⇛chapter 19《佐野》

926 124 1
                                    




~Happy Reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~Happy Reading~





" Shilo akan cekolah? "

Izana mengangguk sebagai jawaban. Pemuda Kurokawa itu tengah menyiapkan makan malam untuk bayi yang kini tengah mengoceh.

" Apain cekolah? " Sudah ke-lima kalinya Shinjiro melontarkan pertanyaan yang sama. Hal itu membuat Izana gemas.

" Memangnya Shiro nggak mau ketemu teman? " Tanya balik Izana.

Shinjiro hanya diam tak mengeluarkan suara, lalu mengangguk.

Tak lama kemudian makanan telah siap. Izana menghampiri Shinjiro yang tengah menonton animasi favoritnya.

Semangkuk bubur bayi ia letakkan di depan Shinjiro, yang terduduk di atas baby seat nya.

" Yey, mamam! " Izana tertawa kecil mendengar seruan menggemaskan bayi Sano itu.

Pemuda itu fokus memperhatikan Shinjiro yang tengah makan, dengan belepotan. Ia membiarkannya saja, toh nanti bisa di bersihkan. ia mulai membiasakan Shinjiro untuk memakan makanannya sendiri, tanpa disuapi.

Kecuali jika Shinjiro sedang sakit.

Hal itu sudah terjadi sejak Shinjiro berumur sebelah bulan.

Perhatiannya teralihkan kepada rambut Shinjiro yang telah memanjangkan. Sudah berkali-kali ia mencoba untuk membujuk Shinjiro agar memotong rambutnya, tetapi selalu gagal. Bayi Sano itu akan mengangis kencang, apa bila ia di paksa untuk melakukan suatu hal, yang tak diinginkannya.

" Rambut Shiro sudah tambah panjang. Yakin nggak mau potong rambut? "

Pertanyaan itu kembali dilontarkan oleh sang paman, manik Shinjiro berkaca-kaca. Lalu menggeleng cepat. Setetes air mata jatuh, tetapi tak ada isakan.

Melihat hal itu, Izana langsung cepat cepat menghapus air mata Shinjiro dengan jarinya.

" Nggak kok, rambut Shiro nggak bakal di potong. " Ucapnya.

Ucapan Izana dapat menenangkan Shinjiro. Bayi itu kembali melanjutkannya aktifitas makannya, dengan tenang tanpa adanya gangguan.

" Dasar. "

Izana mengalihkan perhatiannya kepada ponsel, yang berada di genggaman nya. Ia tengah berkontak dengan Kakucho.

" Nii nii. "

Sebuah suara imut, membuat Izana menoleh dan tersenyum lembut.
" Hm? Ada apa? "

Kedua tangan Shinjiro mengangkat mangkuk yang telah kosong, dan menunjukannya ke Izana. " Abis. " Izana mengaga tak percaya, baru saja ia tinggal Shinjiro sebentar, bayi Sano itu telah menghabiskan makannya dalam waktu cukup singkat.

Tatapan terkejut itu, di gantikan oleh tatapan lembut. Izana menggendong Shinjiro, lalu menurunkannya di lantai. Tangan kirinya mengambil mangkuk yang telah kosong, dan tangan kanannya menggandeng tangan kiri Shinjiro.

keduanya berjalan kearah dapur.

" Sekarang waktunya cuci mulut, sama cuci tangan. Habis itu ganti baju, lalu tidur. " Ucapnya, hanya di angguki oleh bayi itu.

---

Waktu berjalan begitu cepat, sehingga tak terasa bahwa bulan telah tergantikan oleh matahari yang bersinar cerah.

Seorang bayi gembul menggeliat di balik selimut, yang menutupi tubuhnya. Di sampingnya terdapat seorang pemuda yang masih terlelap dalam mimpi.

Kedua kelopak mata sang bayi terbuka, Memperlihatkan manik Ruby yang bersinar terang. " Niiii~ "

Izana terbangun dari tidurnya, dan langsung di sungguhi oleh Shinjiro yang terduduk di sebelahnya.

Senyuman lembut menerkah dibibir sang pemuda. Kedua tangannya memegang Shinjiro, dan menaruhnya di atas perutnya.

Berat Shinjiro cukup membuat Izana kesusahan untuk bernafas.

" Kamu berat ya. " Gumamnya, agar tak di dengar oleh Shinjiro.

Sementara sang bayi hanya menunjukkan tawa kecilnya, yang terlihat sang imut. " Waaa! "

" Tadi Shilo mimpi ketemu cama Dino. Telus Shilo main baleng Dino, yang besal banget. Telus Nii tau? Shilo ketemu cama seolang paman. paman nya tau nama Shilo. paman nya pangil Shilo 'putla-ku' . "

Ocehan Shinjiro hanya di tanggapi senyuman oleh Izana. Mendengar kalimat terakhir Shinjiro, membuat Izana merasakan firasat buruk.

Kedua tangannya memeluk tubuh mungil Shinjiro, cukup erat. Shinjiro masih terus bercerita, dengan tubuhnya berbaring di atas dada bidang Izana.

" Shiro nggak bakalan tinggalin Iza-nii kan? "

Pertanyaan Izana menghentikan ocehan Shinjiro. Sang bayi terlihat kebingungan, dengan pertanyaan tiba tiba Izana.

" Ya! Shilo atan sama Nii Nii telus. "

Satu kecupan mendarat di dahi Shinjiro. Pelukan Izana semakin erat, ia memberikan banyak kecupan di wajah Shinjiro.

" Arigatou. "







TBC. . . . .

Father And Son ( Sano Shinichiro )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang