vote teman teman!Salam dari author Rei ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Father And Son ( Sano Shinichiro )
Fanfiction( Sano Shinichiro ) Tokrev -HIATUS+REVISI- Father and Son Writer: Author Rei & Zen S1: End_26 November 2021-16 May 2022_ S2: _22 June 2022-.................._ Tokyo Revengers ©️ Ken Wakui